Adalah satu hal yang pasti, bahwa seorang muslim yang tidak ada halangan, wajib berwudhu. Mengapa? Karena ia harus shalat. Kecuali wanita yang ada halangan. Minimal, orang tersebut harus berwudhu saat shalat.
Wudhu merupakan ibadah yang sangat agung. Banyak pahala dan
keutamaan yang dijanjikan. Wudhu adalah ibadah yang berdiri sendiri; jadi
seseorang boleh saja berwudhu meskipun ia tidak hendak shalat atau mengerjakan
ibadah lain.
Wudhu merupakan syarat sahnya
shalat. Rasulullah menjelaskan tata caranya, dan kita dituntut melakukan
seperti yang Rasul lakukan, sebagaimana sabda beliau : “Barangsiapa melakukan
suatu amalan tidak ada tuntunan dari kami, maka amalan itu tertolak”. Termasuk
wudhu.
Sahabat nabi yang terkenal suka
menjaga wudhu : Bilal Bin Rabbah.
Dan dengan amalan tersebut, ia memperoleh keutamaan, mendapat tempat di surga
dan terdengar suara terompahnya di surga. Tidaklah Bilal berhadats, melainkan
ia akan menjaga wudhu, lalu melakukan shalat 2 rakaat, atau semampunya.
Tidaklah menjaga wudhu, kecuali
orang mukmin (orang beriman). Sebisa mungkin kita jaga, meskipun bukan
merupakan suatu kewajiban.
Wudhu adalah ibadah yang pasti
mendapat pahala selama kita melakukan dengan ikhlas dan sesuai dengan petunjuk Nabi.
Wudhu juga memberikan pengaruh unsur duniawi yang besar.
Ulama dan pakar kesehatan menjelaskan bahwa orang yang sering berwudhu
memperoleh kekebalan terhadap penyakit
yang lebih besar daripada yang jarang berwudhu. Tentunya kan kita pakai air,
dan kebersihan terjaga; dan yang dibasuhpun bagian-bagian tubuh yang terbuka,
dan rentan terkena kotoran saat kita berinteraksi atau keluar rumah.
Ibnu Umar berpendapat, “Ia selalu
berwudhu setiap kali shalat, meskipun wudhu tidak batal”.
Keuntungan ukhrawi : Allah menjanjikan pahala yang besar bagi seorang yang menjaga wudhunya, di akhirat
nanti.
Apabila seorang hamba mukmin
mengerjakan wudhu, lalu ia membasuh wajahnya, maka berguguranlah seluruh
kesalahan dari kedua matanya bersama tetesan air yang terakhir. (kenapa tidak dosa lisan? Karena mayoritas dosa
dari mulut itu tidak cukup dihapus hanya wudhu, tapi harus bertaubat .
kebanyakan adalah dosa besar. Bahkan dengan istighfar saja, dosa besar tidak
gugur, apalagi hanya dengan wudhu)
Adab Berwudhu
Mulailah dengan basmallah. Tidak ada shalat bagi yang tidak ada
wudhu, dan tidak wudhu bagi yang tidak menyebut nama Allah –membaca basmallah-.
Sebagian ada yang bilang wajib, ada yang bilang sunnah. Meskipun melihat dari
hadits, lebih dekat kepada wajib membaca basmallah. Al Imam Bukhari berpendapat
bahwa perkara yang membatalkan wudhu saja (berhubungan intim) dianjurkan
membaca basmallah, maka untuk wudhu ya harus baca basmallah.
Berhemat dalam penggunaan air. Disebutkan dalam hadits bahwa Rasul
berwudhu dengan 1 mud air (1 kali cidukan tangan orang dewasa = 300mL).
Penyempurnaan wudhu. Sebagian orang ada yang asal-asalan; tidak
membasuh sempurna wajah, tidak membasuh sampai ke siku, dll. Maka, siramkan air
ke seluruh anggota-anggota tubuh, agar tidak tersisa satu bagian tubuhpun yang
tidak terkena air. Rasul bersabda, “Sempurnakanlah wudhu, celakalah tumit-tumit
yang tidak tersentuh air wudhu dengan api neraka”. Keutamaan menyempurnakan
wudhu dalam kondisi payah (air sangat dingin, dll) : Nabi bersabda, “Maka
kalian aku tunjukkan satu amalan yang Allah akan menghapus kesalahan, dan
mengangkat derajat, yaitu tetap menyempurnakan wudhu dalam keadaan yang sulit”
Mendahulukan bagian sebelah kanan. Sebagian ulama mewajibkan hal ini.
