curhatibu.com

Menang disanjung, Kalah dicaci... Garuda..., Garuda...


Untuk kali ini, pelajaran kembali kita dapat. Tatkala satu sama lain saling menyalahkan. Seolah tidak ada satupun perilaku yang benar dari pihak yang disalahkan. Meski, sebenarnya kita tau bahwa mereka telah berbuat terbaik untuk amanah yang diberikan pada mereka. Apa buktinya, ya, ketika menang, pastilah mereka dielu-elukan, diwawancara sana sani, menjadi bintang di berbagai produk iklan. Tapi sayangnya, penghargaan kepada mereka hanya ketika menang, tidak ketika kalah. Meskipun memang, pasti ada hal-hal yang salah dan harus diperbaiki dari tim mereka.

"Saya kecewa dengan mereka..."

"Apa yang mereka lakukan selama ini?"
"Kalau menurut saya, ini kesalahan pelatih yang tidak bersegera mengevaluasi pertandingan yang ada. Sudah tahu pada babak pertama lini tengah bermasalah! Mending pelatih terdahulu saja lah kalau begini!”
"Salah PSSI sih, yang gonta ganti pelatih! Sepertinya ini sudah berurusan dengan politik!"
"Ah, saya kira tidak mungkin bisa melaju lagi. Ini sudah mati, tidak mungkin lagi bangkit! Mending ditutup saja, disudahi saja, sehingga tidak perlu lagi repot-repot mengeluarkan banyak biaya untuk hal ini..."

Apa lagi? Terlalu banyak untuk didokumentasikan di sini, semua cemoohan yang ditujukan kepada tim yang masih belum berhasil meraih satu poin dalam pertandingan tersebut. Dan semua itu, tidak lain hanya semakin membuat keadaan buruk.
Masih mending, orang-orang yang menyatakan hal seperti ini,
 
"Sebaiknya, para pelatih lebih cepat mengevaluasi pertandingan yang ada. Kemudian, untuk lini tengah dan belakang lebih diperkuat, agar barisan depan mendapatkan supply bola yang cukup untuk dieksekusi menghasilkan gol”
Atau
”Untuk selanjutnya, sebaiknya, PSSI benar-benar melakukan evaluasi atas pertandingan ini. Evaluasi yang dilakukan secara menyeluruh, dari pelatih, asisten pelatih, tim GARUDA , maupun semua pihak yang berkepentingan atas hal ini. Ini sangat penting. Dan hal yang perlu dilakukan saat ini adalah bagaimana mengembalikan mentalitas dan semangat pemain dalam menghadapi laga-laga berikutnya...”
 
Atau
”Tetap berjuang, Garudaku! Masih ada waktu. Bagaimanapun hasilnya, kami tetap akan mendukungmu! Terus perbaiki semangatmu, jangan kalah sebelum bertanding, fokus dan konsentrasi!”
Sebenarnya, sama saja, mungkin, esensi antara kritik-kritik yang disampaikan. Tujuannya pun sama, mungkin. Yaitu untuk membuat tim lebih baik. Namun, hal yang membedakan adalah bagaimana hal itu dibungkus dengan sesuatu yang tidak menjatuhkan, melainkan yang mampu membangun kembali semangat yang ada. Kritik membangun. Bukan kritik yang menjatuhkan.
Kalau bicara salah atau benar, mana yang salah, mana yang benar, mungkin masing-masing pihak punya pendapatnya, pun mungkin juga apa yang disampaikan memang benar. Namun, jika hal itu disampaikan tidak dengan cara yang baik, hanya akan mendapat penentangan dari yang berkepentingan. Dianggap hal itu bukan sesuatu yang positif, melainkan sesuatu yang negatif. Dan tidak akan lagi dilanjutkan untuk mendengarkan apa yang disampaikan. Percuma, bukan?
Jadi, kalaupun punya suatu pendapat, kritik, saran, sampaikanlah dengan cara yang baik, waktu yang tepat, tujuan yang membawa manfaat, dan sampaikan benar-benar dari hati...

(Sedang belajar untuk hal itu, bagaimana lebih bijak dalam menyikapi sesuatu peristiwa...
sedih melihat apa yang dilakukan oleh publik atas kekalahan tim Indonesia dalam pra piala dunia semalam...)



Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)