curhatibu.com

Sekolah Strategi Indonesia dan Hukum Pareto


Teman-teman STANers yang saya banggakan :)

ini ada sedikit oleh-oleh dari Sekolah Strategi Indonesia, buat kita semua.
Sebentar, apa itu Sekolah Strategi Indonesia?


Sebelumnya, saya ucapkan Selamat untuk 35 peserta yang lolos seleksi SSI.
Nama-nama yang berlalu-lalang dalam diskusi panitia hingga pukul 2 dini hari


Selamat! Selamat bergabung!

Tujuan
Jadi, apa sebenarnya tujuan kita hadir di Sekolah Strategi ini?
Sabar… Sebelum pertanyaan itu terjawab, ada baiknya kita baca tulisan di bawah.

Hukum Pareto – Lilin dan Korek Api
Pernah dengar hukum Pareto? Pernah?
Ya!
Hukum pareto adalah prinsip 20:80. Boleh juga 80:20. Sama saja.
-> 80% kekayaan di dunia ini hanya berputar pada 20% populasi manusia,
-> 80% keputusan di kampus atau organisasi Anda ditentukan hanya oleh 20% anggota,
bahkan,
-> pakaian yg kita pakai pada 80% kegiatan kita hanya 20% dari jumlah pakaian di lemari kita! (Bisa dicek sendiri isi lemari masing-masing :).

Teorinya, 80% keberhasilan (memang) ditentukan oleh 20% kekuatan (saja).

Nah, dari hukum Pareto ini, kita dapat menarik sebuah analogi yang sangat menguntungkan. Bahwa untuk mengubah dunia, kita hanya butuh 20% sumber daya saja. Untuk mengubah birokrasi negara, tidak perlu seluruh pegawai ditraining satu-satu sampai habis uang negara. Tapi cukup ditraining 20% orang saja.

Benar(-benar)! Hanya butuh 20% untuk memberi dampak perubahan sebesar 80%!
Sekarang kita semua sudah tahu fakta-fakta di atas, Mungkin terbersit di hati masing-masing, ada suatu panggilan yang muncul seperti, “Hmm, aku ingin menjadi yang 20%

Bagus. Tapi, tunggu sebentar…
Pernah dengar pepatah ini? “Daripada mengutuki kegelapan, lebih baik menyalakan lilin.”

Nah, pikirkanlah…

Bayangkanlah…

Benar-benar bayangkan.

Kita ada di kondisi yang penuh kegelapan yang pekat. Kita tahu kita harus menyalakan lilin. Kita tahu bahwa kita hanya butuh 20% sumber daya. Sekarang kita sungguh sangat ingin menyalakan lilin!
Maka, kita mulai mencari-cari di sekitar. Dan tiba-tiba kita bertanya,
Hei, mana lilinnya? Mana korek apinya? Di sini gelap!”  Haha. atau boleh diterjemahkan, "mulai dari mana langkah besarku?"

Begitu kan?
Begitulah.

Jika ‘kegelapan’ itu adalah keburukan, maka ‘daripada’ adalah niat baik dan semangat untuk mengubah; ‘menyalakan’ adalah cara; dan ‘lilin’ adalah alat.   

Di sini, di Sekolah Strategi ini, kita ingin belajar memiliki semuanya. Di awal pertemuan, kita pasti sudah sepakat untuk mengatakan ‘daripada’. Jadi, sekarang tinggal kita belajar bersama-sama bagaimana menemukan ‘lilin dan korek di tengah kegelapan.’

Filosofi/ Dasar Sekolah Strategi
  1. Sederhana  -> Keep it simple (and short)!
  2. Siklus transformasi/ perubahan:
1)      Punya tujuan, (yang jelas!)
2)      Menentukan cara/strategi, (di bagian ini, kita butuh fleksibel!)
3)      Mengukur, yaitu dengan:
  •     Melihat kembali tujuan: apakah tujuannya sudah/ kurang jelas?
         Jika sudah tahu tujuannya kurang jelas, kenapa masih berputar di situ-situ saja?
  •     Melihat kembali cara: apakah cara saya yang sudah/ kurang tepat?
        Oke, tujuannya sudah jelas. Tapi jika sudah tahu caranya salah, kenapa masih dilakukan? Kesalahan yang dulu        diulang-ulang lagi?
        Fleksibel lah dalam cara.

Sasaran SSI
1. Bisa menghasilkan ide yang strategis, ide besar.
Ongkos untuk berpikir kecil ataupun berpikir besar itu sama saja: GRATIS. Energi yang dipakai untuk berpikir itu juga sama saja. Maka kenapa tidak kita pikirkan yang besar! Yang strategis, yang solutif, yang ‘menyalakan lilin’. Tidak sekedar polemik.

2. Bisa menyampaikan ide.
Akan sia-sia jika kita punya gagasan yang solutif tapi tidak bisa tersampaikan. Sehingga penting untuk bisa menyampaikannya, baik secara lisan atau tulisan. Di sini, teman-teman yang tadinya punya ide tapi susah menyampaikan, nanti jadi bisa; yang tadinya ‘malu’ public-speaking, nanti jadi berani; yang tadinya susah menulis, nanti jadi mudah.

3. Mendesain pembuktian.
Mendesain cara sehingga terbukti bahwa ide-ide kita itu memang bisa diwujudkan, dan solutif!

Model Belajar
  1. Sharing dari orang-orang yang berpengalaman,
  2. Pelatihan/ training,
  3. Pembelajaran kelompok dengan bimbingan coach.

Sudah terjawab tujuannya? belum. karena memang belum disampaikan.
Visi SSI adalah mencetak 20% pelopor transformasi birokrasi di Indonesia.Bersama mahasiswa kedinasan lainnya.
Maksudnya?
Mari kita kunyah perlahan.. di pertemuan-pertemuan selanjutnya


Itu saja dulu. Oia..
Sekali lagi, selamat bergabung! :)


Saturday, January 14, 2012, @D206
01.20 pm
oleh Pak Darmawan Sigit Pranoto, The School Master of Sekolah Strategi Indonesia

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)