curhatibu.com

Katanya

Dan saya tidak tau harus menuliskan apa. Ada sesuatu yang kurang hari ini, yang terasa kosong, tapi saya tidak tau juga apa. Mencoba menuliskannya, siapa tau bisa terjabarkan. Tapi, sampai beberapa kata, belum ketemu. Ah mungkin menunggu beberapa paragraf baru akan saya temukan.

Ada yang bilang, mungkin hanya butuh bertemu orang yang lain. Ya, selain mereka yang ada di dalam kotak yang sama dengan saya. Karena 24 jam hampir hampir selalu bersama. Ketika kemana, mereka ikut tak ingin ketinggalan. Ya, mungkin memang betul bahwa saya butuh bertemu lebih banyak orang, dan lebih beragam orang. Atau... Jangan jangan hanya butuh bertemu satu dua sahabat, yang saya yakin dia bisa menenangkan.hm.. bukan menenangkan, tapi lebih ke menemani. Sekedar duduk, meski tanpa kata juga nasehat. Sekedar menikmati kesunyian, tanpa ada penghakiman. Sekedar menuturi hati masing-masing yang juga masih penuh misteri tak terpecahkan.

Pada akhirnya, entahlah... Belum juga saya temukan. Mungkin saya harus menulis lebih banyak lagi.

Tapi, menulis apa lagi? Menulis bahwa seharian ini begitu terasa membosankan? Menulis bahwa seharian ini emosi berganti-ganti tak karuan? Menulis bahwa seharian ini ada amarah dan bentakan yg tak seharusnya?

Apa? Entahlah.. Saya butuh lebih memahami diri sendiri. Karena saya sendiri pun tak paham. Saya tidak meminta orang lain memahami saya, toh saya sendiri belum sepenuhnya mengerti benar akan rasa hati sendiri. Mungkin, saya hanya butuh sebuah pemakluman bahwa "tak apa dengan diri saya, yang masih kebingungan menceritakan beban, yang masih berangan impian yang semakin terenyahkan kejelasannya, yang masih bingung dengan pertanyaan -Anda kenapa?- "

Ya, saya tidak meminta siapapun menerjemahkan apa yang saya maksud, atau membantu saya menemukan cerita abstrak yang saya sendiri tak pernah mengerti alurnya. Saya hanya berharap : mereka menerima saya yang seperti ini, dan mau sekedar duduk bersama saya yang butuh ketenangan dalam ketidakpahaman.

Ya, entahlah.. Tak apa kau tak mengerti apa yang tertuliskan. Saya bahkan tak terlalu peduli. Tak apa juga jika tulisan ini tak kau pedulikan, toh memang tak layak mendapat kepedulian. Tapi, mungkin, saya yang nyata, butuh penerimaan atas kekurangan, dan ketidaktahuan, juga ketidakjelasan paham, yang entah kapan akan berakhirnya.

Terimakasih sudah membaca sampai paragraf terakhir.

Terimakasih juga kepada Saya, yang sudah berkenan menuliskan apa yang terlintas dalam benak, lalu menuangkan dalam rentetan huruf di layar ini.

Terimakasih, sudah berjuang. Berjuang apa? Entahlah... :"

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)