curhatibu.com

Dia, dan kawan-kawannya yang berbagi


Selalu ada tempat dan waktu terbaik untuk kita berbagi. Kali ini berbagi kisah. Di tempat spesial kami. Selalu menjadi momen yang tepat untuk kami berkisah, satu sama lain. Di sana, kami sering berbagi kisah senang, pun sedih. Atau kisah hikmah, baik dari kami, ataupun dari teman-teman kami. 

Dan pagi itu, kami mendapat kesempatan itu kembali. Duduk di bawah sebuah pohon (apa ya, ndak tahu namanya), yang ada di tengah taman. Tempat itu teduh, dan menghadap sisi yang bersih dari kawasan yang kami sebut dengan 'danau'. Hehe...

Kali ini, ia berkisah, tentang kawan-kawannya yang luar biasa. 

"Ada rasa yang berbeda-beda ketika aku bertemu dengan satu kawan dengan kawan lainnya!", mungkin itu kira-kira yang ia sampaikan padaku sebagai awalan, "yang pasti, setiap mereka memberikan satu dua pelajaran yang berharga untukku".

Dia melanjutkan kisahnya...

Kawan yang pertama ia kunjungi bertanya padanya, seraya menunjukkan sebuah buku tebal padanya, "Kamu sudah pernah baca buku ini?", hmm..sepertinya, kawanku belum membacanya. :)

"Kamu harus membacanya, ini penting!".
"Meskipun, sepertinya aku tak akan konsern pada bidang ini?", tanyanya

Dan kawan pertama itu, ia ketahui adalah seorang akhwat yang sangat 'haroki'. Ia (temannya) itu seorang dosen, belum lagi kerjaan yang lain. Tak jarang ia ditunjuk dari amanah satu kepada amanah yang lain. Sibuk, sangat lah. waktu 24 jam mungkin sangat kurang baginya. Namun, temannya itu tetap aktif membaca dan mencari ilmu, terutama mengenai pergerakan dakwah. Kesibukan tidak menjadi penghalangnya untuk terus membaca dan mencari ilmu, karena justru itulah yang akan semakin memperkaya dan memudahkannya menjalani setiap amanah. Bagaimana kita bisa bekerja kalau tidak punya ilmu. Hmm begitulah kiranya. Dan ia, dari dulu sampai sekarang, tetap istiqamah, dengan segala aktivitas dan kesibukannya.

"Itu kawan pertama...", kisahnya, "kemudian aku pergi ke kota asalku. Di sana aku bertemu sahabat masa sekolah dulu"

Pelajaran yang didapat dari teman ke-dua-nya ini adalah mengenai perencanaan kehidupan. Ya, masa depan. Ia menuturkan kembali apa yang disampaikan kawannya itu padanya, "Saya sudah siap, jika nantinya saya bersama suami akan tinggal di sebuah tempat terpencil. Saya akan mengabdi menjadi guru di sana. Kemudian, saya akan menjadi ibu rumah tangga yang baik, untuk suami dan anak-anak saya nantinya..."

"Rencana hidupnya sangat jauh berbeda denganku", kata temanku memotong critanya. "Dia sederhana...semoga kebekahan hidup ada padanya..."

Kemudian ia beralih kepada kisah temannya yang lain, "Aku datang kepada mereka, kawan SMA-ku dulu", critanya sembari wajahnya menatap langit yang pagi itu membiru, "Aku melihat pancaran masa depan yang sangat cerah dari wajah-wajah mereka, dari pancaran mata, dan dari bagaimana dan apa yang mereka bicarakan"

Ia menjelaskan bahwa teman-teman SMA nya banyak yang telah sukses studinya. Ada yang sudah melanglang buana ke luar negeri, ada yang double degree, ada yang mempunyai program-program luar biasa untuk pengabdian kepada masyarakat, dan sebagainya. 

"Aku sempat minder berhadapan dengan mereka, orang-orang yang luar biasa. Tapi, semangatku menjadi semakin besar. Ya, aku nanti pun akan melanjutkan pendidikanku ke luar negeri, ke negeri sakura sana...! Dan aku harus bisa... Insya Allah", katanya sembari mengangguk-angguk...:)

Dia lalu melanjutkan perjalanan silaturahminya. Kali ini, ia bertemu dengan beberapa orang "kakak2" pembimbingnya. Kemudian mereka ngobrol di sebuah (sejenis) kafe. Dan di sana dia tahu bahwa kakak2nya itu sangat jarang masuk tempat makan seperti itu. "Mereka begitu sederhana. Berbeda denganku yang bahkan hampir satu kali sebulan aku makan di tempat-tempat seperti ini."

