curhatibu.com

Teknis Berbicara dengan Anak #TweetNyimakKajian

  • Pentingnya berbicara langsung pada anak
  • Yaitu pembicaraan yang langsung menyentuh akal anak, sehingga jelas sesuatu yang benar; tanpa basa-basi
  • Hal ini supaya anak paham mana yang baik dan buruk, benar dan salah
  • Gunakan kata singkat dan padat; tanpa ada basa-basi. Anak kecil suka kata-kata praktis. Terutama pembicaraan terkait prinsip, aqidah, dasar Islam, dll. 
  • Contoh oleh Rasul : Saat Rasul membonceng Abdullah bin Abbas di atas keledai. Rasul mengatakan, "Wahai anak muda, sungguh aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kata...."
  • Panggilan mesra digunakan oleh Rasul
  • "....Jagalah Allah, pasti Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, pasti kamu akan mendapatkannya berada di hadapanmu..."
  • Ingat, pelajaran kepada anak kecil itu akan meresap mudah. Bukankah belajar waktu kecil itu seperti memahat batu (kuat), belajar waktu besar itu seperti memahat di air (cepat lupa). 
  • "Wahai anak muda, apabila kamu meminta, memintalah kepada Allah. Apabila memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah..."
  • Rasul menanamkan aqidah yang benar kepada si anak tersebut. Hal ini supaya anak tidak bergantung kepada sesuatupun kecuali Allah. 
  • "Wahai anak muda, ingatlah, sekiranya umat ini semuanya bersatu padu; hendak memberi manfaat kepadamu, mereka tidak akan bisa kecuali sesuatu yang telah dituliskan Allah kepadamu. Dan sekiranya umat bersatu untuk menyampaikan madharat kepadamu, mereka tidak akan bisa kecuali Allah menghendaki"
  • Rasul ingin menanamkan kepada si anak, bahwa hanya Allah yang mampu memberi manfaat atau mudharat.
  • "Wahai anak muda, pena telah diangkat, dan lembaran telah kering..."
  • Rasul mengajarkan kepada si anak terkait takdir, meskipun tetap ada ruang ikhtiar
  • Begitulah cara Rasul mengajarkan kepada si anak. Langsung tanpa basa-basi, to the point; pada tempat dan waktu yang tepat. 
  • Rasul pernah menyampaikan kepada Anas bin Malik, "Wahai anakku, jika kamu mampu ketika pagi dan sore di dalam hati tak ada dengki (pen:hasud, tipu daya, penyakit hati) kepada siapapun; lakukanlah wahai anakku"
  • Rasul menanamkan dengan lemah lembut; terkait aqidah dan akhlaq
  • Rasul selalu memperhatikan kadar akal seorang anak. Kita harus turun level kepada anak-anak; supaya pembicaraan nyambung.
  • Seperti saat perang Badar; pasukan ingin tau berapa jumlah pasukan lawan. Mereka bertemu dengan seorang anak muda penggembala. Para sahabat memegang anak tersebut dan bertanya, "Berapa jumlah pasukan Quraisy dari Mekah?" dan bingunglah anak kecil tersebut. sahabat marah. Lalu Rasul, yang paling mengerti kejiwaan sang anak, melarang para sahabat memarahi si anak. Rasul lalu bertanya, "Tiap hari mereka menyembelih unta berapa ekor?". Lalu si anak menjawab, "Tiap hari antara 9 dan 10". Rasul berkata, "Kalau begitu, jumlah pasukan mereka antara 900-1000". 
  • Rasul mengerti bahwa anak kecil tak paham dengan jumlah pasukan tersebut. Anak kecil mungkin hanya paham juga angka sampai puluhan. 
  • Suatu ketika, Anas bin Malik melakukan suatu pekerjaan saat membantu Rasul, dan hampir dimarahin orang-orang. Rasul berkata, "Jangan dimarahin, dia anak kecil, memang itulah kemampuannya"
  • Maka, kita dilarang memukul anak kecil. Rasul, dalam perintah terkait mengajarkan shalat kepada anak, bahwa orang tua baru boleh memukul anak jika tidak mau shalat pada usia 10 tahun. Itupun dengan pukulan yang tidak menyakitkan, tidak membekas, dan tidak di wajah. 
  • Rasul bercanda dengan anak-anak.Ada si anak yang bermain dengan burung kecil, sampai mati. Rasul pun hanya bertanya ringan, dan santai; tidak marah-marah.
  • Ada seorang pemuda bertemu Rasul lalu berkata, "Ya Rasul, izinkan saya berzina!"
  • Apa kata Rasul? 
  • Dengan pembicaraan yang santai, "Wahai anak muda, maukah kamu bila ibumu, bibimu, anakmu, saudarimu dizinai?". Maka si pemuda bilang, "Tidak mau!". Hingga akhirnya pahamlah si pemuda bahwa yang dizinai pastilah keluarga seseorang; yang dia juga tidak mau dizinai. 
  • Berikan kesempatan anak berdialog, mengutarakan pendapatnya; lalu beri penjelasan yang konkrit atasnya. 
  • Pelukan dan ciuman juga sangat penting saat berbicara kepada sang anak
  • Sembari dipeluk, bacakan doa-doa dalam rangka ruqyah sang anak. 

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)