curhatibu.com

Mendidik Generasi Qurani



Faktor dari DALAM (Rumah) Terhadap Anak

Berdoa kepada Allah supaya kita diberikan petunjuk dan hidayah, serta anak-anak kita demikian, dijauhkan dari kesesatan. Seorang nabi pun tidak bisa memberikan hidayah, hidayah semata dari Allah. Maka, mintalah kepada Allah. 

Memberikan hak - hak anak. Beberapa hak anak adalah : 
  • Mendapat ibu sholehah : ibu yang senantiasa menutup aurat, berjalan ke majelis ilmu, menjaga kehormatan, tentu akan berbeda efeknya kepada anak, dengan ibu yang membuka aurat, berkhalwat, dll
  • Mendapat nama-nama yang baik kepada anak. Ini berfungsi untuk membangun kejiwaan anak. Dengan nama anak yang diambil dari orang-orang sholeh/ulama, atau nabi; maka anak akan tertanam perihal kebaikan sosok-sosok terbaik itu, dan akan termotivasi untuk menirukannya. 
  • Mendapat pengajaran al Quran
  • Mendapat ayah yang lahir belajar. Di dalam quran, disebutkan sosok-sosok pendidik / yang menasehati anak adalah Ayahnya, misal Luqman, Syu’aib, dll. Jadi, bapak jangan menyerahkan tanggung jawabnya kepada ibu begitu saja. Termasuk dalam hal ini adalah ayah mengajak anak-anaknya ke majelis-majelis ulama, majelis2 hadits, majelis quran, majelis ilmu. Bahkan sejak usia anak tersebut kurang dari 3 tahun.
Menjaga Kebersihan Anak. Jaga rambut anak, gigi, wajah, baju, ingus; dirapikan anaknya, membaguskan bajunya – jangan bakhil kepada anak.

Ada Pengaturan Waktu. Diatur kapan mandi, kapan makan, kapan main, kapan belajar, dan kapan tidur. Ini harus diatur, dibiasakan, dan teratur. Bahkan sampai pengaturan ASI kapan diberikan pun harus dilatih jam-jam nya.

Siapkan 2 Perpustakaan (baik digital maupun kitab). Jangan bakhil. Ini untuk mengamalkan firman Allah, “Quu anfusakum wa aliikum naara”. Belajar termasuk jihad. Belikan buku untuk anaknya. Bahkan Ibunda Imam Syafii memungut kertas2 yang terbuang untuk digunakan lembar kosongnya menyatat ilmu. Untuk digital, upayakan selalu perdengarkan quran di keseharian anak. Anak yang pintar nyanyi, karena di rumah disetel lagu-lagu. Nah, kita ganti : dengan quran, ceramah-ceramah, dll.

Jangan Terburu-Buru Dalam Mendidik Anak. Kita ajak tidak mau, terus saja ajakin. Jangan sampai kita putus asa, lalu bilang “sabar” saat anak tidak mau. Ini bukan sabar, tapi pasrah. Saat kita mengajari anak hijaiyah koq tidak bisa bisa, ya sabar; ilmu bisa didapat dengan syarat “waktu yang panjang”. Terus ajari anak, Bukan MENELANTARKAN. BEDA. Sabar itu tetap kita ajari meski belum bisa-bisa juga, terus dijalani proses mengajari anak, sampai kapanpun.

Faktor LUAR yang mempengaruhi ANAK

Pengaruh Teman Terhadap Anak. Ada banyak sekali kasus, anak yang awalnya tidak pakai jilbab, gara-gara bergaul dengan kawan2 yang menutup aurat rapat, ia ikut memakai hijab. Banyak juga yang sebaliknya. Maka, pentinglah kita memilih teman. Jangan sampai kita takut dikatain, “Wah, dia orangnya pilih-pilih teman”. JANGAN. Justru memang kita harus memilih-memilih, karena ini urusannya SURGA – NERAKA.

Lingkungan yang BAGUS. Anak berhak mendapat lingkungan yang bagus. Para ulama mengharamkan 
tinggal di negeri kafir. Kita lihat orang kafir yang hidup di negeri muslim, mereka paling tidak akan lebih menge-rem “kehidupan” mereka, misal dalam hal pakaian. Pilih tetangga yang bagus. Bahkan ada kisah orang Yahudi yang menjual rumah dengan harga sangat mahal, padahal rumahnya biasa-biasa saja. Tapi rupanya, yang dilihat orang yahudi itu adalah “Lihat tetangganya, Umar Bin Abdul Aziz”. Lingkungan yang bagus sangat mempengaruhi kesholehan anak.

