curhatibu.com

Ssst...

Kenapa ya; banyak pasangan suami istri yang berkomunikasi di fb? Heu.. Sejujurnya, saya lebih suka dengan mereka yang tidak melakukan hal itu. Meskipun, saya pernah juga demikian. Tapi, makin ke sini, rasanya merasa kurang nyaman ya?

Sekedar bertanya, "Hai, sayang, apa kabar di pagi yang cerah ini?"
Emangnya ndak bisa lewat sms, bb, atau apalah itu namanya. Atau langsung aja.. Bukannya lebih privasi ya? 

Apalagi yang sampai mengumbar kemesraan di fb... Iya sih, udah nikah, udah sah, resmi; bukan kayak pasangan muda-mudi yang sedang pacaran. Tapi; apa iya, semua yang dilakukan harus diposting di fb.

Saya koq jadi khawatir; hal itu dibaca oleh saudara-saudara kita yang sedang berjuang menemukan pendamping hidup. Mungkin bisa jadi tidak masalah sih; tapi saya hanya khawatir kemudian timbul benih2 perasaan yang kurang baik. Misalnya, jadi galau, atau jadi protes dengan kondisi hidupnya, atau jadi tidak bersyukur pada Allah. Atau bahkan yang lebih parah lagi, jika menjadi bahan pembanding/standar yang digunakan untuk mengukur pasangan hidupnya nanti. Heu... 

Gimana ya.. Sejujurnya, saya pernah mengalami hal itu dulu, sebelum saya menikah. Lalu saat menikah, keinginan untuk "mengabari" kawan-kawan fb atas apa yang saya lakukan juga ada, dan beberapa kali saya lakukan. Tapi, akhir-akhir saya menyadar, itu tidak sepenuhnya baik. Just my opinion. 

But; ngga masalah sih kalau mau melakukan hal itu. Selama tidak berlebih-lebihan. Jangan sampai, setiap friend membuka wall-nya, yang muncul pertama kali adalah sapaan mesra pasangan suami istri. Heu...

Hal ini rupanya juga terjadi dalam kasus lain. Biasalah, dua hal yang sering ditanyakan orang pada seorang wanita dalam perjalanan kehidupannya adalah "Kapan menikah, Mbak?", dan "Kapan nyusul punya momongan?". Well.

Terkait dengan poin kedua, momongan. Sama dengan pembahasan di atas. Awalnya saya biasa saja dengan pasangan suami-istri yang kemudian memasang status terkait anak keturunan mereka. Bahkan mulai dari kabar kehamilan, pekan 1, 2, 3, 4 sampai detik-detik mau melahirkan diabadikan di fb. Lalu ketika lahir, umur 1 hari, 2, 3, 4, sepekan, sebulan, dan seterusnya selalu diabadikan di fb. Hem.. Dan beberapa saat kemudian positif lagi, update lagi, dua tiga empat anak, semuanya demikian. 

Tidak apa-apa sih. Beneran. Kan tidak masalah kita itu membuat catatan kehidupan kita dan anak-anak kita. Tapi, lagi-lagi saya khawatir hal itu membuat saudari-saudari yang belum dikaruniakan nikmat yang sama kemudian tergoyahkan hatinya untuk lepas syukur. Jadi, ya biasa sajalah. Tak perlu berlebihan; tak perlu lebay. Dan jangan sampai saat friend membuka wall-nya yang muncul adalah foto anak-anak dan kabar-kabar kehamilan semua. Hehe.. biasa saja lah...

Teman, namanya rizki itu kan punya Allah ya, jadi terserah Allah donk mau ngasihnya kapan, seperti apa, berapa, kayak gimana. Kan punya Allah.. :) Maka, kita juga dunk, bantu saudari-saudari kita yang misal belum bertemu pasangan hidup, atau belum dikaruniai keturunan untuk tetap bersyukur atas rizki yang diberikan Allah padanya. Salah satu caranya, bantulah jaga hati mereka dengan tidak berlebihan dalam menyampaikan berita bahagia itu di media sosial. 

