curhatibu.com

KAJIAN KELUARGA – RUMAH ADALAH SEKOLAH ISTIMEWA UNTUK ANAK (SILSILAH FIQH PENDIDIKAN ANAK KE-18)

Kenakalan remaja di jaman kita bukan saja sangat mengkhawatirkan, tapi sudah luar biasa mengerikan. Mulai dari pergaulan bebas, pemakaian obat-obatan terlarang, tawuran, perkelahian, pembunuhan; yang bahkan sudah dilakukan oleh anak usia sekolah. Sungguh hal yang sangat miris dan membuat kita takut anak kita terjerumus ke dalamnya. Sedangkan orang tua yang anaknya sudah terjerumus justru lebih sibuk menyalahkan orang lain, pihak sekolah, lingkungan atas kesalahan sang anak. Pihak yang dijadikan kambing hitam para orang tua adalah 1. Sekolah (belajar apa saja, apa yang dilakukan guru, dst); 2. Teman-teman. Benarkah alasan tersebut untuk dijadikan sebagai alasan kenakalan anak?

Introspeksi diri sendiri : Kita sering sekali menyalahkan kegelapan, tapi sudah berapa lilin yang kita nyalakan untuk mengatasi kegelapan itu. Jangan setiap hari meratap kenakalan anak; tapi pikirkan sudah berapa solusi mengatasi kenakalan tersebut.

Jika alasannya adalah sekolah, tanyakan kepada anak, “Lebih lama mana anak di sekolah atau di rumah?”Jika alasanya adalah teman-teman, tanyakan, “Besar mana jasa anak kepada anak, atau jasa teman kepada anak?” Semestinya dengan jasa yang lebih besar dari orang tua, anak harusnya bisa lebih dekat dan mudah terpengaruh orang tua ketimbang pengaruh dari teman-temannya.

Maka, apa sebenarnya peran rumah atas pendidikan anak?
Segala sesuatu bermula dari rumah. Jika pendidikan rumah lemah, maka anak akan terjerumus ke dalam pendidikan di luar rumah yang buruk. Berarti, jika si anak ‘memilih’ pendidikan yang salah di luar, bisa jadi dia memang tidak mendapat pendidikan yang layak di rumahnya. Si anak mendapat pendidikan rumah hanya dari pembantu, yang notabene tidak memiliki ilmu yang cukup L. Pendidikan ayah atau ibu malah dimanfaatkan untuk kepentingan karir, bukan untuk dirasakan sang anak.
Anak memang membutuhkan hal-hal yang sifatnya materi, tapi yang paling penting untuk anak adalah kasih sayang dan perhatian dari orang tua, yang tidak bisa dibeli di mall manapun.

KATA KUNCI : Membuat Anak Betah Tinggal di Rumah (Menjadikan rumah menjadi istimewa bagi anak). Bagaimana caranya? Dengan menyediakan AC? Games? Sarana Olahraga? Belum tentu. Membuat anak nyaman adalah dengan menjadikan anak merasakan kasih sayang dari orang tua dan diperhatikan orang tua.
Menurut pakar pendidikan, anak minimal harus melihat wajah orang tuanya 4 kali, yaitu saat anak bangun melihat orang tua sudah bangun; saat anak berangkat sekolah (salaman); saat anak pulang sekolah; saat anak akan tidur. L

Maka, mari menciptakan pendidikan yang islami di rumah kita. Bagaimana KRITERIA RUMAH ISLAMI untuk menjadikan rumah sebagai sekolah terbaik untuk anak?

Pertama, di dalam rumah tersebut, anggota keluarga akan berkumpul bersama dalam jangka waktu yang lama. Anak dapat berinteraksi lebih lama dengan orang tua. Jika pun terpaksa secara kuantitas tidak dapat dipaksakan untuk lebih lama, maka yang harus dilakukan adalah meningkatkan kualitas pertemuan yang singkat dengan sang anak.

Kedua, Perlu memberikan teladan dan panutan di dalam rumah, pada ucapan maupun perbuatan. Jadi saat anak pulang ke rumah, dia melihat adanya sosok panutan dan pemimpin kebaikan dalam rumah tersebut. Jangankan membuat anak rajin shalat, bapaknya saja tidak pernah shalat. Jangankan membuat anak rajin membaca quran, bapaknya saja tidak bisa mengaji. Cara pendidikan yang paling manjur adalah dengan perbuatan; bukan sekedar lisan. Anak sulit melakukan kebaikan ya mungkin karena orang tuanya tidak pernah mengajarkan kebaikan kepada anak.

Ketiga, Anak akan mendapat pendidikan yang baik manakala nasehat selalu disampaikan kepada sang anak. Nasehat/hukuman yang diberikan di rumah lebih berbekas ketimbang jika anak dinasehati atau dihukum di hadapan orang banyak seperti sekolah. Nasehat antara kita dengan dia lebih menyentuh sang anak. Jika perlu malah nasehati anak tidak di hadapan saudara (kakak/adiknya). Nasehat lebih baik (diterima) jika disampaikan dalam momen2 spesial, misal dengan mengajak jalan-jalan, makan, dll

Keempat, Perlu adanya pengawasan terhadap anak. Jika kita melihat anak melakukan perbuatan yang tidak pas / melanggar aturan agama, kita harus menegur sang anak. Jika anak tidak pulang-pulang, sedangkan hari sudah mulai gelap, kita perlu mengingatkan/mencari anak untuk pulang. Kadang-kadang, banyak orang tua yang lebih perhatian pada ayam yang tidak pulang-pulang ketimbang sang anak yang tidak ada.


Kelima, Mengiringi anak dengan doa selalu. Hal ini mengingat kita sebagai orang tua tidak sanggup mengawasi 24 jam sang anak. Maka ketika anak keluar rumah, kita titipkan sang anak kepada Allah, untuk mendapat perlindungan dari Allah. Perlindungan dari Allah ini terutama perlindungan terhadap perbuatan maksiat yang bisa dilakukan sang anak di luar pengawasan kita. Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, maka Allah akan mencukupi seluruh urusannya. 

Sumber : Di sini

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)