curhatibu.com

Mengapa Harus.....?

Sebagai pengingat, atas apa yang akan, atau sedang kita lakukan. Al Qur'an surat Saba ayat 28, bahwa Rasul diutus untuk seluruh manusia, memberi kabar gembira dan peringatan.

Sayyid Qutb memberi nasehat bahwa perlunya kita mengisi hidup untuk sesuatu yang berguna, yaitu #dakwah. Jika kita hidup untuk memperjuangkan Islam, maka usia kita akan lebih panjang dari kehidupan kita di dunia (keberkahan)

Masing-masing kita adalah mutiara yang potensial dalam #dakwah.

Mengapa harus ber#dakwah?


Islam adalah agama untuk semua orang. Mereka harus (berhak) beroleh pengajaran Islam. Rasa cinta kita terhadap seluruh umat manusia terwujud dalam #dakwah, bahkan pada orang non-muslim sekalipun. Sungguh, saat ini hampir tak ada yang tidak mengenal Islam, minimal melalui internet mereka mengetahuinya. Padahal, tidak akan masuk surga kecuali orang Islam. Maka, mereka yang tidak bersyahadat akan dibawa ke neraka. Meskipun mereka "mengaku" tidak pernah tau agama Islam. Ada informasi yang sedikit diterima oleh mereka yang (belum) mengenal Islam. Maka, tugas kita adalah menyempurnakan informasi tersebut. Sebagai wujud sayang kita pada mereka, supaya mereka mengerti kebenaran Islam, lalu bersyahadat. Dalam Q.S Al A'raf 158, disebutkan bahwa Rasul Allah (Muhammad) diutus untuk semua orang, tidak ada pengecualian. Maka butuh banyak orang yang siap mendakwahkan agama ini. Baik orang Islam sendiri, maupun orang non-Islam.

Bahwa Dakwah ini adalah amalnya para Nabi dan Rasul. Kemuliaan yang diberikan kepada Nabi dan Rasul, salah satuunya adalah karena mereka berdakwah. Maka, jika kita ingin beroleh kemuliaan itu, turut berdakwahlah. - Beban yang diberikan kepada nabi dan rasul adalah berarti beban yang diturunkan juga kepada umatnya. bukankah kita telah bersyahadat, bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah. Maka, kita pun harus turut menjalankan apa yang beliau lakukan, berdakwah. Tiada satu detik pun terlewat, kecuali untuk dakwah.

Setiap umat ada nabinya. Bagaimana kerusakan, umat, peristiwa itu akan selalu berulang. Jadi tidak ada yang mengatakan, "Ah, sekarang mah sudah tidak seperti jahiliah, kenapa masih harus berdakwah juga?"

Ingat bahwa kerusakan adalah lebih menarik daripada kebaikan. Ia selalu lebih dapat menarik minat manusia untuk masuk ke dalamnya, dengan beraneka cara. Maka, semua orang akan sangat berpotensi melakukan kerusakan. Nah, jika kemudian tidak ada pembanding perihal2 kerusakan itu dengan sesuatu yang lebih menarik hati manusia, maka semua manusia pastinya akan terperosok ke dalamnya. maka, tugas kita adalah memberikan pembanding kerusakan, berupa kebaikan dan amalan shaleh.

Dakwah itu seperti kapal. Ada dek bawah, ada dek atas. Orang yang berada di dek bawah kalau ingin minum atau mengambil air pastilah harus naik ke atas. Nah, orang-orang yang tidak ingin repot, dan hanya memikirkan dirinya sendiri, bisa-bisa tidak naik ke atas, tapi justru membuat lubang di dek bawah kapal tersebut. Toh, mereka kan ada di bawah, sehingga air lebih berlimpah. Inilah yang tidak hanya merugikan para pelaku kerusakan, melainkan juga kepada pelaku kebaikan, karena tidak ada yang mengingatkan atau menasehati para penghuni dek bawah untuk mengambil air dari atas. Inilah, kita butuh dakwah. Untuk menyelamatkan diri kita, keluarga dan masyarakat kita. 

Meninggalkan dakwah adalah kedzaliman. Apa definisi kedzaliman? Meninggalkan sesuatu yang baik kepada yang buruk. Ingat kisah nabi yunus yang putus asa mendakwahi umatnya yang tidak jua tersadarkan? Langsung mendapat peringatan oleh Allah dengan ditelan oleh ikan. Apa doa yang kemudian dilantunkan nabi yunus saat berada di dalam perut ikan? "Laa ilaa ha illa anta, subhanaka inni kuntu minadzdzaalimiin" . Kedzaliman yang dimunculkan dimulai dengan kedzaliman pribadi seperti turunnya ruhiyah (gampang stress, menyerah, dsb); lalu dzalim pada keluarga, masyarakat, dst. Keshalehan itu lawan dari kedzaliman // mengerjakan dakwah itu lawan dari meninggalkan dakwah. Maka, harus memilih salah satu, mengerjakan dakwah (shaleh), atau meninggalkan dakwah (dzalim). Gampangnya, manusia itu tidak boleh meninggalkan dakwah, karena ia akan dzalim.