11 comments

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)
  1. Setuju, saya punya kenalan sahabat dekat yang belum Allah pertemukan dengan jodohnya. Komunikasi antara saya dan beliau seringnya lewat fb. Setiap saya kepikiran mau update status di fb yang berbau kemesraan suami-istri -walau sedikit- akhirnya selalu urung saya post karena teringat dengan beliau. Semoga Allah segera pertemukan beliau dengan jodohnya dunia-akhirat. aamiin :)

    ReplyDelete
  2. Setuja windy chan, saya tidak menyangka ada juga yang berpikiran detil seperti windy. hehe Boleh-boleh saja mengabari hal-hal positif seperti itu tapi dengan tidak terlalu sering atau berlebihan mengingat kondisi yang lain seperti apa. Pengalaman juga sih dengan saudara saya yang terkena dampaknya. :D

    ReplyDelete
  3. iya mba ren; akhir2 ni sering kepikiran begitu juga.. :(
    Aamiin.. :')

    nihlah.. hu'um,, heu.. begitulah nihlah.. #edisi curhat

    kemarin ada status salah seorang teman di fb, mengutip tausyah ust yusuf mansyur, "rizki itu kan punya Allah, jadi ya terserah mau dikasih kapan dan kayak gimana.. kan punya punya Allah juga"

    alhamdulillah ala kulli hal..semoga kita menjadi hamba-hamba-Nya yang senantiasa bersyukur

    ReplyDelete
  4. amiiiiinn, ohya windy ganti no hape kah? heheu :D

    ReplyDelete
  5. ndak nihlah.. masih 085215604082 atau ke 089653193515

    ReplyDelete
  6. setuju utk yg pasutri ga usah tampakkan kemesraan di depan umum.


    tapi klo untuk yang foto anak / kabar bahagia lain, kayaknya ga masalah.

    kemarin ada status salah seorang teman di fb, mengutip tausyah ust yusuf mansyur, "rizki itu kan punya Allah, jadi ya terserah mau dikasih kapan dan kayak gimana.. kan punya punya Allah juga"

    dan bagi yang dikasih wajib bersyukur.. yg belum, silakan bersabar.



    bagaimana klo dihubungkan dengan, ad dhuha?

    “Dan terhadap nikmat Rabbmu, maka hendaklah kamu siarkan.” (QS. Adh Dhuha: 11).



    http://muslim.or.id/tafsir/tampakkanlah-nikmat-allah.html


    tapi emang tergantung niat si pelaku sih.. mudah-mudahan niatnya bukan sombong/pamer..

    ReplyDelete
  7. ulangi dengan format yang mudah-mudahan rapi..


    #1 setuju utk yg pasutri ga usah tampakkan kemesraan di depan umum.


    #2 tapi klo untuk yang foto anak / kabar bahagia lain, kayaknya ga masalah.

    #3 kemarin ada status salah seorang teman di fb, mengutip tausyah ust yusuf mansyur, "rizki itu kan punya Allah, jadi ya terserah mau dikasih kapan dan kayak gimana.. kan punya punya Allah juga"

    ==> dan bagi yang dikasih wajib bersyukur.. yg belum, silakan bersabar.



    #4 bagaimana klo dihubungkan dengan, ad dhuha?

    “Dan terhadap nikmat Rabbmu, maka hendaklah kamu siarkan.” (QS. Adh Dhuha: 11) === dibahas di http://muslim.or.id/tafsir/tampakkanlah-nikmat-allah.html


    #5. tapi emang tergantung niat si pelaku sih.. mudah-mudahan niatnya bukan sombong/pamer..

    ReplyDelete
  8. Subhanallah...
    memang indah dunia Blogger (krn disini serasa Rumah...^_^)
    Sepakat mbak dengan tulisannya, mmg beda kalau yg menulis pernah merasakan saat menanti itu...^_^

    ReplyDelete
  9. mba anonymous : hhe.. iya memang benar koq. lagian saya tidak melarang menyiarkan; kalau melarang berarti saya tidak sesuai dengan apa yang Allah perintahkan dunk.. tapi kan yang saya garis bawahi : tidak berlebihan. hehe.. niat orang ada di hati masing-masing. Alangkah indahnya jika kita saling membantu saudara kita dalam menjaga hatinya :) karena masing-masing juga paham kalau rezeki itu punya Allah, terserah aja Dia mau ngasih seberapa. tapi lagi2; alangkah indahnya jika kita bantu menjaga hati saudara kita dengan tidak berlebih-lebihan. karena hati itu mudah berbolak balik. mungkin; jika mba berada dalam situasi tersebut, mba merasakannya. mungkin.

    mba sukmawaty :

    ReplyDelete
  10. mba sukmawaty : saya juga suka blog walking mba.. banyak mendapat inspirasi dari blog2 kawan :')

    ReplyDelete
  11. Setuju mbaknyaa

    ReplyDelete