Kalau membolak-balikkan anggota tubuh, ada hadits yang menyatakan bahwa Nabi
pernah berwudhu tanpa berurutan; tapi tetap Nabi mendahulukan anggota tubuh
sebelah kanan. Yang tidak ada urutan kanan kirinya : kepala, wajah, dan
telinga. Ini adalah bentuk penghormatan atas bagian kanan, karena kanan identik
dengan penghormatan. Kita tau di ayat Quran ada ayat, orang diberi kitab dari
sebelah kanan – tanda kebaikan.
Meneladani wudhu Nabi Saw. Disebutkan dalam hadits, “Rasul meminta
air, lalu mencuci telapak tangan, kumur-kumur, memasukkan air ke hidung,
membasuh wajah, mencuci tangan sampai siku, membasuh kepala sekaligus telinga,
dan mencuci kaki”, lalu siapa yang mengerjakan wudhu seperti ku tadi, lalu dia
melakukan shalat 2 rakaat tanpa berkata-kata dalam hati (lalai), maka Allah akan
mengampuni dosanya di masa lalu. Wudhu 1x, 2x, atau 3x, dan tidak boleh lebih
dari itu. Kecuali pembasuhan kaki -> boleh lebih dari 3 kali (tanpa jumlah
tertentu). Berdasarkan hadits Yazid bin Abu Malik. Salah satu hikmahnya adalah
karena kaki adalah tempat yang lebih kotor ketimbang anggota tubuh yang lain,
maka dibolehkan mencuci lebih dari 3 kali.
- Berkumur : bertujuan membersihkan mulut dan gigi. Akan sangat mengganggu jika di mulut masih ada makanan yang kita makan. Ini mengganggu kita, dan orang sebelah kita juga. Rasul bersabda, “Seandainya tidak memberatkan umat beliau, niscaya beliau akan memerintahkan umatnya bersiwak setiap kali hendak berwudhu”. Dalam berkumur, hendaklah memasukkan air dengan sungguh-sungguh : yaitu berkumur-kumur – memasukkan air ke dalam mulut, lalu menggerak-gerakkannya, bukan masuk lalu hanya memuntahkan saja. Kecuali kita sedang berpuasa. Rasul bersabda, “Sempurnakanlah wudhu, dan sela-selailah antar jemari, dan bersungguhlah memasukkan air; kecuali engkau sedang berpuasa”
- Menyela-nyelai jari tangan dan kaki. Jika Cuma disiram saja, tidak akan masuk ke sela. Rasul menyela-nyelanya dengan jari kelingking.
- Menyela-nyelai jenggot. Yaitu dengan berusaha menyampaikan air ke seluruh bagian jenggot. Khawatir ada bagian kulit di bawah jenggot yang tidak tersentuh air jika tidak disela-selai.
- Membasuhkan air pada kedua siku. Terkadang kita lalai pada bagian yang terletak di ujung. Rasul memutar tangan beliau, sehingga dipastikan siku terkena.
- Mengusap rambut kepala sampai ke tengkuk.
- Membasuh telinga : boleh dipisahkan dari membasuh kepala, tapi harus bersamaan, bukan kanan dulu baru kiri. Mengapa? Karena kedua telinga itu termasuk ke dalam bagian kepala.
- Memperhatikan pembasuhan tumit. Tumit harus dipastikan sudah terkena air. Sebagian malas membungkuk, dan membasuhkan ke tumit, sekedar disiram
- Doa sesudah berwudhu. Hal ini merupakan pertanda hubungan terus menerus dengan Allah, kita membaca Asyhadu Alla ilaaha illallah wa asy hadu anna muhammadan abduhu warasuluh, Allahummaj’alni minat tauwabina waj’alni minal mutatahhirin à dibukakan baginya pintu-pintu surga, dan silakan masuk melalui pintu mana saja ia suka. Atau ada doa lain, yaitu seperti doa penutup majelis, “Subhanaka allahumma, dst”, keutamaannya : ucapan itu akan dituliskan pada lembaran, diletakkan pada bingkai yang tidak akan patah dan hancur pada hari kiamat.
- Mengerjakan shalat 2 rakaat setelah berwudhu bagi yang berkesempatan melakukannya. Keutamaan : dari hadits à wajib baginya surga; atau Allah akan mengampuni dosanya di masa lalu.
Post a Comment