curhatibu.com

Learn to Listen, Listen to Learn



Tidak setiap orang diberikan kesadaran bahwa "bisa mendengar" itu sesuatu yang tidak spesial, dan tidak perlu dipelajari. Banyak orang berpikir bahwa semua orang yang punya telinga, sudah pasti bisa menjadi seorang pendengar, bagi siapapun yang sedang berceloteh di hadapannya. 

Sayangnya, itu salah. 

Banyak sekali pelatihan untuk terampil berbicara, namun sangat jarang (atau bisa dikatakan TIDAK ADA) pelatihan untuk mendengar. Ya, mendengarkan dengan baik; menjadi seorang pendengar yang baik. 

Banyak orang bisa mendengar orang bercerita, tapi sangat sedikit yang benar benar menjadi pendengar yang baik. Dan lebih sedikit lagi orang yang menyadari hal itu, lalu belajar memperbaiki ketrampilan mendengarnya. 

Saya mulai menyadari, kembali; bahwa sudah sekian tahun lamanya, saya "kehilangan" rekan berbincang yang bisa mendengarkan. Seperti yang saya pernah rasakan ketika di kampus dulu, berbincang dengan kawan berjam-jam untuk sekedar mendengarkan ceritanya dari A sampai Z, lalu dia pun dengan segala trik membuat saya merasa nyaman pula untuk berkisah kepadanya, meski kisah kisah abstrak dan entah apa juntrungannya. Dan saya kembali menemukan kawan berbagi itu; meski dengan sosok yg berbeda. Tapi mereka memiliki kesamaan : mau mendengarkan saya. 

Perlu waktu cukup lama bagi saya untuk bisa mengungkap suatu rasa atau pemikiran; dan tidak banyak orang yang bisa bersabar menanti kata per kata keluar. Pun tidak banyak orang yang bisa memaksa saya mengungkapkannya; karena saya hanya akan mengungkapkan kepada orang yang benar-benar saya yakin bahwa dia mendengarkan saya dengan baik. 

Dalam hal ini, sungguh kita tidak terlalu memusingkan konten balasan, respon, jawabannya, atas apa yang kita ceritakan, masalah yang kita curhatkan, kesulitan yang sedang kita hadapi. Bahkan terkadang kita tak terlalu mendengar kata-kata bijak yang kemudian keluar dari lisannya untuk menasehat. Tapi, yang begitu terkenang dan akan senantiasa teringat adalah rasa kepedulian, ketulusan, dan FULL attention, perhatian yang PENUH dari dirinya dalam menyimak perkataan kita. Dan kalian tau, seorang yang telah merasa didengarkan, lalu dia bisa menyampaikan apapun karena yakin akan didengar; itu jauh lebih bermanfaat untuk "menyelesaikan" masalah yang dihadapi; ketimbang seorang yang bercerita, lalu langsung diberi solusi, apalagi judgment. Sebagus apapun solusi yang diberikan, tak akan menorehkan tinta indah, tapi justru membuat enggan kembali padanya untuk bercerita. 

Saya ada potongan video seorang speaker TEDx, terkait learning to Listen. Dan itu bagus sekali. Sangat mewakili apa yang saya rasakan selaku "orang yang ingin didengarkan (dengan baik)". Silakan klik video lengkapnya di sini , dan ini beberapa kalimat yang terucap : 

People yearn for others to listen to them. People simply want someone to be fully present when they have something to say. We gravitate to those who make the time for us. Learning how to trust. Soon once we recognize that we are being heard, we begin to reveal our pasts, our fears, our goals, and our hopes. All of us have a need to connect and we do that through listening because it touches every aspect of our lives. In my opinion, listening is not meant to be a difficult task, and it's not meant to be an art.
Listening simply requires us to be. We don't have to respond or offer feedback or sound wise. All we have to do is stop. We need to withhold our judgments. We need to put aside our own agendas. Turn off our gadgets, and silent our thoughts. And you know it doesn't matter if we've heard it before or even something similar, because it doesn't take much to listen; just one more time.
Listening is the foundation for meaningful relationships, and relationships are the key to growth, and growth results in the recognition of other perspectives, which then ultimately fosters peace and true meaningful learning.
Baik, terimakasih telah menyimak tulisan di blog ini :)

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)