Tentang Rasa

Kita sering punya rasa yang tidak pernah dirasai. Rasa yg tidak pernah disadari, yg akhirnya berakhir begitu saja; tanpa sesuatu yg berarti. .

Mungkin kita belum sepenuhnya menyadari bahwa hidup itu bukan tentang menekuri dalam sesal masa lalu, atau mengandaikan juga mengkhawatirkan masa depan yg belum pasti. Tapi hidup itu, tentang masa kini; apa yang kita lakukan dan nikmati saat ini, tentu dg sebaik laku dan budi.

Lagi-lagi, karena kita tidak tau, kapan ini berakhir.

.

.

"Ana uhibbukum Fillah.. Saya mencintai Antum semuanya karena Allah. Semoga kita semua, Allah pertemukan di tempat terbaik, di surgaNya"

Kalimat sederhana, yg cukup sering kita dengar, bahkan kita sering mengucapkan. .

Tapi, entah kenapa sore ini kalimat itu cukup menggetarkan. Kalimat yg membuat hati bergemuruh dan hampir hampir meneneteskan kembali air mata. .

Baru dua bulan. Namun sudah cukup membuat jatuh cinta pada setiap pertemuannya. Meski lebih banyak diam, tapi ada perasaan tenang dalam setiap menit menit yg selalu berjalan begitu cepat tiap pekannya.

Padahal baru dua bulan, bagi kami. Ya, bagi kami, yg ada di ruangan itu. .

Namun sudah cukup membuat sosok sosok di sebelah saya merunduk dan meneteskan air mata. Lalu diakhir saling berpelukan, karena sedih akan pertemuan yg (sementara) menjadi yg terakhir. .

Sangat berharap akan segera bisa tergantikan, meski tidak tau kapan. Berharap dalam waktu dekat, meski entah dimana dan bersama siapa.. Namun, ada banyak kesan dan pesan yg tersampai, tersimpan, dan menjadi pelajaran, serta faedah berharga bagi saya, juga pasti bagi siapa yg bersama; bahwa ya, perjalanan dan perjuangan kita tidak boleh terhenti, hingga ajal menjemput; lalu mempertemukan kita kembali dalam majelis di surgaNya.. .

Aamiin.. .

Jazahumullah khoiran, Guru guru kami