Mohon Dimaafkan

Jangan kaget jika seseorang tetiba berubah pemikiran dan pola pikirnya. Jangan kaget jika ia tetiba memutarbalik pendapat yang dulu pernah ia kekeuh pegang, bahkan debatkan dengan orang lain. Jangan kaget jika ia tetiba berubah penampilan, perilaku, kebiasaan, dan sebagainya. 

Karena kita adalah manusia, yang lahir dalam keadaan bodoh. Maka itu, Allah menyuruh kita semua belajar. Nah, karena kita belajar, maka boleh jadi apa yang kita bayangkan dahulu jaman TK tentang cita-cita akan sangat berbeda dengan apa yang kita tulis dalam buku impian jaman SMA. Karena belajar. 

Karena kita adalah manusia, yang bukan tidak mungkin salah. Maka wajar jika kita pernah memikirkan sesuatu yang dulu kita anggap benar, sekarang kita mentahkan kebenarannya. Karena belajar. 

Dulu ilmu kita belum nyampe. Sekarang sudah nambah sedikit. Meski tetap tidak akan tertutup kemungkinan pendapat itu akan berubah lagi di masa mendatang tergantung dari bertambah kurangnya ilmu dan pemahaman kita. Karena belajar. 

Blog ini, salah satu cara saya mendokumentasikan pemikiran-pemikiran saya selama ini. Sudah 600an postingan. Dan saya sangaaaat yakin, ada banyak hal yang bertabrakan; antara pendapat/pemahaman saya dulu, dengan yang datang kemudian. Apalagi jika tulisan yang ada SEKEDAR catatan hati/catatan opini atau resume KAJIAN.. Ya, kadar pemahaman seseorang akan sangat berpengaruh pada hasil tulisannya. 

Dan saya rasa, itulah yang terjadi di banyak artikel media sosial

Maka, please, tolong kepada para penuntut ilmu (tholabul ilmi), jangan belajar (sekedar) browsing artikel di internet. Ada permasalahan apa, langsung gugling, muncul link paling atas, klik. Kemudian kita baca, angguk-angguk kepala - ngerasa udah paham - ngerasa udah paling pinter, lalu share ke sana ke mari. 

Masih untung jikalau link yang muncul teratas berasal dari situs yang dikelola oleh para ulama, ustadz, yang bener-bener paham; contoh muslim.or.id, rumaysho.com, yufid, dll. Kacaunya itu jika yang muncul teratas adalah web saya (eh) atau situs islam jadi-jadian. Bisa jadi kah persoalan itu memang pernah di situs tersebut, tapi kita tidak tahu kan di kemudian hari rupanya pemilik situs menulis artikel koreksi nya. Ya, berdasar pemahaman yang bertambah sebagaimana saya sebutkan di awal. Kan jadi kacau. 

Makanya to, menuntut ilmu jangan mengandalkan artikel internet. Sedih lagi, sebagian mereka yang posting itu tujuannya bukan semata menyebarkan ilmu Allah, tapi dengan tujuan duniawi - uang - melalui iklan. Jadilah mereka tiada lagi peduli kebenaran dari apa yang ditulis, keshahihan dalil yang dicatut, berita yang dicantumkan. Yang mereka pedulikan, bagaimana tulisan ini bisa meraih peringkat 1 google, dan iklan nya banyak yang nge-klik. Ah, ayat Allah dijualbelikan dengan harga sangat murah :(

Ini sebenarnya saya mengkritik situs saya sendiri. Saran saya, jangan asal comot ilmu yang saya tulis di sini, entah pada tag kajian, resume, catatan ilmu, dll. Saya simpan tulisan saya di sini itu awalnya karena saya tidak telaten menyimpan catatan2 dalam lembaran buku, atau file di komputer. Ribet kalau mau pindahan, atau ganti laptop (gaya). Kalau di internet kan gampang, insya Allah Abang Google masih mau menampung situs gratisan saya ini. Jadi sewaktu waktu butuh, bisa buka di mana saja (selama ada jaringan internet). 

Maka saya katakan di sini, jikalau ada kebaikan/kebenaran dari apa yang saya tulis di sini, semata itu dari Allah Subhanahuwata'ala, petunjukNya. Namun jika yang saya tulis merupakan keburukan, hal yang salah, itu semata dari saya sendiri yang sangat jahil ini. Mohon dimaafkan. 

Hehehe...Maaf, ini artikel rada ga jelas tujuannya. Tapi ya itu sih, cuma mau bilang gitu. Setiap kita bisa sangat mudah berubah, ilmu dan pemahamannya. Maka, jangan sampai kita mengambil ilmu dari orang jahil, yang bukan ahli. Pun yang sudah ahli nya (ulama) pun masih mungkin salah, karena tidak ma'sum. Mari kita ambil ilmu dari Allah dan Rasulnya. Melalui kitab AlQuran yang telah Allah jaga tidak akan berubah sampai akhir jaman, dan juga tauladan dari Rasul.