curhatibu.com

Ketenangan Haqiqi - Ust. Abd Gymnastiar

Tenang itu tidak akan didapat oleh dunia dan seisinya. Tenang hanya dapat didapat dengan "Mengingat dan Yakin pada Allah"

Mengapa hati bisa gelisah? Karena terlampau cinta dengan dunia (harta, gelar, pangkat, kedudukan, pujian, jabatan). Semakin cinta dunia, semakin gelisah hidup ini. Selamat menderita jika masih mencintai dunia.

SIAPAKAH PENCINTA DUNIA ITU?

Seorang yang selalu memikirkan sesuatu yang tidak ada, yang tidak dapat. tidak mensyukuri yang didapat. Misalnya : harta yang tidak dimiliki, kondisi fisik yang tidak seindah yang lain. Bukan tidak boleh punya keinginan, tapi jangan sampai diperbudak keinginan. 

Sibuk sekali urusan duniawi, tapi tidak pernah ingat Allah. Misalnya : mendengar adzan, tidak segera shalat. Tidak ingat bahwa sehebat apapun dia, akan mati juga. Tidak mau shalat dengan alasan nanti tidak ada yang ngurus kerjaannya, padahal, saat dia mati juga akan ada yang ngurus dia. Tidak mau sedekah.

Serba takut hidupnya. Seperti orang yang bersandar di kursi, ia takut kursinya diambil. Seperti orang kantoran yang musim mutasi, ia bingung dan takut sendiri kalau dimutasi ke daerah-daerah lain.

SUPAYA TENANG?

Rumus pertama adalah RUMUS TUKANG PARKIR
ia tidak pernah sombong walau mobil banyak. Diambil satu per satu pun tidak sakit hati. Mengapa? Karena ia tidak merasa memiliki, hanya merasa dititipi.

Maka, jangan pernah merasa sombong dengan apa yang dimiliki. Karena semuanya adalah titipan Allah Swt. Ingin tenang dan bahagia, maka jangan sombong, dan jangan rendahkan siapapun. Makin sering merendahkan orang, tidak akan pernah tenang. Tidak akan mulia seseorang dengan sombong.

Rumus keduanya adalah JANGAN MINDER.
Misalnya, malu tidak punya rumah sederhana? Tidak. Mengapa? Karena punya rumah sederhana itu susah sombongnya. Biaya perawatan murah. Tidak ada yang iri dan curiga. Tidak diminati maling, malah prihatin. hhe. Kalau kita bermewah-mewah, orang bukan simpati, malah curiga. Mewah itu bukan mahal. Mewah itu melampaui kemampuan, melampaui kebutuhan. 

"Maka, yang punya kedudukan (punya kelebihan), jangan sombong. Namun bagi yang tidak punya (punya kelemahan), jangan minder, terima apa adanya."

Rumus ketiga adalah jangan suka dengki dengan orang lain.
Sebab tiap orang ada nasibnya masing-masing. Kita sengsara bukan karena mikir rezeki kita, tapi kita sengsara karena sibuk memikirkan rezeki orang lain. Ingat kisah tiga orang yang terdampar, lalu datang jin, "Saya akan mengabulkan tiga permintaan kalian!". Tiga orang itu ada yang dari Paris, meminta untuk kembali ke paris karena dia punya rumah apartemen yang mewah di sana. Dikabulkannya permintaan itu. Yang dari London, juga minta pulang ke london karena ada istrinya yang cantik. Nah, orang ketiga adalah dari Jawa, saat ditanya, dia curhat, "Rumah kontrakan, belum bayar. Istri juga suka ngomel, harta tidak ada! Sebenarnya, Jin, aku tadi seneng ada kawan-kawan. Maka kembalikan saja kedua orang tadi ke sini..".Banyak orang yang tidak suka jika orang lain mendapat rezeki lebih.

Kalau ingin bahagia, belajarlah bahagia dengan rezeki yang diberikan Allah kepada orang lain.Karena tidak mungkin semua orang sama rezekinya.

Rumus keempat adalah jangan mencari rezeki dengan cara yang licik
Licik itu tidak menambah rezeki, hanya menambah aib. Karena rezeki itu hanya berakhir kepada tiga hal, yang dimakan menjadi kotoran, yang dipakai akan usang, dan rezeki yang diberikan di jalan Allah.

Yang harus kita lakukan adalah cara-cara profesional, cara inovatif, sehingga kita beroleh rezeki yang sudah dijatah, tanpa cara yang licik. Karena, walaupun ada jatah rezeki untuk tiap-tiap kita, tapi harus berupaya dengan cara yang terbaik untuk beroleh rezeki itu.

jangan takut tidak punya rezeki, tapi takut tidak punya jujur
jangan takut tidak punya rezeki, tapi takutlah tidak punya syukur
jangan takut tidak punya rezeki, tapi takutlah tidak punya sabar

karena, kita sudah ada rezekinya, hanya bagaimana kita menjemput dan menerima yang ditetapkan

Rumus kelima, adalah siap diambil oleh Allah, karena semua ada ajalnya
Ibarat kita punya gelas, maka sampaikan kepada gelas, "Gelas, kamu nanti ada waktu pecahnya. Bisa aku duluan, bisa kamu dulu..".Kalau gelas pecah, berarti rezeki untuk toko gelas. Kalau ban pecah, rezeki buat tukang tambal ban. Maka, letakkan dunia di tangan saja, bukan di hati. Agar tak sakit hati.Yakin suatu saat akan mati, suatu saat akan diambil. Agar kita belajar biasa-biasa saja dalam menyikapi kembalinya apa yang dititip Allah.

Rumus bahagia mencapai impian, dalam menjalani hidup adalah
  • Tenang
  • Terencana, karena kita akan dibimbing oleh rencana itu
  • Terampil, semua butuh latihan
  • Tertib, tidak tertib menghabiskan waktu
  • Tekun, otak kita gampang ingat jika diulang-ulang
  • Tegar, menghadapi segala ujian, cercaan, dsb
  • Tawadu', dan tiadalah orang yang rendah hati, maka Allah akan mengangkat derajatnya. Rendah hati = tidak melihat orang lain lebih rendah derajatnya dari kita.

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)