curhatibu.com

Penjelasan Rukun Iman Kepada Anak : Iman Kpd Allah


Menjelaskan bahwa Allah itu Ada
Supaya anak benar imanya kepada Allah, maka hal pertama yang harus diajarkan kepada anak adalah “Allah itu ADA!”. Jika kita mengajarkan rumah itu ada, mudah; karena kelihatan wujudnya. Jika kita ingin mengajarkan sepeda itu ada; mudah juga. Lalu bagaimana cara mengajarkan bahwa Allah itu ada? Apakah anak bisa melihat, meraba, memegang Allah? Tentu tidak bisa. Di sinilah kewajiban kita sebagai orang tua untuk menjelaskan sesuatu yang tidak kasat mata yang tidak bisa dirasakan indra, tapi sesuatu itu ada. Jawabnya : Kita menjelaskan keberadaan Allah dengan cara melihat makhluk ciptaan Allah.
Misalnya suatu saat kita ajak anak jalan-jalan keluar rumah. Minta anak melihat ke atas, ada langit. Melihat ke utara ada gunung. Melihat ke selatan ada sungai yang mengalir. Lalu tanyakan kepada anak kita, “Nak, di atas ada langit. Siapa yang menciptakan itu? Di depan ada sungai mengalir air, siapa yang menciptakan itu? Di sana ada belalang, siapa yang menciptakan itu?”; “Mungkinkah makhluk-makhluk ini tiba-tiba ada tanpa ada yang menciptakan?”. Atau pakai analogi, “Ini rumah apakah tiba-tiba ada atau ada yang membuat?”. “Nah, kalau rumah saja ada yang membuat, apalagi makhluk yang lebih besar dan luar biasa dari sekedar rumah, missal gunung. Siapa yang menciptakan? Allah Swt.”
Kita bisa juga menjelaskan keberadaan Allah dengan melihat keteraturan di alam. Misalnya, “Koq ga pernah ya bulan justru muncul di siang hari, dan matahari justru muncul di malam hari?”. Trus, “Kenapa ya, matahari selalu terbit di timur dan terbenam di sebelah barat?”. Pergantian siang malam, perputaran benda-benda langit, dst. “Ini semua menunjukkan ada yang mengatur! Yaitu Allah Swt”. Termasuk bagaimana teraturnya sirkulasi dalam tubuh kita.

Menjelaskan sifat Rububiyah
Bahwa kita harus meyakini bahwa satu-satunya pencipta dan pengatur alam semesta ini adalah Allah Swt (Meyakini kekuasaan Allah Swt). Selain Allah menciptakan alam semesta, Allah jugalah satu-satunya yang memberi rizki kepada ciptaanNya. Kita juga harus meyakini bahwa satu-satunya yang menghidupkan dan mematikan adalah Allah Swt.
Bagaimana cara menjelaskannya? Yaitu dengan cara dialog. Kita ajak anak piknik ke laut, diajak melihat luasnya laut dengan beraneka macam ikan di laut itu. Dan semua ini yang menciptakan satu satunya adalah Allah Swt. Lalu di malam hari, kita melihat bintang-bintang yang berjalan dengan teratur, tidak pernah bertabrakan, bumi juga selalu aman dalam perputarannya; siapa yang mengatur? Yaitu Allah Swt. Gunung, bisa mengeluarkan magma, abu; siapa yang mengatur? Allah Swt.
Sayangnya, banyak dari orang tua saat ditanya anak, “Mengapa gunung meledak?”. “Karena yang Mbaurekso lagi marah!”. Mengapa hasil panen lautan sedikit? “Karena Nyi Roro Kidul lagi nesu!”. Wew… kita harus meyakinkan anak (terlebih dahulu meyakinkan diri kita) bahwa semuanya hanyalah Allah yang berkuasa mencipta dan mengatur.
Lagi.. “Kita punya mata, siapa yang memberi kita mata sehingga kita bisa melihat?”; “Hari ini kita bisa makan enak, siapa yang berjasa?” à semuanya dihubungkan kepada Allah. Kita ajarkan dalam keseharian, dan diajarkan dengan cara yang mudah dicerna anak.

Menjelaskan sifat Uluhiyah
Uluhiyah adalah meyakini bahwa satu-satunya yang berhak disembah/diibadahi adalah Allah Swt. Setelah yakin Allah yang mencipta, mengatur dan member rizki; kita harus meyakini bahwa satu-satunya yang berhak disembah adalah Allah Swt.
Missal anak sedang sakit, lalu mengeluh pada kita. Kita ajarkan kepada anak,”Nak, kalau pengen sembuh, berdoalah kepada Allah, meminta kepada Allah”. Doa adalah praktek uluhiyah, doa adalah ibadah. Contoh lagi pas hujan yang deraaas, petir, khawatir banjir, kita ajarkan kepada anak untuk meminta kepada Allah supaya kita diberi perlindungan oleh Allah.
Maka salah satu petuah yang disampaikan kepada Ibnu Abbas, “Wahai anakku, kalau kamu mau meminta, mau memohon, mohonlah kepada Allah… kalau kamu mau meminta tolong, minta tolonglah kepada Allah”
Kasus lagi, jika anak kita sedang ujian, dan mengalami kesulitan. “Nak, kalau minta tolong kepada Allah ya.. Kalau mau mengerjakan ujian, baca doa dulu; supaya dibantu Allah..”

Menjelaskan nama dan sifat Allah
Mengapa perlu mengajarkan nama dan sifat Allah kepada anak? Supaya tumbuh rasa pengagungan terhadap Allah di dalam hati anak. Pengagungan kepada Allah ini hanya akan tumbuh jika kita mengenal Allah. Maka, dengan mengenalkan Allah kepada anak, diharapkan anak bisa mengagungkan Allah Swt.
Contoh : Allah punya nama Al Qawiyyu (Yang Maha Kuat). Darimana kita mengetahui kekuatan Allah? Dalam sebuah hadits, dan bahkan Al Quran, bagaimana Allah menciptakan tujuh lapis langit dan bumi dalam 6 hari. Langit yang sedemikian besarnya; demikian juga bumi hanya diciptakan dalam waktu 6 hari. Kalau kita membangun rumah saja bisa berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Betapa kuatnya Allah.
Di antara manfaat lain mengenal nama Allah adalah supaya tumbuh cinta dan sayang kita pada Allah. Contoh, Allah punya nama Ar Rahman : menunjukkan betapa besar kasih sayang Allah pada kita. Kita sampaikan, “Apa saja yang telah Allah berikan kepada kita..?”, nikmat-nikmat apa saja yang luar biasa ini adalah karunia dari Allah. Dan Allah tidak membutuhkan balasan jasa apapun dari kita. Kita hanya disuruh beribadah kepada-Nya. Nah, saat anak telah mengetahui kasih sayang Allah kepada kita; maka sungguh kita beribadah itu untuk menunjukkan syukur kita atas apa yang telah Allah berikan itu.
Biasanya, anak saat diajak shalat akan bertanya, “kenapa sholat?”. Kita bisa menjelaskan bahwa kita shalat supaya disayang Allah, supaya mendapat surga Allah, supaya dekat dengan Allah, dll. Ajarkan dari kecil, bahkan sejak belum baligh, entah anak mengerti atau tidak.

Catatan penting : anak itu tidak harus mengetahui dan menghafal istilah-istilah di atas. Yang penting jelaskan muatan istilah tersebut.

Sumber : di sini 

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)