Janji (?) Itu

Suatu ketika, saya berjanji pada diri saya sendiri, "Saya mau membacakan hafalan saya ini, kepada bapak dan ibu saya. " juga permohonan saya pada Allah, "Ya Allah, tolong jangan pisahkan kami (saya dan bapak), sebelum saya khatam 30 juz". 

Sesuatu yang.. 

Ibu, saya minta maaf; bapak, saya minta maaf.. Tidak bisa memberikan sesuatu yang berharga, tidak bisa memberikan suatu kebanggaan, tidak bisa memberikan prestasi, apalagi materi. Bahkan, urusan akhirat pun, urusan ibadah, menggandeng tangan bapak ibu di Mekah, tidak pernah terjadi. 

Guys.. Berbincang masalah Ibu, selalu membuat rindu. Saya, sudah 7 tahun tidak berjumpa dengannya, rahimahallah. Sosok ibuku. 

........ biasanya saya mudah mengetikkan sesuatu tentang Ibu, kenapa saat saya menyentuh keyboard malam ini, terasa sulit ya?............

Rabbighfirli waliwalidaiyya warhamhuma kama rabbayani shagira.. 

Tidak bisa bercakap lagi; ketika setiap janji hanya tinggal kenangan tanpa realisasi. Ketika kalimat maaf bahkan tak pernah bisa tertuturkan. Apalagi kalimat terimakasih, atau sayang. Bapak, Ibuk.. maafkan anakmu ini.. 

Dan, hai, kalian.. yang orang tua masih ada, bapak ibu masih ada; please... say thanks.. dan katakanlah bahwa kalian menyayangi mereka. 

Guys. mereka tidak pernah sedikitpun menginginkan balasan , sekalipun sekedar kalian ucapkan terimakasih; tidak, mereka tidak ingin itu. Yang ada dalam benak mereka, "ANAKKU bisa menjadi orang sholih, orang sukses, bisa mandiri, sehat walafiat, selamet dunia akhirat!". Keinginan mereka hanya supaya "Anakku bisa bahagia dan lebih bahagia hidupnya daripada aku".

Tapi, ucapan terimakasih kalian, ungkapan sayang kalian; akan membuat mereka berdua menjadi lebih bahagia, membuat mereka merasa diterima, disayangi, diperhatikan oleh anakanaknya. 

Hm.. tak perlu menunggu momen hari ibu untuk mengatakan hal itu -karena dalam islam, setiap hari ya hari untuk ibu kita-; katakan saat ini, sebelum itu terlambat sama sekali.