"Mereka, " lanjutnya, "bukan seorang yang populer, dan suka populer. Tidak banyak berbicara dan terlampau terlihat geraknya. Tapi, setiap gerak dan bicara mereka memberikan pengaruh yang luar biasa bagi kepentingan dakwah. Mungkin kesederhanaan mereka, yang memberikan kekuatan lebih atas kerja dakwah mereka, kezuhudan mereka..."

"Dan, masih ada lagi satu orang, " dia langsung melanjutkan, "adikku. Yang sering kadang nyelonong ikut mentoring denganku". 

"Ia, dengan keterbatasannya dalam bergerak, saat ini telah memiliki banyak hafalan. Hobinya setiap hari adalah membaca dan menghafal Al Qur'an. Ia tidak terlalu banyak membaca buku yang lain, tapi ia hanya membaca Al Qur'an itu. Eh iya, ia sempat bertanya kepadaku," sejenak ia menjelaskan, dan membuat kawanku itu sedikit kaget, "Tanyanya, kakak nanti target hafalan sebelum menikah berapa banyak, begitu".

Hehe... Untungnya temenku itu sudah punya planning semalam sebelumnya, sehingga bisa menjawab. "Dia orang yang keren!", ia mengakhiri kisahnya. 

Ya, keren, teman-temannya adalah orang yang luar biasa. Ada yang bersemangat dalam pergerakan dakwah, ada yang totalitas mengejar ilmu dalam pendidikannya, ada yang hidup dengan perencanaan yang tak terduga nan mulia, ada yang hidup dengan sederhana, zuhud. Kemudian ada yang begitu cinta dengan Al Qur'an. Dan pastinya, mereka orang-orang yang punya keistimewaan-keistimewaan yang tak jarang memberikan inspirasi bagi orang lain. 

Begitupun ia, temanku itu (kali ini aku bercerita tentangmu!). Dia sering mengajakku jalan, dan dalam perjalanan dia (dan aku) berkisah. Dulu, aku bukan orang yang suka berkisah (secara lisan) dan tak mudah menyampaikan apa yang ada dalam pikiran dan hatiku. Dan setiap kali pertemuan kami, dia 'melatih' ku untuk berbicara. Paling tidak, untukku lebih mampu terbuka, dan tidak menyimpan setiap permasalahan hanya seorang diri tanpa mau berbagi, hingga akhirnya tertekan sendiri. Ya, sedikit demi sedikit, sepertinya dia berhasil. Paling tidak, darinya aku belajar untuk berbagi kisah, semoga ada hikmah yang kemudian mampu aku tangkap, begitu juga orang lain. 

Karena dia (juga) orang yang senang berbagi, kepada siapapun. Berbagi kisah, yang tak jarang memberikan pelajaran berharga untukku. Dia juga (sering) menjadi contoh nyata saat aku membaca/mendapatkan suatu ilmu, tentang mentoring, regenerasi, ukhuwah, keluarga, organisasi, dan banyak hal lainnya. Hehe...Sepertinya, aku sering terlambat mendapati dan memahami ilmu-ilmu dibanding dia. Maklumlah, aku lebih muda..#ups, pembelaan diri:p

Yang pasti, saya bersyukur bertemu dengannya, dan juga dengan kawan-kawannya. Tak jarang dia pekenalkan aku dengan satu dua tiga kawan-kawannya, dan akhirnya kami pun dekat satu sama lain, meski kami hanya bertemu lewat telpon, maupun dunia maya. Ia pernah bilang, "Aku ingin, temanku itu kenal denganmu juga". Hehe...karena begitulah ia memberikan satu dua hikmah untukku, dan teman-temannya yang lain. Tak ada batasan untuk berbagi. Justru semakin luas, akan semakin banyak hikmah yang mampu kita tangkap. #semoga:)

Baiklah, terimakasih untuk setiap pertemuan dan perjumpaan, serta kisahmu pada ku..:) Semoga kita dapat kembali bersua, di tempat2 itu, untuk kembali berbagi kisah suka-duka yang pastinya memberi pelajaran berharga untuk kehidupanku dan kehidupanmu, dan kehidupan ini.. Semoga kita bertemu dalam kondisi yang lebih baik:)

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)