Mengambil sebuah keputusan?

Aku bertanya tentangku, padanya, malam ini, “Apa yang membuatku sulit mengambil sebuah keputusan?”, kemudian lanjutku, “Ada semacam ketakutan atas penilaian orang terhadap keputusan yang mungkin aku ambil.”

Aku bertanya ini karena aku baru saja membeli buku di sebuah toko buku bersamanya, dan yang kualami adalah kesulitan menentukan buku mana yang akan aku beli. Alasannya sederhana, “Karena aku takut orang bertanya tentangku mengapa”

Dan dia menjawabku, “Aku juga pernah mengalami hal tersebut, dulu. Ya, aku juga pernah merasa kaya gitu. Namun, kalau dipikir-pikir, bukankah kita juga punya hak untuk memutuskan? Jadi ya sudah, kita punya alasan mengapa ini dan itu. Maka, beranilah untuk mengambil alasan dan keputusan itu. Dan kita harus siap dengan ekspresi menyeramkan orang yang tidak menyukai atau tidak sepakat dengan keputusan kita. Dan kita juga harus siap dengan pujian yang mungkin dilontarkan ketika orang menyukai keputusan kita. Karena hal tersebut akan melatih hati kita...”

”Melatih hati kita?” tanyaku kemudian

”Ya, melatih untuk kita berani benar, dan berani salah juga. Berani benar dengan memiliki keyakinan kuat atas setiap apa yang kita putuskan, dan berani menerima pujian yang mungkin hadir. Dan berani salah dengan mengakui apa-apa yang tidak sesuai dengan yang seharusnya. Ya, kita harus berani itu, menerima hujatan orang, atau pujian orang. Itu lebih baik melatih hati kita, ketimbang kita biarkan hati kita cengeng atas sebuah situasi...”

”Oh,..begitu,...”, ujarku dalam hati mengangguk-angguk.

Alhamdulillah, mendapat nasehat lagi dari sahabatku ini. Ya, inilah mengapa aku mencintaimu, sahabat. Karena aku bisa mengeluhkan apa yang kuresahkan, dan apa yang kubingungkan. Tanpa khawatir kamu akan menjugde ku dengan beraneka ragam tuduhan atau menghakimiku dengan bermacam dakwaan. Karena yang ku tahu, kamu akan membenarkan jika aku salah, dan memuji tanpa berlebih&tetap berusaha menjaga hatiku jika aku benar… Jzk….

Jt, 16 Juli 2011