curhatibu.com

27 Oktober 2020

Ada masa ketika kita lelah dengan gemerlap sosial media. Mereka, juga kita, sibuk menampilkan apa yang layak, dan membuat iri siapa yang menyaksikan. Sebenarnya apa maksud hati menyatakan segala kebahagiaan di laman itu. Untuk apa? Ah iya aku tau hati kecilku sekedar ingin beroleh pengakuan. Iya, diakui bahwa oh ternyata hidupmu bahagia, oh ternyata temanmu banyak, oh ternyata semenyenangkan itu kehidupan yang kamu jalani. Hehe... 

Dan rasanya bosan menyimak segala cerita itu. Rasanya bosan memposting kehidupan pribadi di sana. Toh, nyatanya tak beroleh respon yang diinginkan. 

Ah, begitu naif ya niatnya. Begitu rendah niatannya. Tapi, memang hati begitu sulit untuk tak merasa pongah saat pujian atau eluelu disandarkan ke diri yang bukan siapa siapa. Hati begitu mudah goyah dari syukur, saat sekelebat menyaksikan mereka lebih beruntung dengan apa yang sedang dinikmati dalam postingannya. 

Hei.. kenapa tidak kamu hentikan? Apakah ini solusi? Entahlah. Yang pasti, ada banyak peluang insecure, setiap kali laman itu terbuka. Ada banyak peluang membandingkan, antar diri dan mereka siapa pun di sana. Ah iya sudahlah, fokus dengan tugasmu di dunia nyata. Toh, nyatanya memang dunia Maya menyita waktumu. 

Cukuplah satu dua saja. Yang memang kamu butuhkan. Tidak perlu semua. Yakin, pasti lebih nyaman rasanya. Meski, seperti tak punya kawan. Hehehe.. tapi, bukankah setiap kehidupan akan selalu begitu. Orang perlahan akan sibuk dg urusannya. Teman perlahan akan merenggang, dengan segala kesibukan yang menjadi tanggung jawabnya. Maka tinggallah diri yang juga harus beranjak melaksanakan wajibat yang juga tak kunjung selesai. 

Ya, semoga kali ini bisa dipahami 

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)