curhatibu.com

Allahu Akbar! Kita menang, kawan! Allah menyayangi kita,..


Ada kemenangan lain yang harus diperjuangkan. Ya,...kemenangan lain yang harus diperjuangkan.

Kemenangan itu menuntut perjuangan yang lebih. Lebih dan lebih. Sumber daya yang lebih, pun strategi yang lebih tersimpul rapi lagi. Konsep yang jernih, dan eksekusi yang terencana taktis. Saran kemenangan yang harus rajin ditangkap atau digali, dari lahan dan tanah manapun! Ya, sungguh butuh perjuangan lebih, dan lebih,... sungguh butuh perjuangan lebih.

Namun tak mengapa,..justru di sanalah, potensi cemerlangmu akan terasah, dan lebih terasah. Pemikiran berlianmu lebih tampak kemilaunya,...karena pemikiran itu akan dipaksa keluar menembus selaksa gelap yang memang harus diterangi olehmu,..

Mungkin ini membuat kita sedih,..sungguh sedih,..karena apa yang kita perjuangkan ‘direbut’ oleh yang lain,...lahan ke surga kita diambil sebagian,..dan sedih, karena ada hal yang salah dengan jalan kita selama ini,..

Apakah terlalu bersantai? Terlena dengan setiap nyaman yang dirasa, hingga terkadang terabaikanlah satu atau dua bagian nilai dakwah yang seharusnya ditanamkan.

Mungkin juga terlena atas kedamaian yang ada, hingga tak sadar, sebenarnya militansi dan perjuangan selama ini hanya terhitung ‘biasa saja’. Pengorbanan selama ini hanya skenario belaka, tanpa greget apalagi ikhlas untuk jihad di jalanNya...

Mungkin, juga, kenyamanan keadaan membuat strategi yang dijalankan tak sepenuhnya teratur. Hanya mengikut generasi sebelumnnya, tanpa perbaikan yang seharusnya dilakukan. Karena terlalu nyaman dengan yang ada, padahal ada api di balik sekam. Hingga sekarang terlihat bahwa api itu dengan cepat membakar ketika diberi sedikit saja ruang sumber nyalanya.

Banyak evaluasi yang harus dilakukan,..termasuk evaluasi diri. Diri yang begitu rapuh. Rapuh dalam penghambaan pada Rabbnya,.. Rapuh dalam harap dan takut padaNya. Merasa tenang berjalan, hingga melupakan bahwa mungkin justru ini adalah ujian dariNya. Bukankah ujian tak selamanya berupa hal yang menyakitkan? Tapi justru di sinilah diri sering tergelincir. Ibarat berjalan di jalan tol, akan lebih mudah pengemudi itu mengantuk dan akhirnya terjadi kecelakaan, karena jalan yang dilalui lurus-lurus saja, tanpa halangan berarti, karena jalan tol=bebas hambatan. Tapi jika kita berjalan di jalan yang rame, melewati pasar kaget, tak akan kita mengantuk. Karena kita selalu waspada atas apa yang ada di hadapan, samping kanan, kiri, dan belakang kita. Pun juga kisah seekor monyet yang erat berpegangan pada batang pohon ketika angin kencang berhembus. Hingga dia bisa bertahan dalam dekapannya pada pohon tersebut. Sebaliknya, ketika angin mereda, hingga berhembus semilir, membuat monyet terlena dan akhirnya terlepaslah pegangannya itu...

Ada muhasabah yang harus kita lakukan, atas setiap niat yang mungkin tidak sepenuhnya benar selama ini,.. ada muhasabah atas cara yang disusun selama ini,.. ada muhasabah atas penjagaan ruhiyah masing-masing kita selama ini,.. ada muhasabah atas erat renggangnya ukhuwah penguat barisan ini,.. ada muhasabah atas kemampuan kita dalam mendasar pijakan kita melangkah selama ini,.. ya, ada muhasabah atas ketidaksiapan menghadapi ujian kenyamanan yang diberikan Allah,... Ada muhasabah,..yang tak boleh luput kita jadikan perhatian. Karena selama ini mungkin itu yang terlalai. Bahwa dakwah ini serius,..bukan sekedar permainan skenario atau drama,... seperti itulah,...