Lawan dari kedzaliman adalah istiqamah. Modal besar istiqamah adalah berdakwah. Mengapa? Karena dengannya kita akan termotivasi untuk melakukan apa yang kita katakan. Minimal, kita malu untuk melakukan hal terlarang yang pernah kita sampaikan. Teringat surat As Saff, kabura maktan,  bahwa inilah tarbiyah yang diberikan. Membuat kita jangan sampai tidak melakukan apa yang telah kita katakan. Maka, ketakutan atas ayat ini, bisa disalahartikan untuk tidak usah berdakwah, nanti Allah murka kalau kita tidak melakukan apa yang kita katakan. Atas hal ini, bisa kita katakan bahwa orang yang tidak ingin mendakwahkan kebaikan berarti ia berniat melakukan kemaksiatan. 

Tentang dakwah, ada pelajaran berharga dari sebuah ayat dalam surat Yusuf 108, yaitu :
1. dakwah itu berarti mengikuti nabi
2. beban yang disampaikan rasul adalah risalah (kewajiban menyampai risalah) bagi umat
3. berdakwah itu menambah pengetahuan

Dakwah itu untuk kita bisa masuk surga. Kita lihat, dalam at taubah 111, bahwa Allah telah membeli harta dan jiwa dengan balasan surga. Syaratnya, harus berjihad di jalan Allah, baik hasilnya bagus ataupun gagal dalam membawa orang kepada kebaikan.

Bagaimana trik berdakwah di lingkungan masyarakat yang beraneka ragam?
Dakwah itu, menurut Fathi Yakan, adalah dua kata kunci, yaitu Menghancurkan dan Membina. Bagaimana maksudnya? Ketika kita berdakwah dalam suatu masyarakat, artinya ada sesuatu yang ingin kita perbaiki di sana. Maka yang pertama kita lakukan adalah menghancurkan hal-hal yang merusak mereka. Kemudian kita bina kebaikan-kebaikan kepada masyarakat tersebut. Nah, dakwah yang pertama kali harus kita sampaikan adalah mendakwahi orang supaya tsiqah kepada kita, atas apa yang kita lakukan. Salah satu caranya adalah dengan memperbagus bacaan tilawatil Qur'an.

Mana yang lebih penting dalam dakwah, apakah melalui lisan, tulisan, amalan, atau yang lain?
Sebagaimana sunnah, di mana terdapat ucapan Rasul, perbuatan, dan diamnya Rasul, yang mana di antara ketiganya tidak ada yang dilebihkan atau disisihkan posisi pentingnya, maka, begitupun dakwah. Tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk antara aneka sarana dakwah tersebut. Dakwah itu menyeluruh, tergantung dengan kondisi. 

Bagaimana tanggapan Ustadz terhadap fenomena banyaknya harakah dakwah di Indonesia ini?
Sikapi dengan persaudaraan. Karena PR Dakwah itu sangat banyak. butuh sangat banyak orang untuk mengerjakannya. Masing-masing harakah memiliki konsentrasinya tersendiri. Ada yang cenderung memperdalam ilmu aqidah, fiqh. Ada yang berafiliasi terhadap terbentuknya khilafiah, ada yang berdakwah melalui jalur politik, dan sebagainya. Semua harus kita dukung, selama landasan yang dibawa adalah Al Qur'an dan Hadits. Nah, makanya kita perlu tahu, harakah mana yang sesuai, mana yang tidak. Untuk apa? untuk kita tahu bagaimana memperlakukan mereka, apakah kita dukung, atau kita bina, kita bersamai, atau kita hilangkan (jika sesat). :)

Bagaimana menyikapi saudara-saudara kita yang tadinya sudah mengerti/paham, tapi lupa? 
Ingatkan. Ingat bahwa dakwah itu wajib, termasuk di antaranya memotivasi dan mengingatkannya. Tidak perlu merasa sungkan, takut atau terlalu khusnudzan kepada teman kita. Nasehat menasehati tidak juga tergantung siapa yang lebih tinggi dari siapa, melainkan siapa yang terlebih dahulu menyadari ada kesalahan/pelanggaran yang dilakukan saudaranya. 

Bagaimana mewarisi ruh perjuangan orang terdahulu yang sedemikian luar biasa?
Ingat bahwa dunia ini selalu berulang (peristiwa, kekurangan, kebaikan, dsb), maka ingatlah hari-hari di mana ada semangat yang tumbuh di sana. Hal ini akan kembali memotivasi kita. 

(diambil dari kajian jum'at 5 januari 2013)


Sumber Gambar : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioN3XLwLwBhQzJhc-F6TzsmoCYerJcS57rbmhmg_B081Ghemqr31gprawCi8FHnWdEFUeXrvkthTGfI80wPyAtRHH2OKH1eBApfueR68qrmc9nRwlvzlUJN34hMGeRyGy4ZZi3z49Z2Q/s1600/jalan-dakwah.jpg




Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)