curhatibu.com

Pertahankan cangkirmu agar tetap kosong!


“Pertahankan cangkir Anda agar bisa selalu kosong. Jikapun harus terisi, maka haruslah dengan hal yang positif”, demikian kutipan yang saya ambil, lagi, dari buku Dr. Ibrahim, yaitu Dahsyatnya berperasaan positif.

Sehari usai membaca dan bahkan menuliskannya dalam salah satu status fb saya, diujilah saya tentang hal tersebut. Kesimpulan yang saya dapat adalah, memang sulit tetap menjaga agar cangkir itu kosong. Ya, bukan lain, karena dalam satu waktu terkadang kita dihadapkan pada bermacam peristiwa, sedih atau senang. Dan itulah, meski sulit membiarkannya kosong, minimal mengurangi saat ia bertambah isi.

Dan itulah minimal yang pernah terjadi....meski sepertinya, telah banyak air yang tumpah karena gelas itu tak sanggup menampung tambahan air yang terus dituangkan...

Apa maksud cangkir kosong, cangkir berisi ini? Apa kita mau jualan kopi, atau mau memberikan suguhan teh untuk tamu?

Cangkir itu ibarat perasaan dalam hati setiap manusia. Air yang dituang adalah masalah, emosi, amarah, iri, dengki, dendam, dan sebagainya, yang mengisi perasaan kita itu tadi. Cangkir yang kosong adalah ibarat bayi yang tak berdosa, putih bersih. Masih murni dengan nurani yang selalu mengabarkan kebaikan, dan merasakan kebijakan dalam kebajikan.

Maka, tatkala dalam suatu rentetan waktu, kita menemui peristiwa yang membawa emosi dan amarah, ianya telah mengisi cangkir hati kita tersebut. Lalu bertemu dengan sahabat yang lebih dari kita, hingga iri dengki tercipta, maka itupun menuangkan kembali air ke dalam cangkir kita. Begitulah seterusnya.

Semestinya, saat cangkir mulai terisi penuh begitu, harus cepat-cepatlah kita kurangi isinya. Hingga tidak akan penuh. Jangan sampai mluber ke mana-mana, kepenuhan. Isinya air semua. Tidak dikurangi. Dikurangi di sini maksudnya diubah menjadi sesuatu yang baik. Siapa tahu bisa memuncullkan potensi lebih! Ubah air itu menjadi sesuatu yang lebih enak dan segar, hingga tidak mubadzir atau tergenang.

Begitulah...kurangi dengan mencoba menata perasaan kita. Karena itulah yang akan mempengaruhi efek zat yang masuk ke dalam hati, apakah ianya merusak, atau justru bisa diubah menjadi hal yang menyehatkan...

Atau seleksilah minuman yang masuk ke dalam cangkir. Jangan sampai hanya air, keruh pula. Tapi upayakan yang lebih baik, yang teramat baik, bahkan. Agar nurani tidak terkotori atau tergenangi oleh sesuatu yang tidak menarik untuk dinikmati.

Baiklah, sekali lagi, jaga terus cangkir hatimu itu... jikalah mulai penuh, kurangi, dan ubahlah menjadi sesuatu yang baik... jikalah tak sanggup, upayakan yang masuk hanyalah hal yang baik saja...

Semarang, 13 September 2011; 21:52

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)