curhatibu.com

Kiat Bahagia Di Zaman Fitnah

Kiat Bahagia di Zaman Fitnah
KIAT 1 Meminta Kebahagiaan kepada Allah #KiatBahagiaDiZamanFitnah

Meminta kebahagiaan pada Allah, karena Allah yang membolak balikkan hati manusia. Kebahagiaan itu berbanding lurus dengan keimanan. Semakin beriman, semakin ia bahagia. Orang kafir, meski nampaknya bahagia, sebenarnya ia sengsara hatinya. Carilah kebahagiaan dengan mendekat kepada Allah. Hal yang membuat bahagia adalah jika kita dekat dengan Allah. Beribadah di musim fitnah itu seperti berhijrah kepada rasul. Mengapa? Karena di jaman fitnah, orang lebih sibuk dengan aneka komentar; maka siapa yang menyibukkan dengan ibadah sungguh itu seperti berhijrah kepada rasul. 

Beribadah itu banyak : menuntut ilmu, sholat, dll. 

Yuk, kita bahagia tidak perlu dengan cara yang muluk-muluk. Lelaki : sholat jamaah di masjid + rawatib jangan tinggalkan, membaca quran. Wanita/ibu-ibu : biasanya malas sholat rawatib, laksanakan shalat rawatib. Tiba waktu dhuha : sholat 2 rakaat dhuha. Sholat 2 rakaat di kala orang-orang tersibukkan, adalah kebahagiaan. Jangan lupa baca quran. Ngaji terus ke sana ke mari, tapi tak pernah membaca quran. Bagaimana kita bahagia sementara hati kering. Tidak perlu 1 juz 2 juz, cukup 2 halaman, 3 halaman tiap hari, yang penting ada waktu membaca quran. Latih diri untuk sholat malam, sampai kita merasa tidak nyaman jika tertinggal atasnya. Tidak perlu 2-3 jam, sebentaar saja, 15 menit saja, tapi lakukan rutin. Inilah kebahagiaan. Sisihkan waktu untuk berdoa kepada Allah meminta kebahagiaan. 

KIAT 2 Meninggalkan Perkara yang Bukan Urusannya #KiatBahagiaDiZamanFitnah

Saat ini, media sosial di mana-mana. Sarana komunikasi sangat banyak. Ini memberi celah pada kita untuk mengetahui perkara yang bukan urusan kita, file-file yang  tidak perlu masuk pula ke dalam pikiran kita. Manusia sifatnya ingin tahu, ingin nimbrung, ingin komentar. Tidak perlu! Jangan menambah beban  dalam hardisk pikiran kita. 

Salah satu contoh kita suka nimbrung : saat kita duduk di mobil bersama kawan, lalu kawan kita mendapat telepon dari seseorang - dengan suara tinggi; kita tidak perlu menanyakan, "Kenapa?" Bukan urusan kita. Allah tidak mewajibkan kita untuk mengetahui urusan sahabat kita. Contoh lain, tatkala kita lewat rumah warnanya ungu, kita tanya, "ini koq rumah warna ungu ya?". Penting? tidak. Ini bukan urusan kita. 

Kita punya HP, facebook, dll yang punya friend list sekian ribu. Ada banyak sekali informasi di share di sana, lalu kita pasti ingin tahu, semuanya dibaca, sejam dua jam tidak akan terasa. Bahkan sebelum tidur, yang dimurojaah facebook. Bukan berarti info2 itu tidak penting, namun terkadang ada banyak perkara lebih penting; misal bercengkrama dengan istri dan anak-anak, baca quran, baca buku 

Maka, masuklah ke rumahmu, urus urusanmu! Tidak semua perkara yang masuk ke otak kita membuat bahagia, kadang malah menyengsarakan. 

Whatsapp : memudahkan kita silaturahmi, namun saat ini menjadi berlebihan. Setiap saat melihat WA. Grup sampai 20. Setiap detik ada komentar. Dan kita, pasti ingin membaca komentar tersebut. Masya Allah. 

Di antara perkara yang membuat bahagia adalah tidak menyibukkan perkara yang bukan urusannya. Sehingga, masih ada sisa waktu untuk melakukan amalan ibadah lain : membaca quran, buku, belajar dll. 

KIAT 3 Membantu Orang Lain #KiatBahagiaDiZamanFitnah

Suatu perkara yang dibagi tidak berkurang adalah kebahagiaan. Maka orang yang paling bahagia adalah Rasulullah karena seluruh waktunya untuk umatnya. 

