curhatibu.com

Kebangkitan Islam, Belajar dari Mesir, Turki dan Palestina#2

Keramahan Gaza

Memasuki wilayah Gaza, rombongan terkesan dengan kondisi yang jauh dari dibayangkan. Gaza, sebuah kota yang sangat sering muncul di pemberitaan, sering di-bom, dirusak oleh Zionis laknatullah, rupanya adalah kota yang sangat rapi, bersih dan tertata. Keramahan di Gaza langsung tercermin bahkan saat pertama kali menginjakkan kaki di sana. 

Ya, rombongan masuk melalui pintu gerbang di Mesir, yang menghubungkan ke Gaza. Mungkin ini adalah salah satu keberkahan atas terpilihnya presiden baru Mesir, yang taat pada Allah. Jika sebelumnya, pos pemeriksaan untuk masuk ke Gaza adalah sebuah pos yang sangat tidak nyaman, tapi sekarang terlihat sangat ramah. Dan tidak dipersulit.
Keramahan ini tercermin juga dari sambutan yang diterima dari pihak Gaza. Dan basa-basi yang keluar dari lisan-lisan mereka adalah doa. Setiap menit, bahkan entah berapa kali dalam satu waktu makan, mereka menanyakan kaifahalukum (bagaimana kabar Anda?). Pertanyaan itu pasti akan direspon dengan Alhamdulillah, ana bi khair (Segala puji bagi Allah, saya baik-baik saja). Jawaban yang demikian itu adalah jawaban yang mengingatkan Allah. Karena segala keselamatan mereka adalah ada di tangan Allah. Perlindungan semata diserahkan kepada Allah.

Kunci Kebangkitan adalah Qur'an

"Karena dahulu kami meninggalkan Qur'an, maka Allah mencampakkan kami (penindasan). Hingga suatu ketika ada seorang Syaikh yang lumpuh, yang kemudian mengumpulkan kami, dan mengajak  kami mengaji, ta'lim. Kembali kepada Qur'an, kembali kepada ilmu Allah. Dan kini kami merasakan kebangkitan yang luar biasa, kebangkitan Qur'an di dalam hati kami. Sehingga sekarang kami gagah berdiri"

Begitu cuplikan pernyataan dari seorang biasa yang ditemui oleh rombongan. Jalan menuju kebangkitan adalah ketika kembali kepada dien, kepada Al Qur'an. 

Betapa kita mengingat kisah Umar bin Khatab, tatkala diminta sekian ribu pasukan untuk membantu, Amirul mukminin Umar bin Khatab hanya mengirimkan 3 orang saja. Ya, 3 orang saja. Yaitu untuk mengajari pasukan lain mengaji Al Qur'an. Dan kekuatan itu pun berhadir membersamai perjuangan. 

Begitupun dengan kebangkitan yang dilakukan oleh Shalahuddin al Ayyubi, yang luar biasa. Rupanya, diawali oleh kembalinya mereka pada Al Qur'an. Adalah pahlawan pembebas Al Qur'an pada zaman itu, Syeikh Abdul Qadir Jailani, yang mengajarkan qur'an, tafsir, shirah, kemudian melatih qiyamul lalil, berkuda dan memanah. 

Itulah mengapa, kemudian Gaza atas ijin Allah mampu bertahan sampai saat ini, meski dengan gempuran yang luar biasa dari zionis islael. Yaitu karena Qur'an. Kita lihat, bagaimana Qur'an telah menyatu dengan perjuangan mereka.

Qur'an dan Rakyat Gaza


Di Gaza, ada sebuah pesantren qur'an. Didirikan oleh seorang syeikh yang sangat tawadhu'. Awalnya, ia hanya mengelola 4 orang, untuk dibina menjadi hamilul Qur'an. Dan saat ini, pondok itu telah menghasilkan sampai 40ribu-an penghafal Qur'an.

Tatkala seorang mujahid di sana ditanya, "Apa kerjaan mujahid?". Mereka menjawab, "Ngaji". Lalu setelah itu? "Ngaji" (lagi). Setelah itu? "Ngaji" (lagi). Lalu ditanya lagi, "Koq ngaji terus? Kalau peluncuran roket-roket itu?". Apa jawab mujahid, "Peluncuran roket itu hanyalah perayaan bagi kami. Sebagaimana ketika kalian, orang Indonesia, menyalakan kembang api untuk sebuah perayaan. Maka kami, meluncurkan roket untuk merayakan kebangkitan Al Qur'an dalam hati kami". --> pantas saja jika roket yang sederhana itu dapat menembus Israel yang peralatan deteksinya sangat canggih. Allah-lah yang menjadi sumber kekuatan.

Tatkala seorang anak di sana, ditanya tentang cita-citanya. Apa jawab mereka, "Syahid". Bagaimana caranya? Mereka akan menjawab, "Qur'an". Kenapa demikian? Karena para pejuang yang dipilih untuk menempatan titik-titik paling berbahaya dalam jihad melawan Israel adalah orang-orang yang paling akrab dengan Al Qur'an. Maka, mereka pun berlomba untuk syahid dengan Qur'an. 

Ya, tidak bisa tidak, Qur'an adalah kebangkitan. Qur'an menjadi jalan, jalan untuk mereka bertemu dengan Allah. Lalu, bagaimana dengan kita?