Sebuah pesan singkat kemudian datang,...
“Bismillah,... Ini adalah hari kebangkitan!!! Ikhwahfillah, ini adalah hari kebangkitan! Kebangkitan umat dari tidur panjangnya, kebangkitan umat dari istirahatnya yang melenakan. Begitu lama kita berada dalam zona aman sehingga sangat mungkin telah disorientasi jalan kita. Begitu lama kita dinyamankan, sehingga bisa saja kita lupa akan tujuan kita. Ini adalah hari kebangkitan untuk kembali pada manhaj dan asholah gerakan. Mari bekerja! Ini yang terbaik. Terjadi di jaman kita, itu tanda bahwa kita bisa memikulnya. Eratkan ukhuwah! Intansurullaha yansurkum wayutsabbit aqdamakum,..” Allahu akbar! Allahu akbar! Allahu akbar! Allah maha besar,..!!!

Dan kemudian,..sebuh pesan singkat dari saudari yang lain,..
“Jika semua yang kita ingini harus kita miliki, darimana kita belajar keikhlasan? Jika semua yang kita mau harus terpenuhi, darimana kita belajar kesabaran? Jika doa kita langsung dikabulkan, bagaimana kita memaksimalkan potensi diri? Jika kehidupan selalu bahagia, bagaimana kita mengenal Allah lebih dekat? Tetap yakin bahwa dia memberi yang kita butuhkan, bukan yang kita mau,..”

Subhanallah,..begitu indah alur hidup yang Dia berikan pada kita,.. pun ketika tak bisa kita memilih zaman dan kondisi di dalamnya, Allah memberikan keadilannya dengan memberikan orang-orang terbaik yang insya Allah siap menghadapi tantangan yang lebih berat ini,...

Saudariku,...perjuangan kita sesaat lalu telah membuktikan bahwa begitu manisnya perjuangan ketika kita semua berpadu dengan tujuan yang sama, dengan cara yang sesuai kapabilitas diri kita,... begitu manis perjuangan ketika kita merasakan getir, senang, lelah, tangis, tawa, dan sebagainya bersama.. begitu manis bukan?

Maka inilah, sekali lagi, Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk merasakan manisnya perjuangan bersama dalam satu barisan yang kokoh,...kita kokoh dan lebih kokohkan lagi bangunan ini! Tugas dan perjalanan kita masih sangat panjang. Tidak sebatas lingkup lingkaran kita sekarang, namun untuk dakwah yang lebih luas,...demi kemenangan yang sesungguhnya. Kemenangan dakwah,... yaitu ketika syariatNya, aturanNya, dapat merasuk dalam hati tiap tiap insan,... insya Allah,.. kita bersama menguatkan diri kita, dan menguatkan kedekatan kita pada Rabb kita,. Karena itu senjata kita,..karena Allah tujuan kita bersama,...bukankah begitu, saudariku?

Mari sejenak kita lantunkan doa pengikat hati kita,...
“Sesungguhnya Engkau tahu bahwa hati ini tlah berpadu, berhimpun dalam naungan cintaMu. Bertemu dalam ketaatan, bersatu dalam perjuangan, menegakkan syariat dalam kehidupan. Kuatkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukilah jalan-jalannya, terangilah dengan cahyaMu yang tiada pernah padam, Ya Rabbi, bimbinglah kami. Lapangkanlah dada kami dengan karunia iman dan indahnya tawakal padaMu. Hidupkan dengan ma’rifatMu, matikan dalam syahid di jalanMu, Engkaulah pelindung dan pembela.”

Sungguh, mari merasakan betapa sayangnya Allah pada kita,..kita kita masih terus di-minta- -diingatkan- belajar,. Belajar untuk lebih baik,..belajar untuk ikhlas,..dan belajar untuk lebih mendekatkan hati pada Allah (Bumi Allah,..2011)

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)