curhatibu.com

Jangan Mudah Memberi "CAP"

Benarlah.. Jangan berharap cap iman, jika belum datang ujian. Memberi cap kepada diri itu mudah. Pun memberi cap untuk orang lain, teramatlah mudah. Menganggap diri lebih baik, atau menganggap buruk perilaku orang lain. 

Sering sekali kita membaca, mendengar, menyimak, bahkan mempelajari dan begitu mudahnya menyebarkan aib kesalahan-kesalahan orang lain. Berkata, "Dasar dia itu koruptor! Tukang suap! Dia penjahat!" bla bla bla. Berusaha mencari-cari berita yang menguatkan pendapat tersebut. Berusaha mengorek-ngorek informasi dari manapun untuk meyakinkan diri atas perilaku para penjahat itu. Belum lagi, komen sana sini mengatakan, "Iya ya, koq dia kayak gitu! Bener-bener penjahat!"

Well... Mungkin benar. Dan bisa jadi memang demikianlah faktanya. Lalu cap penjahat begitu mudah kita lekatkan pada orang-orang tersebut. 

Ya, sehari-hari kerjaannya mencari-cari hal-hal "seru" yang patut untuk diperbincangkan dan diobralkan. Nge-cap sana nge-cap sini. Termasuk nge-cap diri bahwa diri tak mungkin melakukan hal yang sama dengan apa yang 'penjahat' itu lakukan. 

Teringat nasehat para ulama, "Jangan melakukan hal-hal yang tak penting kita lakukan. Jangan mendengarkan hal yang tak ada gunanya untuk kita. Jangan membicarakan hal-hal yang bukan urusan kita." Dan kita sering terjebak dengan hal itu. 

Keterjebakan itu kemudian membuat kita lupa diri. Merasa mereka, orang-orang yang ditangkap; orang-orang yang mengenakan jaket tahanan, orang-orang yang dicari-cari oleh wartawan untuk masuk top news; adalah orang-orang yang lebih buruk dari kita. Kita menganggap mereka orang yang tidak bisa menahan diri, yang hanya bisa menghambur-hamburkan uang, yang tujuannya beroleh jabatan hanya untuk memperkaya dunianya. Kita menganggap mereka orang-orang yang merusak dan menghancurkan bangsa ini!

Lagi-lagi; mungkin benar, dan bisa jadi memang demikian adanya. Tapi, yang jadi masalah di sini adalah : "Cap" yang kita lekatkan pada orang lain tersebut. 

Pertanyaannya : 
"Apakah kita sudah pernah mendapati situasi yang dialami orang-orang tersebut?"
"Apakah kita sudah pernah menolak pemberian suap orang lain pada kita?"
"Apakah kita sudah pernah berada pada kondisi ditekan sana sini?"
"Apakah kita sudah pernah mengalami situasi maraknya praktek KKN di sistem yang kita ada di dalamnya?"
"Apakah kita sudah pernah menjadi orang yang dengan terang-terangan dan dengan kekuatan yang kita miliki, melakukan satu dua hal untuk melawan segala pelanggaran?"
"Apakah kita sudah pernah dihadapkan pada iming-iming kehidupan dunia yang demikian menggiurkan?"
"Apakah ini.. apakah itu..?"

Masih banyak lagi pertanyaan yang lain. Mungkin cukuplah dulu pertanyaan di atas. Kita coba jawab; dan jika belum, mungkin kita perlu mempertanyakan pada diri, "Apakah saya bisa lebih baik dari orang-orang yang sudah saya 'cap' itu; ketika mendapati situasi-situasi demikian?"

Tulisan ini hanya sebagai koreksi, introspeksi diri sendiri; introspeksi pada hati yang sering banyak menyalahkan, menge-cap, menjelekkan, bahkan menyebarkan aib. 

Memang benar, kita harus membenci segala kejahatan dan perilaku kerusakan. Tapi jangan sampai itu membuat kita memberikan cap-cap tertentu pada mereka. Karena kita tidak akan pernah tahu kedudukan orang tersebut; kita tidak tau kedudukannya di hadapan Allah. Bisa jadi, seorang penjahat kelas kakap di akhir hidupnya menjadi ahli surga karena pertaubatan. Bisa jadi, seorang alim di akhir hidupnya menjadi ahli neraka karena kesombongan atas dirinya. Heu.. Dan kita tidak tau seperti apa akhir hidup kita. Kita pun tidak tahu seperti apa skenario kehidupan kita berikutnya. Baik atau lebih buruk yang cap-cap kita tadi. 

Maka tugas kita adalah, bekerja sebaik-baiknya; dan berdoa pada Allah semoga senantiasa mendapat perlindungan dari Allah atas segala perilaku tercela; dan kita beroleh akhir hidup terbaik nantinya. 

So, STOP kasih cap ke orang lain! Apalagi menyebarkan aib kesalahan orang lain. Bukankah pernah kita dengar, "Siapa yang menyebarkan keburukan orang lain, maka ia tidak akan mati sebelum ia pun mendapati dirinya beroleh keburukan sama yang disebarkan oleh orang lain". 

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)