curhatibu.com

Dosa Besar ke-100 : Duduk Menyenderi di Tengah Halaqoh

Hadits diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, derajat hadits Hasan. Bahwasanya Nabi Saw melaknat orang yang duduk di tengah-tengah lingkaran. 

Apa maksudnya, dan mengapa dianggap sebagai dosa besar?

Dosa besar - diikuti ancaman yg jelas, rugi, sengsara, celaka, laknat, dll
Dosa kecil - diikuti hanya dengan peringatan, misal kehilangan sesuatu

Nah, dalam majelis, ada adab yang perlu kita bahas : 
1. Memberi Salam tatkala Terlambat Datang Dalam Majelis
Jika terlambat datang dalam majelis, berilah salam tatkala masuk "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh", meskipun tidak semua anggota majelis mendengarkan. Hadist nabi : orang yang berdiri memberi salam kepada orang yang duduk, individu memberi salam pada kelompok. Tidak perlu teriak-teriak saat salam, secukupnya saja, karena ini perintah nabi. Siapa yang memberi salam, mendapat pahala : 10, 20 atau 30 tergantung kelengkapan ucapan salamnya. Ambillah pahala yang 30, yaitu dengan memberi salam paling lengkap. Meskipun selisihnya 10, tapi kita tau bobot 10 itu seperti apa. Kata para ulama, pahala itu penuh 10,20 atau 30 jika mengucapkan dengan benar lafadz salamnya. 
2. Mengisi tempat duduk yang terjangkau/termudah dari dirinya
Para sahabat saat datang ke majelis nabi juga datang ke tempat terjangkau, tidak memaksakan diri duduk ke depan hingga melewati banyak orang. 
3. Tidak menyibukkan diri pada hal yang tidak berhubungan dengan majelis tersebut
Tidak ada kegiatan lain, sibuk HP, mengkhayal; FOKUS pada majelis tersebut. Akan percuma tatkala sang ustadz ngomong, kita sibuk membalas SMS. Setan akan menghiasi angan bahwa kita sudah mendengar Ustad. TIDAK. Dua hal tidak bisa bertemu. Jika mau maksimal hasilnya, harus FOKUS. Apalagi sampai mengganggu temannya. 
4. Tatkala mendapati perihal Syubhat yang disampaikan pembicara/ustadz, tidak boleh memotong pembicaraan ustadz, dan tidak boleh menegur di hadapan umum. Ngobrol-lah/bertanya-lah setelah bubar majelis, berdua saja dengan sang ustadz. 
5. Menghormati semua ilmu yang disampaikan oleh pemateri, meskipun ia sudah tahu. 
Karena target pertama hadir di majelis ini adalah mendapat fadhilah hadirnya ia di majelis tersebut (turun sakinah/ketenangan, tambahnya rahmat). Baru yang kedua adalah menambah ilmu. Ilmu meskipun sudah pernah diulang pun namanya review, dan bisa jadi lebih tersentuh mengamalkan tatkala ilmu itu diulang untuk kesekian kalinya. 
6. Dianjurkan memaksimalkan mengambil ilmu dan mengamalkannya
7. Tidak duduk sendirian, apalagi berada di tengah-tengah halaqoh. 
8. Tidak boleh membuat seorang yang sudah duduk, berdiri/pindah. 
Termasuk, tatkala ia memberi tanda duduk sedang ia keluar sebentar, tidak boleh kita mengambil tempat duduknya. Kecuali jika yang sedang duduk adalah anak kecil yang belum mengerti, dan lebih layak untuk mendapat pahala (dicatat di buku amal) adalah orang dewasa. 
9. Tidak berdiri kecuali hal darurat. Ia tidak meninggalkan majelis itu. 
TIDAK DUDUK DI TENGAH HALAQOH

- Ayah ingin mengumpulkan anaknya, jangan dibuat lingkaran lalu ayah di tengah lingkaran itu
- Guru mengajar ngaji quran, muridnya dibuat melingkar, lalu guru duduk di tengahnya. Yang diperbolehkan adalah melingkar, tapi guru dan murid berada di lingkaran (murid di sebelah kanan kiri guru)
- Termasuk mengajar di kampus, pimpinan perusahaan, dll tidak boleh duduk di tengah halaqoh

Ada Sebab Khusus Mengapa Orang Duduk Tengah Halaqoh itu Terlaknat (Diangkat berkah hidupnya) : 
  1. melahirkan kesombongan
  2. kemungkinan, orang tersebut akan menjadi sorotan; sehingga menimbulkan ketidaknyamanan. 
  3. mengeluarkan dirinya dari forum ukhuwah itu menjadi kedudukan yang eksklusif

    (Ust Khalid Basalamah)

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)