Siapa yang Berkunjung Ke Rumahnya. Kita ingin anak kita sholeh/sholehah, tapi sering sekali ada orang non muhrim datang apel, orang-orang jelek, bandel datang. Orang-orang yang buruk harus dilarang datang ke rumahnya. Anak harus “DIKEKANG”-–- yaitu Dijaga supaya tidak minum narkoba, terjerumus zina, tidak bergaul dengan teman2 buruk.

DIMANA Anak kita Menghabiskan Banyak Waktunya/ DIMANA Nongkrongnya? Ini harus diperhatikan, apakah di jalanan, mall, bioskop-bioskop, atau di masjid, kajian muslimah, majelis ilmu, majelis quran, majelis hadits. Ini menjadi pertanyaan kita saat melihat seorang anak yang sholeh/tholeh. Pasti akan terpengaruh dari di mana anak itu menghabiskan waktu.

Cari Guru yang Bagus. Mata anak itu akan melihat dan belajar dari yang ada pada guru, akhlaknya, ilmunya, adabnya. Maka, pilihkan guru yang bagus untuk anak.  
(Dan masih banyak lagi, bisa dilihat di buku : “Anakku, sudahkah benar pendidikannya?”)

Apakah Musa Paham terjemah? Belum semua, sekarang sedang belajar durusul lughah, saat ini sudah jilid 2. Tapi ada yang dipahami sedikit demi sedikit.

Bagaimana Musa menghafalnya?
1.      Awalnya, terapkan adabnya (kebiasaan) anak. Memang awalnya nangis, tak apa, biarkan saja; tetap dilatih adab itu. Misal anak disuruh duduk, awalnya akan nangis, pasti nangis. Atur waktunya. Biasakan tidur siang.
2.     Lalu masuk ke proses hafalan, umur 2 tahun, diajak duduk mau, mulai lebih panjang nangis. Tak apa-apa, pelan-pelan, kita perdengarkan, belajar sebentar. Intinya kita berhasil pada saat itu menundukkan hawa nafsu anak. Jika kitanya sudah kalah sama anak di hari pertama, maka besoknya ia akan mengulang lagi. 5 menit 5 menit dulu.
3.   Sebelum bisa membaca sendiri, Didikte dulu, awalnya ke hijaiyah (ambil kertas HVS, digambar 1 huruf besar-besar, ditempel di dinding-dinding, di dapur, di tempat2 yang anak sering ke sana). Setelah hijaiyah, masuk ke iqro’.
4.      Umur 4 tahun, Musa sudah bisa baca selesai iqro 6, Musa menghafal sendiri, lalu setoran.
5.      Alhamdulillah 5 tahun 10 bulan selesai.
6.      Murajaahnya 3 jus per hari, lalu murajaah 100 hadits sehari, sembari menambah hafalan hadits baru.
Jangan melihat JADINYA sekarang, tapi lihatlah awalnya yang 5 menit 5 menit.

Ada AMALAN Khusus? Cari istri sholehah/suami sholeh, berdoa sebelum berhubungan dengan istri, bapak/ibunya rajin baca quran.

Bagaimana JADWAL Hariannya?
Hafalan sedikit, maka jadwal main nya banyak. Dulu bada subuh dan bada maghrib. Sekarang, jika hafalan sudah banyak, sebelum subuh - anak dijadikan imam Qiyamul Lail, Lanjut ba'da subuh sampai jam 8.30 istirahat. Bermain bebas. Jam 10.00 tidur sampai dhuhur. Bada dhuhur belajar sampai jam 1, makan siang. Lanjut belajar sampai ashar. Ba'da ashar sampai jam 5 belajar. Jam 5 selebihnya main/mandi, dll. Ba'da maghrib jika tidak ada kajian, maka murajaah lagi. Isya, lalu ba'da isya harus tidur.  

Kendala Apa SAJA Yang Dialami Ayah Musa, dan Mengatasinya?
Kendalanya adalah ORANG TUA-nya sendiri : ga tegaan, ga enakan, menuruti permintaan anak yang tidak sesuai aturan, tidak sabar. Kita suka memaksa anak, lalu marah marah jika belum bisa. Jangan buru-buru. Anak kecil itu sejalan berjalannya waktu akan berubah.

Apakah Undangan ke sana sini ini mengganggu? Ya. Mengganggu jadwal Musa. Banyak berita yang berkata, "TIDAK ADA YANG MELIPUT!", bukan begitu; justru karena ayahnya Musa yang tidak mau. Banyak yang menghubungi, namun ditolak. Baru Yufid TV yang diterima untuk Live.

Adakah Jadwal Pelajaran Umum Selain Quran/Hadits? Ada, diajar uminya. Anak ke-2 hafal 13 jus di tangan uminya. Anak ke-3 umur 3 tahun sudah mau iqro 4. Belajar matematika, bahasa inggris, bahasa indonesia, dll. Nanti pakai paket.

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)