curhatibu.com

Masail Jahiliyah 1-3

1- Berdoa ditujukan pada wali Allah dan orang sholeh
Maksud mereka atas hal ini :
  • mereka meminta kepada wali/orang sholeh itu secara langsung" atau 
  • meminta doanya kepada orang sholeh (yang sudah mati), ditujukan kepada Allah; dengan maksud tawassul
Orang Jahiliyah sengaja melakukan ibadah dengan perbuatan syirik melalui orang sholeh, yaitu dalam doa dan ibadah mereka kepada Allah. Mereka memang memintanya kepada Allah, namun melalui perantara orang sholeh yang sudah mati tersebut. Contoh "Wahai wali Allah, mohon sampaikan hal ini pada Allah". 

Bisa juga dengan bentuk ibadah/syarat/tumbal, yang mana jika syarat itu dipenuhi, hajatnya terkabul. Contoh : ia punya hajat, lalu menyembelih ayam atas nama orang sholeh, supaya hajatnya dikabulkan Allah. 

Termasuk juga, bahwa Mereka meminta syafaat kepada orang sholeh, "Wahai orang sholeh, berilah syafaat kepada kami". Padahal, syafaat itu harus diminta kepada Allah Swt. 

Syafaat bisa diberikan jika memenuhi 3 syarat (kata Ibnu Qoyyim) : 
  • ada izin Allah. Nabi bisa memberi syafaat kepada umatnya dengan ada izin dari Allah terlebih dahulu. 
  • pelakunya (orang yang dapat syafaat) itu diridhoi oleh Allah
  • amalan (orang yang diridhoi Allah) merupakan amalan tauhid (orang berbuat syirik tidak mendapat syafaat) dan mengikuti tuntunan Rasul (orang yang berbuat bid'ah tidak mendapat syafaat)
Kekeliruan orang musyrik adalah meminta syafaat itu pada orang Sholeh. Sungguh ini keliru. Izin syafaat itu dari Allah. Maka tidak boleh kita meminta syafaat kepada wali atau orang sholeh yang sudah mati. Orang musyrik mengira (dengan perasaannya, bukan dalil) bahwa yang mereka lakukan itu amalan baik. Orang musyrik ini pun menyangka bahwa orang sholeh tersebut suka dengan amalan mereka itu. Semua bermodal perasaan, bukan dalil. 

Allah berfirman dalam surat Yunus ayat 18, "Dan mereka menyembah selain Allah yang tidak bisa memberi mudharat kepada mereka dan manfaat kepada mereka. Dan mereka mengatakan bahwa orang sholeh yang sudah tiada ini adalah pemberi syafaat kami di sini Allah"

Memang benar, orang sholeh dan Nabi bisa memberi syafaat. Namun, permintaan syafaat itu tidak boleh langsung diminta kepada orang sholeh atau Nabi; harus diminta kepada Allah. 

Mereka pun mengatakan, "Kami tidak menyembah mereka, namun hanya untuk mendekatkan kami pada Allah!". Mereka beralasan bahwa yang mereka lakukan merupakan persyaratan saja, supaya hajat kami kepada Allah terpenuhi. 
2 - Orang jahiliyah terpecah/tidak sama dalam ibadah dan ajaran mereka
Maka jika di antara kita terjadi perpecahan, misal dalam ibadah tidak bersatu, alirannya beda-beda, ajarannya beda-beda; ini sama dengan kondisi yang ada di orang-orang jahiliyah.

Orang musyrikjahiliyah itu mereka berpecah belah, dan mereka senang dengan perpecahan tersebut. Salah satu perkataan keliru di tengah2 kita, "Perbedaan adalah rahmat". Islam memerintahkan kita bersatu. Perpecahan itu terbentuknya hizb-hizb yang mana mereka bangga atas golongannya, menyalahkan/merendahkan golongan lain. Sedangkan alasan kebanggaan mereka bukan karena berdasar dalil, hanya sekedar kebanggaan hizbnya. Nabi mengajak bersatu, orang jahiliyah mengajak berpisah-pisah. Islam memerintahkan kita bersatu, bukan berpecah belah/berkelompok-kelompok. Ikutilah yang benar (berdasar dalil), bukan atas dasar fanatisme golongan. Jangan pula berpecah belah dalam perkara dunia. Dalam ketaatan pada pemerintah pun jangan berpecah belah.

Perkara Ikhtilaf :

  • Ikhtilaf dalam perkara agama/ajaran, khususnya aqidah. Merupakan perselisihan yang tercela dan diharamkan. Tidak ada ruang untuk berijtihad, karena dalil sudah tegas. 
  • Ikhtilaf dalam masalah yang akal kita masih punya ruang berpikir atasnya, atau dalam masalah ijtihad fiqiyah/masalah fiqih. Ini masih bisa ditolerir, perselisihan yang diperbolehkan, karena dalil biasanya belum tegas mengatur hal ini. Hal ini berlaku selama belum ada ijma' ulama pula. 
3 - Orang jahiliyah menganggap bahwa menyelisihi ulil amri merupakan suatu kebaikan/keutamaan.  Sedangkan ketaatan pada penguasa merupakan suatu kehinaan. 
Rasulullah menyelisihi mereka dan memerintahkan bersabar terhadap pemerintah yang Fajir serta tetap mendengar, taat dan menasehati pemimpin (dengan cara yangbaik, selama menginginkan kebaikan kepada pemerintah). Beliau murka, membenci dan mengancam orang yang melakukan seperti yang dilakukan oleh ahlu Jahiliyyah.

Termasuk misalnya dalam pengangkatannya tidak sesuai dengan cara yang syar'i, harus ditaati. Misal dengan cara demokrasi, maupun kudeta, jikalau sudah terpilih pemimpin, maka harus ditaati.

Ketiga masail yang dibahas kali ini terkumpul pada sebuah hadits
Nabi bersabda : “Sesungguhnya Allah ridha kepada kalian dalam tiga hal, yaitu kalian beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun, berpegang dengan tali Allah secara keseluruhan dan tidak berpecah belah serta saling menasehati diantara orang-orang yang Allah menyerahkan untuk memimpin kalian”. (HR. Muslim )
[Dari kajian.net, link di sini]

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)