curhatibu.com

Peluang Pahala Dari Hal Mubah


"Carilah akhirat, jangan lupakan dunia" VS "Carilah dunia, jangan lupakan akhirat"

Mungkin terlihat sama ya, tidak melupakan keduanya. Dunia dan akhirat. Namun, jika kita cermati lagi, ternyata sangat berbeda maksudnya. Hal ini terkait prioritas yang diambil, dunia atau akhirat. 

Pernyataan pertama, "Carilah akhirat, jangan lupakan dunia". Prioritas yang diambilnya adalah akhirat. Sedangkan dunia, hanya sebagai sesuatu yang tidak boleh dia lupakan ketika sedang mencari akhiratnya. Nah, pernyataan kedua, "Carilah dunia, jangan lupakan akhirat". Prioritas yang diambilnya adalah dunia. Sedangkan akhirat, hanya sebagai sesuatu yang tidak boleh dia lupakan ketika sedang mencari dunianya. Beda ya. Kita termasuk yang mana nih?

Baiknya sih kita termasuk yang pertama. Mengapa? Karena pernyataan pertama itu menyadari bahwa kehidupan akhirat lebih panjang, dan kehidupan dunia tidak ada apa-apanya. Bukti yang sederhana, banyak kan kita saksikan seorang yang sudah dikuburkan ratusan tahun; padahal usianya di dunia hanya puluhan tahun saja. Dan itu hanya di alam kubur. Belum masa-masa berikutnya. 

Nah, kemudian timbul pertanyaan, bagaimana cara supaya kita bisa menjadi golongan pertama? Toh, kita kan mau tidak mau harus tetap berpikir dunia, karena saat ini kita hidup di dunia. 

"Perbanyaklah niat-niat kebaikan dalam melakukan perbuatan mubah", kurang lebih demikian dijelaskan ulama dalam kitabnya. Mengapa? Karena sungguh, peluang seorang muslim untuk beroleh pahala itu sangat banyak. Terlepas dari perbuatan fardhu dan sunnah yang pasti beroleh pahala dari Allah, niatan kebaikan pada hal mubah juga bisa menjadi peluang kita berburu pahala. Sungguh, setiap gerak-gerik seorang mukmin tidak pernah lepas dari peluang pahala. 

Ketika makan, misalnya. Sebelum makan, kita sudah meniatkan makan kita, "Ya Allah, saya makan supaya kuat beribadah padaMu", "Saya makan supaya terjaga kesehatan, sebagaimana yang Engkau perintahkan", "Saya makan supaya bisa menuntut ilmu". Setelah itu, kita makan dengan posisi tidak bersandar, sebagaimana Rasulullah juga tidak suka bersandar ketika makan. Lalu kita makan dengan tiga jari, sebagaimana Rasul, kita niatkan juga untuk mengikuti sunnah Rasul. Kemudian tidak ada satu suapan pun melainkan kita membaca basmallah, dan menguca hamdallah, tanda syukur atas rizki yang telah diberikan Allah. Kita makan pun tidak kebanyakan, mengikuti anjuran Rasul, "makan setelah lapar, berhenti sebelum kenyang". Menyisakan sepertiga untuk air dan sepertiga lagi untuk udara. Usai makan kita berdoa pada Allah, "Alhamdulillahilladzi ath'amana....dan seterusnya", mengucap syukur dan berdoa untuk diberikan keberkahan dari makanan yang masuk, serta diberi kekuatan dalam beribadah setelahnya. 

Allahu Akbar. Baru makan saja, ketika kita niatkan dan tata hati kita, banyak sekali pahala yang kita dapatkan.. Allah baik ya.. Makanya, jangan lupa untuk meniatkan kebaikan (untuk beroleh pahala, mengikuti sunnah, melaksanakan perintah, dsb) atas hal-hal mubah sekalipun. Hehe.. seringnya kita melakukan saja rutinitas rutinitas mubah tersebut, dan kosong tanpa niat kebaikan. Padahal itu hal-hal  yang baik, dan berpeluang beroleh pahala jika meniatkan yang mubah itu karena Allah. 

Oh ya, mengingatkan sejenak, mubah adalah kita dibolehkan memilih antara mengerjakannya atau meninggalkannya, dalam arti salah satu tidak ada yang diutamakan. Tegasnya, tidak ada pahala, tidak ada siksa, dan tidak ada celaan atas berbuat atau meninggalkan perbuatan yang dimubahkan. Hehe.. itulah makanya ulama menyampaikan untuk kita meniatkan karena Allah atas perihal mubah itu. Supaya kita beroleh pahala dari Allah, karena meniatkannya untuk ibadah.


Btw, selain makan, ada yang lain juga koq. Misalnya minum. Kita mengikuti Rasul dengan minum sembari duduk, dengan tangan kanan. Lalu berpakaian, kita berdoa dan meniatkan itu untuk menutup aurat, dan seterusnya. Bahkan ke kamar mandi pun bisa menjadi ladang kita beroleh pahala. 

Koq bisa? Ya. Kita berdoa sebelum masuk kamar mandi. Kita meniatkan untuk membersihkan diri. Kita lalu menaati adab di kamar mandi, misal masuk dengan kaki kiri, tidak berbicara di kamar mandi, tidak menghadap kiblat, dst. Lalu berdoa lagi setelah keluar.  Wow.. Kalau ke kamar mandi saja dapat peluang beroleh pahala, bagaimana dengan keseharian kita, menuntut ilmu, bekerja seharian, membaca buku, dsb. Kita niatkan untuk Allah. Gitu.

Inilah yang disebut dengan "Carilah akhirat, jangan lupakan duniamu". Apapun yang kita lakukan, meskipun hal yang mubah, selalu berorientasikan akhirat. :) Sehingga tak hanya dunia kita dapat, tapi akhirat yang menjadi tujuan utama juga kita peroleh. 

InsyaAllah. Semoga Allah memberi kita petunjuk dan mengingatkan kita untuk melaksanakan hal tersebut di atas. Dan Allah menerima pahala amal kita :) Aamiin...

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)