curhatibu.com

Tauhid adalah Agama Para Rasul -Kajian Kitab Kasyfu Syubhat #1-

Tauhid adalah hal terpenting dalam agama Islam. Ada beberapa alasan mengapa tauhid menjadi hal terpenting dalam agama Islam : 
  1. Tauhid adalah kunci yang membelah mana penduduk surga, dan mana penduduk neraka. Dalil firman Allah Ta'ala, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampunkan dosa manakala orang berbuat syirik kepadanya"
  2. Tauhid adalah inti dakwah seluruh nabi dan rasul. Satu topik yang sama : beribadah pada Allah dan menjauhi thoghut. Q.S An Nahl
  3. Tauhid adalah ilmu yang paling agung karena ia adalah ilmu mengenal Allah. Mulianya suatu ilmu tergantung pada mulianya hal pentingnya ilmu tersebut. Misal Ilmu kedokteran lebih mahal daripada ilmu sosial karena pentingnya ilmu kedokteran dalam kehidupan. Dan tiada yang lebih mulia daripada Allah, maka ilmu tentangnya adalah yang paling agung. 
Tauhid adalah mengesakan Allah dalam ibadah. Apa itu ibadah? Ibadah adalah segala hal yang dicintai Allah dan disukai Allah, baik perkataan maupun perbuatan, baik dhahir (shalat, puasa, dll) maupun batin (khusyu, tawakal, dll). Allah harus menjadi satu satunya tujuan dalam ibadah kita. Jika kita keluar dari jalur ini, kita akan masuk ke dalam kesyirikan. Nah, sejauh mana keluarnya, akan menentukan pelakunya masuk kepada syirik kecil (yang tidak sampai mengeluarkan orang dari agama islam) atau syirik besar (yang mengeluarkan orang dari agama Islam). 

Kemudian, darimana kita mengetahui Allah cinta dan ridho atas suatu pekerjaan/amalan? 
  • Allah memerintahkan pekerjaan tersebut
  • Allah tidak perintahkan, namun Allah memujinya
  • Rasulullah suruh kita mengerjaknnya
  • Rasulullah puji orang yang mengerjakannya
SELURUH UMAT DI PERMUKAAN BUMI TELAH DATANG PADANYA RASUL
Tidak ada satu umatpun yang tidak datang pada mereka Rasul. Sebagian Allah kisahkan dalam quran, sebagian tidak. Misal Allah bercerita tentang kaum Nabi Hud, Sholih, Musa, Harus, Ibrahim, Luth, Isa, Yahya, dll di dalam Al Quran, dan ini hanya segelintir yang diutus oleh Allah. Setiap umat sudah didatangkan hujjah, supaya manusia tidak lagi punya hujjah, "Allah saya tidak tahu!" saat di akhirat nanti. 

Pengecualian!
Antara Nabi Isa dan Nabi Muhammad ada kurang lebih 500tahun tidak ada nabi dan rasul. Nabi Isa mengatakan, "Hanya akan ada lagi 1 orang rasul bernama Ahmad!". Dan jaraknya ternyata 5abad. Berbeda dengan jarak antara nabi Adam, dan nabi berikutnya tidak ada yang terputus. Inilah yang disebut Ahlu Fatroh (Orang yang berada di suatu waktu yang tidak ada nabi dan rasul yang diutus Allah di dalamnya). Sehingga, jika ada di antara mereka yang tidak mengetahui Allah, ya wajar, meskipun ada yang belajar. Lalu bagaimana hukumnya?

Orang yang benar-benar tidak mengetahui wahyu dari Allah, tentulah wafat tidak di atas tauhid. Ia akan tumbuh sesuai kondisi sekelilingnya. Maka orang yang demikian, Allah tidak mungkin adzab dia, karena belum datang keterangan padanya. Ujian ketaatan mereka adalah di akhirat. Ujian ini hanya khusus untuk mereka dan orang seperti mereka (misal saat ini yang ada pedalaman afrika yang benar2 tidak ada penyampai seruan dakwah padanya), termasuk juga orang yang dari lahir sampai wafat dalam kondisi tidak normal/tidak bisa memahami apapun. Inilah keadilan Allah Swt, atau hanya 'hilang akal' di waktu tertentu, maka hisabnya hanya saat dia mukallaf. 

