curhatibu.com

Tidakkah Kita Khawatir Atas Hal ini?

Semestinya kita khawatir. Khawatir menjadi orang-orang yang tidak mengerjakan perintah, padahal sudah mengetahui bahwa ianya perintah. Khawatir menjadi orang-orang yang malah mendekat-dekat larangan, padahal ia tahu, bahwa Allah tak suka. 

Dan, semestinya pula, kita khawatir. Khawatir jika pemahaman kita salah, berkebalikan satu dan satunya. Hingga yang  baik terlihat buruk, yang buruk nampak baik.Pun khawatir Allah tak membukakan pintu cahaya hati kita, hingga ilmu tak jua kunjung datang memahamkan diri. Bukankah jika Allah ingin kita baik, Allah pahamkan kita atas suatu ilmu? Lalu, tak khawatirkah kita, jika Allah tak membukakan ilmu itu; jika Allah tak memberi tahu kita atas sesuatu? Dan mungkin, semestinya kita pun khawatir jika kita lebih takut atas sesuatu yang masih belum pasti, dan mengabaikan hal yang sudah pasti.
Untuk hal-hal ini, saya ingin menyampaikan beberapa contoh sederhana saja, semoga bisa dikembangkan. Bukan apa-apa, sekedar pengingat dan introspeksi diri saja. 

Sudah tahu bahwa shalat itu wajib, tapi, kalau sedang dalam perjalanan, atau sedang asyik di pertokoan perbelanjaan, apalagi sedang jalan-jalan, atau nyaman menikmati pembaringan di rumah megah berkilauan, rela meninggalkannya. Memang sih, ada keringanan jika sedang dalam perjalanan. Tapi kan syarat ketentuan berlaku (jarak). Memang sih, boleh shalat di rumah (untuk lelaki), tapi kan juga ada syaratnya (hujan deras). Tapi kalau lagi belanja, kayaknya ga ada urusan udzur deh. Makanya, berdoa dulu sebelum masuk pasar, supaya dilindungi Allah, khususnya dilindungi dari lupa mengingat-Nya. 

Contoh yang lain, cari sendiri ya :)

Perihal kedua, tentang larangan. Sudah tau zina itu dilarang. Bahkan, di ayatnya adalah "mendekati zina". Lihat, baru mendekati zina, udah dilarang. Apalagi zinanya?? Allah sudah melarang ini. Sungguh, kerusakan akan terjadi dengan zina. Kerugian, diri sendiri yang mendulang. Udah tau berdua-an tidak boleh, tapi mengapa masih dilakukan? Kecuali ber-dua-annya karena sudah menapak akad, malah jadi pahala tiap detiknya. Sudah nikmat, berpahala. Kalau belum akad, sudah rasa tak nyaman (pasti ada), takut ketahuan berduaan, atau was-was mencari-cari kesempatan, apalagi lagi di tempat persembunyian,. pegangan pun tak lagi berasa nikmat, bahkan dosa sudah pasti tercatat. Mereka merasa nikmat, tapi, hanya sekejap. Tak lagi seperti setelah akad, nikmat dirasa setiap saat, tak khawatir laknat, rahmat Allah didapat. 

Contoh yang lain, cari sendiri ya...

Dan terakhir, berdoalah pada Allah, supaya kita dipahamkan atas ilmu. Supaya kita tahu yang benar dan yang salah. Supaya kita mampu tergerak untuk melaksanakan yang diperintah dan menjauhi larangan. Supaya kita tak khawatir atas sesuatu yang hanya prasangka, dan merisau dosa yang sudah pasti ada jika melanggar. Berdoa, supaya Allah menuntun hati kita. 

Fiu...
*sekedar ungkapan hati*

Sumber gambar : fitrimelinda.wordpress.com

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)