Kenakalan remaja di jaman kita
bukan saja sangat mengkhawatirkan, tapi sudah luar biasa mengerikan. Mulai dari
pergaulan bebas, pemakaian obat-obatan terlarang, tawuran, perkelahian,
pembunuhan; yang bahkan sudah dilakukan oleh anak usia sekolah. Sungguh hal
yang sangat miris dan membuat kita takut anak kita terjerumus ke dalamnya. Sedangkan
orang tua yang anaknya sudah terjerumus justru lebih sibuk menyalahkan orang
lain, pihak sekolah, lingkungan atas kesalahan sang anak. Pihak yang dijadikan
kambing hitam para orang tua adalah 1. Sekolah (belajar apa saja, apa yang
dilakukan guru, dst); 2. Teman-teman. Benarkah alasan tersebut untuk dijadikan
sebagai alasan kenakalan anak?
Introspeksi diri sendiri : Kita
sering sekali menyalahkan kegelapan, tapi sudah berapa lilin yang kita nyalakan
untuk mengatasi kegelapan itu. Jangan setiap hari meratap kenakalan anak; tapi
pikirkan sudah berapa solusi mengatasi kenakalan tersebut.
Jika alasannya adalah sekolah,
tanyakan kepada anak, “Lebih lama mana anak di sekolah atau di rumah?”Jika
alasanya adalah teman-teman, tanyakan, “Besar mana jasa anak kepada anak, atau
jasa teman kepada anak?” Semestinya dengan jasa yang lebih besar dari orang
tua, anak harusnya bisa lebih dekat dan mudah terpengaruh orang tua ketimbang
pengaruh dari teman-temannya.
Maka, apa sebenarnya peran rumah atas pendidikan anak?
Segala sesuatu bermula dari
rumah. Jika pendidikan rumah lemah, maka anak akan terjerumus ke dalam
pendidikan di luar rumah yang buruk. Berarti, jika si anak ‘memilih’ pendidikan
yang salah di luar, bisa jadi dia memang tidak mendapat pendidikan yang layak
di rumahnya. Si anak mendapat pendidikan rumah hanya dari pembantu, yang
notabene tidak memiliki ilmu yang cukup L.
Pendidikan ayah atau ibu malah dimanfaatkan untuk kepentingan karir, bukan
untuk dirasakan sang anak.
Anak memang membutuhkan hal-hal
yang sifatnya materi, tapi yang paling penting untuk anak adalah kasih sayang
dan perhatian dari orang tua, yang tidak bisa dibeli di mall manapun.
KATA KUNCI : Membuat Anak Betah Tinggal di Rumah (Menjadikan rumah
menjadi istimewa bagi anak). Bagaimana caranya? Dengan menyediakan AC?
Games? Sarana Olahraga? Belum tentu. Membuat anak nyaman adalah dengan
menjadikan anak merasakan kasih sayang dari orang tua dan diperhatikan orang
tua.
Menurut pakar pendidikan, anak
minimal harus melihat wajah orang tuanya 4 kali, yaitu saat anak bangun melihat
orang tua sudah bangun; saat anak berangkat sekolah (salaman); saat anak pulang
sekolah; saat anak akan tidur. L
Maka, mari menciptakan pendidikan
yang islami di rumah kita. Bagaimana KRITERIA RUMAH ISLAMI untuk menjadikan
rumah sebagai sekolah terbaik untuk anak?
Pertama, di dalam rumah tersebut, anggota keluarga akan berkumpul
bersama dalam jangka waktu yang lama. Anak dapat berinteraksi lebih lama dengan
orang tua. Jika pun terpaksa secara kuantitas tidak dapat dipaksakan untuk
lebih lama, maka yang harus dilakukan adalah meningkatkan kualitas pertemuan
yang singkat dengan sang anak.
Kedua, Perlu memberikan teladan dan panutan di dalam rumah, pada
ucapan maupun perbuatan. Jadi saat anak pulang ke rumah, dia melihat adanya
sosok panutan dan pemimpin kebaikan dalam rumah tersebut. Jangankan membuat
anak rajin shalat, bapaknya saja tidak pernah shalat. Jangankan membuat anak
rajin membaca quran, bapaknya saja tidak bisa mengaji. Cara pendidikan yang paling manjur adalah dengan perbuatan; bukan
sekedar lisan. Anak sulit melakukan kebaikan ya mungkin karena orang tuanya
tidak pernah mengajarkan kebaikan kepada anak.
Ketiga, Anak akan mendapat pendidikan yang baik manakala nasehat
selalu disampaikan kepada sang anak. Nasehat/hukuman yang diberikan di rumah
lebih berbekas ketimbang jika anak dinasehati atau dihukum di hadapan orang
banyak seperti sekolah. Nasehat antara kita dengan dia lebih menyentuh sang
anak. Jika perlu malah nasehati anak tidak di hadapan saudara (kakak/adiknya).
Nasehat lebih baik (diterima) jika disampaikan dalam momen2 spesial, misal dengan
mengajak jalan-jalan, makan, dll
Keempat, Perlu adanya pengawasan terhadap anak. Jika kita melihat
anak melakukan perbuatan yang tidak pas / melanggar aturan agama, kita harus
menegur sang anak. Jika anak tidak pulang-pulang, sedangkan hari sudah mulai gelap,
kita perlu mengingatkan/mencari anak untuk pulang. Kadang-kadang, banyak orang
tua yang lebih perhatian pada ayam yang tidak pulang-pulang ketimbang sang anak
yang tidak ada.
Kelima, Mengiringi anak dengan doa selalu. Hal ini mengingat kita
sebagai orang tua tidak sanggup mengawasi 24 jam sang anak. Maka ketika anak
keluar rumah, kita titipkan sang anak kepada Allah, untuk mendapat perlindungan
dari Allah. Perlindungan dari Allah ini terutama perlindungan terhadap
perbuatan maksiat yang bisa dilakukan sang anak di luar pengawasan kita. Barangsiapa
yang bertawakal kepada Allah, maka Allah akan mencukupi seluruh urusannya.
Sumber : Di sini
Post a Comment