curhatibu.com

Ini tentang paradigma!


“Pada kenyataannya, kita melihat dunia, bukan sebagaimana dunia adanya, melainkan sebagaimana kita adanya – atau, sebagaimana kita terkondisikan untuk melihatnya. “

Kutipan apik pada bab awal buku the7habits of highly effective people. Menarik. Dan memang itulah yang ada.

Kita sering mengaku sedang menjelaskan suatu permasalahan, suatu objek. Namun, sering pula, yang sebenarnya terjadi adalah kita menjabarkan apa yang ada dalam pikiran kita. Kita menjabarkan cara kita memandang, bepikir, dan sebagainya. Sayangnya, kemudian kita dengan mudah menyalahkan orang lain atas ketidaksinkronan penjelasan mereka, dengan penjabaran kita.

Lagi-lagi terkait dengan egoisnya kita merasa benar dengan apa yang kita tahu, tanpa peduli bahwa sebenarnya masih banyak yang tidak kita tahu. Atau bahwa sebenarnya, ada hal lain yang lebih menarik dan mungkin lebih tepat terhadap suatu objek yang sama. Ya, sekali lagi, karena kita bukan menjabarkan sebenarnya objek , melainkan sedang menjelaskan isi pikiran kita.

Cukup banyak contoh yang diberikan dalam buku ini. Mungkin, kita pun sering mendapatinya dalam training-training yang kita ikuti.

Biasanya, kita diberi satu gambar. Lalu dimintalah kita menebak, gambar apa itu. Yang telontar atau terlintas di pikiran kita, pada awalnya, pastilah sesuatu yang telah kita ketahui, atau sesuatu yang telah kita miliki (lihat) sebelumnya. Nah, pertanyaannya, bisakah kita menemukan gambar lain dalam satu objek yang sama? Ternyata (seharusnya) bisa. Terkait persepsi, paradigm kita.Hanya beda cara memandang satu objek, berbeda cara menafsirkan suatu pemasalahan, dan sebagainya.

Maka, benarlah jika sering terjadi perubahan paradigm, ketika suatu saat kita (umat manusia) menemukan hal yang baru tentang objek yang sama.

Bagi Ptolomeus, astronomi besar Mesir, bumi pusat alam semesta. Akan tetapi copernicus menciptakan perubahan paradigm, yang menimbulkan pula banyak tantangan dan penganiayaan, dengan menempatkan matahari sebagai pusat alam semesta. Tiba-tiba segalanya membekan interpretasi yang berbeda. Begitu pula, bagaimana teori relativitas kemudian mengubah paradigm mengenai mesin waktu, dan seterusnya.
Satu kutipan yang penting dalam bab ini,

“Ketika orang lain tidak setuju dengan kita, kita segera berpikir pasti ada sesuatu yang salah dengan mereka. Namun, orang yang tulus dan berpikiran jernih melihat segala sesuatunya secara berbeda, masing-masing melalui lensa unik pengalamannya”

Maka, jangan mudah menyalahkan. Berdamailah dengan setiap ilmu yang kita dapat atas sesuatu, karena bisa jadi kita lah yang belum mencapai kepahaman orang lain tersebut. Mencoba melihat dengan sudut pandang yang berbeda, adalah cara terbaik untuk memahami lebih banyak atas satu objek. Karena kita, sedang ingin menjabarkan objek itu, bukan sekedar menjabarkan pikiran kita atasnya. 

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)