Mengesakan Allah untuk ibadah adalah agama dari seluruh Rasul, untuk disampaikan. 
Rasul pertama : Nuh. Nuh diutus kepada kaumnya tatkala mereka berlebihan / ghulluw di dalam orang-orang sholeh. 
  • Rasul pertama adalah nabi Nuh. Adam? Adam adalah nabi, bukan rasul. Dalilnya ada pada hadits Rasulullah mengenal keadaan padang mahsyar yang umat mencari syafaat kepada nabi nuh, ,,,,sampai nabi muhammad. 
  • Perbedaan nabi dan rasul? Selama ini masyhur tersebar : nabi diberi wahyu tapi tidak diperintahkan menyampaikan, rasul diberi wahyu tapi diperintahkan menyampaikan. Kaidah ini sesungguhnya bermasalah. Mengapa? Karena kita tidak boleh menyembunyikan ilmu. Apakah Nabi Adam,yang bukan rasul, tidak menyampaikan ilmu kepada anak-anaknya? 
  • Definisi ilmiah tentang perbedaan Nabi dan Rasul
    • Rasul adalah orang yang Allah berikan wahyu kepadanya dengan sebuah syariat, lalu Allah perintahkannya untuk menyampaikan.
    • Nabi adalah orang yang Allah utus dengan syariat Rasul sebelumnya, dan disuruh menyampaikan.
  • Agama nabi dan rasul itu satu, yaitu Tauhid, mentauhidkan Allah. Namun, syariatnya berbeda-beda. 
Allah berfirman dalam surat Al Baqarah : 246 -> dalil bahwa nabi berdakwah. Bukti nabi berdakwah adalah kaumnya tau bahwa itu adalah Nabi mereka. 

Rasul pertama yang Allah utus adalah Nuh. Nuh diutus kepada kaum yang berlebihan kecintaannya kepada orang sholeh. TIDAK BOLEH berlebihan mencintai orang sholeh. Cinta kepada orang sholeh adalah syariat/anjuran/perintah. 

Penyelewengan yang sangat banyak terjadi pada umat Islam, umumnya ada 2 : 
  1. Ghulluw : berlebihan, melampaui batas, ingin lebih dari apa yang ada pada syariat, melakukan sesuatu yang tidak dierintahkan syariat, mendatangkan sesuatu yang tidak ada pada syariat. Seolah saat Allah katakan, "Berhenti", kita lanjut saja. Saat Islam mengatakan cukup 200 meter, kita maunya 500 meter. 
  2. Jafaa / tidak peduli syariat, melecehkan, tidak menghormati, santai melanggar syariat, hancurkan dan obok-obok syariat, yang boleh dikatakan tidak boleh, dan sebaliknya. Tidak ada penghormatan sedikitpun pada wahyu dari langit. 
Nah, kaum Nabi Nuh, kesalahannya adalah Ghulluw. 
Orang sholeh yang mereka ghulluw atasnya Wadd, Suwa, Ya'uq, Nasr. Antara nabi Adam hingga Nabi Nuh ada 10 Abad dimana keadaan bersih dari kesyirikan. Tauhid yang ditanamkan nabi Adam kepada anak cucunya sampai 1000 tahun tidak ada yang terkena kesyirikan. 

Lima orang sholeh jaman itu, wafat dalam tahun yang sama. Kesedihan umat atas hal itu berlebihan. Bahkan dalam suatu riwayat ada yang mengatakan mereka wafat dalam 1 bulan. Nah, hal ini membuat umat mereka rajin datang ke kuburan, untuk mengingat kenangan mereka bersama orang sholeh. Tujuan awal mereka adalah rasa cinta mereka pada orang sholeh tersebut. Namun cinta itu telah melampaui batas. Setan menyeret mereka sedikit demi sedikit kepada kesyirikan. 

Setan wahyukan kepada benak mereka, "Andai dibuat gambarnya mungkin lebih bagus". Maka dibuatlah gambar/foto orang sholeh itu, digantungkan dekat kuburan. Berlalulah generasi demi generasi yang senantiasa mendatangi kuburan dan melihat foto orang-orang sholeh tersebut. Lalu datang generasi selanjutnya saat ilmu sudah hilang, setan wahyukan lagi, "Orang sholeh ini kalau hujan tidak turun, para orang tua kita minta kepada mereka untuk berdoa pada Allah". Maka, orang-orang akhirnya mendatangi makam orang sholeh itu untuk meminta orang sholeh (yang sudah wafat itu) untuk berdoa pada Allah atas keinginan mereka. Inilah kesyirikan dimulai. 

Beberapa kesimpulan penting dari kisah ini : 
1. mencintai orang sholeh adalah syariat, tapi jangan berlebihan
2. jangan angkat orang sholeh melebihi kedudukannya yang ada
3. jangan berikan sesuatu yang tidak layak dia dapatkan

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)