Bagaimana Dengan Kita?
  • Qur'an adalah anugrah yang sangat besar, tapi mengapa hati masih tergiur kala melihat rumah megah, kendaraan mewah, pendapatan melimpah, dan sebagainya. 
  • Bukan menginginkan kefakiran, tapi ada kekhawatiran bahwa pada saat dunia dibukakan, kita berebut masuk ke sana, dan dibinasakan di dalamnya. Kita berlindung kepada Allah dari hal tersebut. 
  • Dan yang lebih bahaya lagi, jika untuk kepentingan dunia, kita menggunakan Akherat. 
  • Hanya orang yang dipilihlah yang layak diberi Qur'an. Apakah kita layak untuk itu?

Yang Menarik di Gaza

Geng Motor di Gaza. Tak mau kalah dengan Indonesia. Di Gaza juga ada geng motor. Geng Motor di Gaza adalah anak-anak muda yang sangat santun dan ramah. Setiap berjumpa dengan orang, mereka akan mengucapkan salam. Jika orang yang ditemui adalah seorang syeikh, maka mereka akan mencium tangan syeikh tersebut. Dan rupanya, selama bermotor, yang mereka bawa dan kibarkan adalah bendera Palestina dan Hamas. Bagaimana dengan geng motor di Indonesia?

Breakdance. Wow? Ada juga di sana? Ya. Ada breakdance di Gaza. Mereka sekelompok pemuda juga. Ketika ditanya, "Kalian ini, koq masih kepikir untuk breakdance, padahal keadaan negara kalian sedang diserang begini?". Apa jawab mereka, "Ya, kami belajar breakdance untuk lebih gesit menghindari peluru-peluru Israel"

Majalah Keluarga Gaza. Heh? Dalam kondisi begini, ada yang demikian juga? Ya. Majalah ini isinya tentang keluarga, terutama tentang bagaimana mendidik anak, dan sejenisnya. Dan semua artikel di dalamnya selalu berakhir pada satu tujuan mulia, bagaimana supaya bisa meraih syahid. Tak lupa, sebuah majalah pasti ada covernya. Dan coverboy-nya tidak kalah ganteng dengan yang ada di Indonesia. Malah lebih cakep. Tapi bedanya, coverboy di majalah tersebut adalah foto-foto para mujahid yang telah syahid. Foto semasa hidupnya sengaja disimpan untuk dijadikan cover kala ia sudah menjadi syahid. 

Brigadir Izzudin al Qasam. Pernah dengar? Mereka adalah para mujahid Palestina. Yang menarik adalah ketika mereka tidak sedang berjihad (perang), mereka adalah sosok yang sangat ramah. Tidak mengenakan seragamnya. Ya, ketika mereka sedang menanggalkan seragamnya, mereka adalah penduduk yang juga bekerja, pegawai, dan seterusnya. 

Pimpinan Gaza, Isma'il Haniyya sampai saat ini masih setoran hafalan. Subhanallah. Betapa mereka akan senantiasa menjaga Alqur'an di dalam hatinya. 

Ketika mujahid sukses menjadi syuhada, mereka tak hanya hidup di sisi Allah, melainkan juga hidup di masyarakat. Hal ini terlihat dari banyaknya foto-foto tertempel di banyak tempat di Gaza. Foto para syuhada. Bukan untuk sombong, tapi untuk menghidupkan selalu mereka di hati masyarakat, sekaligus senantiasa membangkitkan semangat syahid masyarakat Gaza. 

Sebuah Universitas didirikan di Gaza oleh Syeikh Ahmad Yasin. Tamannya sangat tertata rapi. Sangat indah dan bersih. Tahukah siapa yang menjadi tukang kebunnya? ya, anak dari Syeikh Ahmad Yasin. Dan sungguh, tidak ada sedikitpun perasaan, "Kan ayah saya yang mendirikan univ ini, kenapa saya jadi tukang kebun?". Tidak ada. Malah ketika ditanya, beliau menjawab, "Dulu saya tidak sempat menamatkan pendidikan saya. Tapi saya ingin turut menjaga sekolah yang telah dibangun oleh ayah saya. Dan saya sangat bersyukur beroleh kesempatan untuk merawatnya"

------------------------------------------------------------
Subhanallah... Sungguh luar biasa. Saya, yang mendengar kisah dari Ustadz seolah ikut terbang menyaksikan sendiri kekuasaan Allah, kebesaran Allah di langit Gaza. Semoga Allah senantiasa menguatkan mereka. 

Satu lagi, jika pasukan Israel berjuang untuk hidup, masyarakat palestina berjuang untuk mati, itulah kenapa para zionis itu ketakutan dengan pasukan izzudin al qasam yang tiada habis-habisnya. Allah sumber kekuatan. Qur'an telah menyatu dalam perjuangan. dan kebangkitan itu adalah Qur'an. Kembali kepada Qur'an, kembali kepada dien Islam. 

Mohon maaf jika terjadi kesalahan dalam saya menangkap setiap materi, atau percakapan yang terjadi. Mohon koreksi kepada teman-teman yang juga turut menyaksikan, atau yang mengetahui hal yang tidak saya ketahui. Jazakumullah khair. Semoga bermanfaat untuk membangkitkan motivasi dan semangat kita. 

Sebelumnya...

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)