curhatibu.com

Jika Allah Cinta...


Bagaimana jika Allah cinta?
Mungkin seseorang bertanya atau merasa aneh, mungkinkah Allah Swt sebagai Tuhan Yang Maha Agung dan Tinggi mau mencintai kita yang hanya sebagai seorang makhluk? Lalu apa sih istimewanya, kalau Allah mencintai kita?

Pertama, kecintaan orang kepadanya dan mendapatkan penerimaan di bumi. Sebagaimana dalam hadits Bukhori, 3209.
ﺇﺫﺍ ﺃﺣﺐَّ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﻧﺎﺩﻯ ﺟﺒﺮﻳﻞ ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ‎ ‎ﻳﺤﺐ ﻓﻼﻧﺎً ﻓﺄﺣﺒﺒﻪ ﻓﻴﺤﺒﻪ ﺟﺒﺮﻳﻞ ﻓﻴﻨﺎﺩﻱ‎ ‎ﺟﺒﺮﻳﻞ ﻓﻲ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺤﺐ‎ ‎ﻓﻼﻧﺎ ﻓﺄﺣﺒﻮﻩ ﻓﻴﺤﺒﻪ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﺛﻢ‎ ‎ﻳﻮﺿﻊ ﻟﻪ ﺍﻟﻘﺒﻮﻝ ﻓﻲ ﺍﻷﺭﺽ “
“Kalau Allah mencintai seorang hamba, Jibril menyeru ‘Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah dia. Maka Jibril mencintainya. Kemudian Jibril menyeru penduduk langit, ‘Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah dia. Maka penduduk langit mencintainya. Kemudian ditaruh baginya penerimaan di bumi.”
Nah, jika seseorang telah dicintai oleh Allah, maka hidup ini terasa tenang, damai dan tentram penuh kasih sayang, perlindungan dan rahmat-Nya Ta'ala. Apa yang diminta akan diberi, apa yang diinginkan akan terkabul. Segala kebutuhannya akan dipenuhi, dan diakhirat mendapatkan ridho dan perlindungan-Nya dari siksa api neraka. 
Lihat; Allah tidak hanya mengatakan kepada hamba tersebut bahwa Dia mencintainya; tapi Allah memerintahkan Jibril untuk mencintainya juga, dan menyeru penduduk langit turut mencintainya. Wow.. dan baginya adalah penerimaan di bumi. Maka tidak heran, kita menyaksikan banyak sekali ulama yang disukai oleh banyak kalangan. Bukan karena hartanya, tampangnya, atau kedudukannya. Melainkan karena Allah mencintainya, sehingga bumi seisinya turut mencintai orang tersebut dan memberi apa yang dibutuhkan olehnya. Hal ini pastinya membuat hidupnya tenang, damai dan tentram. Dicintai setiap orang, dibantu jika membutuhkan. Dan pastinya, di akhirat nanti ia akan beroleh kemuliaan. Ia disambut oleh langit. 
Kita lihat juga ulama-ulama, yang karena Allah cinta padanya, dicukupi segala kebutuhannya. Meskipun rasa-rasanya dia matapencaharian sehari-hari adalah penjual asongan keliling, tapi Allah berikan kemudahan dalam jalannya mencari rizki. Anak-anaknya sholeh/ah, cerdas, sukses, dan berbakti. Ya, semuanya mudah baginya; karena Allah cinta pada hambanya tersebut. 
Dalam sebuah hadits Qudsi Allah Swt berfirman : "Orang yang telah menjadi kekasih-Ku, maka aku akan selalu siap membantunya". Siapa kekasih Allah? "Ketahuilah sesungguhnya para waliyullah tidak merasa takut dan sedih, mereka adalah orang-orang yang beriman dan selalu bertaqwa"
Kedua, Kecintaan Allah pada hamba menjadi sebab penjagaan hamba tersebut atas amal, dosa, dan maksiat. Apa yang disebutkan oleh Allah Subhanahu dalam hadits Qudsi dari keutamaan-keutamaan nan agung yang didapatkan oleh orang dicintainya.
ﻓﻌَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﻗَﺎﻝَ : ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ‏‎ ‎ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻗَﺎﻝَ :‏‎ ‎ﻣَﻦْ ﻋَﺎﺩَﻯ ﻟِﻲ ﻭَﻟِﻴًّﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺁﺫَﻧْﺘُﻪُ ﺑِﺎﻟْﺤَﺮْﺏِ‏‎ ‎ﻭَﻣَﺎ ﺗَﻘَﺮَّﺏَ ﺇِﻟَﻲَّ ﻋَﺒْﺪِﻱ ﺑِﺸَﻲْﺀٍ ﺃَﺣَﺐَّ ﺇِﻟَﻲَّ‏‎ ‎ﻣِﻤَّﺎ ﺍﻓْﺘَﺮَﺿْﺖُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﻣَﺎ ﻳَﺰَﺍﻝُ ﻋَﺒْﺪِﻱ‎ ‎ﻳَﺘَﻘَﺮَّﺏُ ﺇِﻟَﻲَّ ﺑِﺎﻟﻨَّﻮَﺍﻓِﻞِ ﺣَﺘَّﻰ ﺃُﺣِﺒَّﻪُ ﻓَﺈِﺫَﺍ‎ ‎ﺃَﺣْﺒَﺒْﺘُﻪُ ﻛُﻨْﺖُ ﺳَﻤْﻌَﻪُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳَﺴْﻤَﻊُ ﺑِﻪِ‏‎ ‎ﻭَﺑَﺼَﺮَﻩُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳُﺒْﺼِﺮُ ﺑِﻪِ ﻭَﻳَﺪَﻩُ ﺍﻟَّﺘِﻲ ﻳَﺒْﻄِﺶُ‏‎ ‎ﺑِﻬَﺎ ﻭَﺭِﺟْﻠَﻪُ ﺍﻟَّﺘِﻲ ﻳَﻤْﺸِﻲ ﺑِﻬَﺎ ﻭَﺇِﻥْ ﺳَﺄَﻟَﻨِﻲ‎ ‎ﻷُﻋْﻄِﻴَﻨَّﻪُ ﻭَﻟَﺌِﻦْ ﺍﺳْﺘَﻌَﺎﺫَﻧِﻲ ﻷُﻋِﻴﺬَﻧَّﻪُ ﻭَﻣَﺎ‎ ‎ﺗَﺮَﺩَّﺩْﺕُ ﻋَﻦْ ﺷَﻲْﺀٍ ﺃَﻧَﺎ ﻓَﺎﻋِﻠُﻪُ ﺗَﺮَﺩُّﺩِﻱ ﻋَﻦْ‏‎ ‎ﻧَﻔْﺲِ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻦِ ﻳَﻜْﺮَﻩُ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕَ ﻭَﺃَﻧَﺎ ﺃَﻛْﺮَﻩُ‏‎ ‎ﻣَﺴَﺎﺀَﺗَﻪُ ” ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ 6502
“Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu berkata, Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah berfirman,
‘Barangsiapa yang memusuhi kekasih-Ku, maka Saya izinkan kepadanya untuk memeranginya. Dan apa yang (dipersembahkan) hambaKu dengan mendekatkan diri dengan sesuatu yang lebih Saya cintai dari apa yang Saya wajibkan kepadanya.
Dan hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan (ibadah-ibadah) sunnah sampai Saya mencintainya. Kalau sudah Saya cintai, maka Saya (memberikan taufik) kepada pendengarannya yang digunakan untuk mendengar. Dan penglihatannya yang digunakan untuk melihat. Tangannya yang digunakan untuk memukul. Dan kakinya yang digunakan untuk berjalan. Kalau dia meminta kepadaKu, (pasti) akan Saya beri. Kalau dia meminta perlindungan kepadaKu, pasti akan Saya lindungi.
Dan Saya tidak mengakhirkan serta berhenti seperti berhenti keraguan dalam urusan Saya yang melakukannya kecuali ketika mencabut jiwa hambaKu orang mukmin, (Saya berhenti agar mudah dan hatinya condong untuk rindu menggapai jalan orang-orang yang mendekatkan diri di golongan orang-orang tinggi (kedudukannya). Dan Saya tidak ingin menyakitinya (dengan mencabut nyawanya agar mendapatkan rahmat dan pengampunan dan menikmati kenikmatan surga).” (HR. Bukhori, 6502)
Hadits Qudsi ini mengandung berbagai macam manfaat terkait kecintaan Allah kepada hambaNya:
1. ‘Saya pendengarannya yang digunakan untuk mendengar’, maksudnya adalah tidak mendengarkan kecuali apa yang dicintai oleh Allah.

2. ‘Dan penglihatannya yang digunakan untuk melihat’, yakni tidak melihat kecuali apa yang dicintai oleh Allah.
3. ‘Tangannya yang digunakan untuk memukul’, yakni tangannya tidak digunakan kecuali apa yang Allah ridhoi.
4. ‘Kakinya yang digunakan untuk melangkah’, maka tidak pergi kecuali apa yang Allah cintai.
5. ‘Kalau dia memintaku, pasti akan Saya berikan’, maka doanya di dengarkan dan permintaannya akan dikabulkan.
6. ‘Kalau dia meminta perlindunganKu, maka akan Saya lindungi’, dia terjaga dengan penjagaan Allah dari segala kejelekan.
Sering kita telah berniat melangkahkan kaki kita kepada tempat yang tidak ada manfaatnya, lalu tiba-tiba  ada orang yang menghubungi kita, sehingga kita tidak jadi ke sana. Itu adalah bentuk penjagaan Allah yang tidak ingin kaki ini dipake ke tempat maksiat. 

Sumber : 
di sini 1; di sini 2

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)