curhatibu.com

TENTANG MENAFKAHKAN HARTA YANG DICINTAI + BERPEGANG TEGUH PADA AGAMA ALLAH (ALI IMRAN AYAT 92 DAN 102-107)


Ali Imran yang diperdengarkan saudariku ini membuat hatiku tertarik pada beberapa bagian. Apalagi, sesekali dia berhenti untuk berkisah tentang ayat yang sedang dibacanya. Dengan gayanya yang khas, dan lucu, dengan bahasanya yang sederhana.

Ali imran juz 4, dimulai sebuah ayat yang menarik untukku. Nasehat yang sangat bagus untuk kita.

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.”

Biasanya, kita itu mudah saja mengikhlaskan barang/harta kita pada orang lain, JIKA barang itu sudah kita anggap tidak lagi kita butuhkan atau sukai. Sering kan mendengar event “pengumpulan baju bekas pantas” untuk disumbangkan ke sebuah panti asuhan. Jarang kita mendengar event, “pengumpulan baju baru bagus” untuk disumbangkan ke panti asuhan atau yang membutuhkan.

Hehe… Susah mungkin ya, mengikhlaskan sesuatu yang kita cintai. Apalagi, yang baru dibeli dengan uang hasil kerja keras kita sendiri. Tapi nyatanya, begitu yang ‘di-ingat-kan’ Allah, bahwa kita tidak akan sampai pada kebajikan yang sempurna sebelum kita menafkahkan sebahagian harta yang kita cintai. Sering kan, kita dengar ada kisah hikmah, seorang sahabat yang menggunakan baju barunya, lalu ada sahabatnya yang menyampaikan rasa sukanya dengan baju yang dipakai itu, maka keesokannya baju itu dihadiahkan pada sahabat yang menyukai bajunya itu. Kita sudah sampai taraf mana ya? bahkan kadang masih juga merasa berat padahal hanya menyerahkan barang-barang yang kita sudah tidak pernah lagi memakainya. Entah dengan alasan tidak ada waktu, atau sayang karena ada sejarah atas barang tersebut.

Semestinya hal itu akan terasa sangat ringan kita lakukan, mengingat Allah telah bersumpah dalam ayat itu bahwa Allah pasti akan mengetahui apa yang kita infakkan, sekecil apapun. Apalagi, jika sesuatu itu adalah yang kita sayangi, dan sangat berharga untuk kita, pastilah keikhlasan kita mendapat balasan lebih besar dari Allah.

Well…ini baru ayat permulaan juz 4… Maaf ya, ini hanya sekedar tadabur ayat bebas yang saya lakukan. Ini bukan tafsir, karena saya bukan ahli tafsir. Ini hanya sekedar pemikiran dan apa yang saya rasakan tentang ayat ini, begitu juga dengan ayat berikutnya. Oh, ya, ini ayat-ayat yang saya bahas ini adalah yang berkesan di hati saya. Sebenarnya, semua ayat pastilah mempunyai kesan yang mendalam. Tapi, karena keterbatasan ilmu dan iman saya yang belum sempurna, maka hanya beberapa ayat yang saya rasa berkesan, untuk saat ini. Semoga ke depan bisa merasakan setiap kesan yang disampaikan ayat Allah ini… 

Selanjutnya!!!
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” Dapat dilihat pada ayat 102. (wah, pas banget dengan mp3 murattal ali imran yang sedang saya putar, pas ayat ini!) – menit 40:23

“Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat, pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu”. Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya. “ (ayat 106-107)

Mau pilih yang mana? Allah sudah berpesan jangan sekali-kali mati dalam keadaan selain beragama Islam. Apalagi, kita sudah mendapatkan keimanan ini. Pada ayat setelahnya, disebutkan ada yang wajahnya hitam muram karena kafir, dan ada yang putih berseri. Semoga kita termasuk golongan yang kedua, yang berwajah putih berseri dan berada dalam rahmat Allah (surga) dan kekal di dalamnya. Hmm… kalau dihubungkan dengan ayat sebelumnya, mungkin itu caranya kali ya?

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka…..”

hmm…  Yang mestinya kita lakukan:
1.       Berpegang teguh pada agama Allah
2.       Jangan bercerai-berai, karena dahulu Allah telah mempersatukan hatimu, mempersaudarakanmu, dan menyelamatkanmu saat berada di tepi jurang neraka
3.       Menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar – orang yang beruntung
4.      Jangan menyerupai orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas

Lanjutannya, pada sesi berikutnya yaa…. JJJJJJ go to Ali Imran 110, 118, 133, 140, 147, 154,  156, 159, 160, 165, 170, 173… banyak ya yang menarik… oke, to be continued… insya Allah… :p

PR: Kematian Nabi Sulaiman @Surat Saba’ ayat 14

Rumah Cahaya, @Hafshah’s Room, 21 November 2011

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)