Khodijah berkata pada suaminya, "ketahuilah Alah tidak akan menghinakan engkau, engkau suka menjalin silaturahmi, jujur berkata, membantu orang yang tidak mampu, engkau bekerja dan sebagian kau berikan kepada orang, engkau memuliakan tamu, engkau membantu orang yang terkena musibah"

Maka, jika kita ingin bahagia, buatlah program kepedulian terhadap orang lain, usaplah kepala anak yatim, dll

Amalan yang paling dicintai Allah adalah kesenangan, kegembiraan yang engkau masukkan ke hati orang muslim. 

KIAT 4 Qonaah #KiatBahagiaDiZamanFitnah

Saat kita menerima segala pemberian Allah, dengan kondisi apapun, maka kita akan bahagia. Khusnudhon pada Allah bahwa apa yang diberikan itu yang terbaik untuk diri kita. Jika kita memiliki hati qonaah, sungguh kita dan raja sama saja. Kebahagiaan itu tidak harus dengan kekayaan, orang kaya tidak selalu bahagia. Kita dapati sebagian orang, majikan yang kaya raya lebih susah daripada si sopir. Sopir senantiasa senyum-senyum, sedang majikan stres setiap hari. Ini kenyataan yang banyak terjadi.Banyak orang kaya, pejabat, profesor, namun pertanyaan yang diajukan, "Bagaimana ya supaya bisa bahagia?"

Tanamkan sifat qonaah dalam diri kita. Janganlah lihat ke atas untuk urusan dunia, karena hal itu akan membuat Anda tidak meremehkan rizki/nikmat dari Allah. Melihat ke atas atas urusan dunia, tidak akan pernah selesai. Dunia ini tidak ada titik klimaksnya. Jika seorang manusia punya 2 lembah emas, ia akan mencari lembah ketiga, dan seterusnya. Tidak akan berhenti sampai mulutnya sudah dimasuki tanah (mati) Rasa puas atas dunia tidak akan pernah selesai. Padahal hidupnya sebenarnya sudah cukup, tapi masih saja sibuk mengejar-kejar dunia yang sebenarnya sudah tidak diperlukan lagi oleh Anda. Ini akan memperpanjang hisab. Tidak akan pusa, berat!

Kepada para suami, ajarkan istri qonaah. Tidak semua yang diinginkan istri harus dipenuhi oleh suami. Karena tidak akan pernah selesai permintaan-permintaan itu. Ingatkan untuk senantiasa bersyukur. Suami bisa qonaah, insya Allah bisa didapat dari istri yang qonaah. 

KIAT 5 Mudah Memaafkan #KiatBahagiaDiZamanFitnah

Mudah memaafkan mendatangkan pahala yang besar. Sifat penghuni surga adalah memaafkan orang lain. Tatkala kita disakiti, ini merupakan saat yang tepat untuk mendapat pahala besar dari Allah. Stresnya pikiran akibat tidak pernah memaafkan, itu membuat sakit. Jengkel, stres, marah-marah; hilangkan. Maafkan, dapat pahala, bahagia. 

Saat didzolimi, berpikirlah bahwa tidak ada orang dzolim kepada kita kecuali karena dosa kita. Maka ini menjadi saat beristighfar kepada Allah. Orang menderita itu jika ia bermasalah dengan orang-orang dekat : suami/istrinya, anaknya, ibunya, ayahnya, saudaranya, tetangganya. Ia menyiksa dirinya sendiri. Maafkan, lapangkan, bahagiaaa. 

KIAT 6 Berusahalah Ikhlas #KiatBahagiaDiZamanFitnah

Ikhlas dalam segala hal (sedekah, melayani suami, mencari nafkah, dll). Hakekat ikhlas : yang penting Anda tahu bahwa Allah sudah mengetahui Anda telah mengerjakan. Selesai urusan. Tidak peduli orang berterimakasih, mencela, marah-marah, tidak menerima. Anda tidak ikhlas jika Anda ingin pengakuan orang lain. Ini akan membuat kita tidak bahagia. Maka, ikhlashlah, yang penting Allah sudah tahu. Latih diri Anda ikhlas dan menyembunyikan amalan Anda. 

Resume Kajian Ust Firanda @RodjaTv

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)