curhatibu.com

Skip Sajalah, Biar Bahagia!

Dulu ketika masih belum punya anak-anak sendiri, sering terkagum-kagum saat melihat prestasi anak orang lain yg hebat. 

Lalu bertekad ingin mewujudkan hal yang sama untuk anak sendiri. 

Tapi, setelah punya anak sendiri, dan merasakan "perjuangan" mendidik anak dg nyata.... Maka....

Setiap kali melihat postingan seorang Ibu, atau ayah, tentang pencapaian "prestasi" anak-anak mereka;  rasanya harus buru-buru menata hati. 

Atau, jika sudah terlampau sering, dan kondisi jiwa sedang labil; maka "skip" menjadi pilihan.

Bahkan mungkin, jika memang perlu, "matikan notifikasi postingan&story" dari akun yang bersangkutan. 

Aneh ya? Apa cuma saya yang merasakan iniπŸ˜‚

Kenapa harus begitu? Ya, karena saya khawatir tidak bisa mengontrol perasaan yg tidak semestinya ada. 

Well

Kagum, iya. Saya juga ingin mempunya anak demikian. Tapi, ada rasa khawatir jika membuat pandangan terhadap anak sendiri menjadi berubah. 

"Koq anak saya ga bisa kayak gitu ya? Anak saya koq gini sih? Gimana ini koq bisa jadi seperti ini?"

Atau... 

Pandangan saya terhadap diri saya, berubah : menjadi insekyuuur. Wkwk jadi apa ya.. Kayak gini

"Ibu itu bisa mendidik karena bla bla bla. Saya kan ga, coba saya bisa begini begitu. Coba dulu saya ini itu... 

Trus pada akhirnya, 

".... sepertinya, saya ibu yang gagal deh!"

Hadeuh

Terkesan lebay ya..πŸ˜‚ Maaf.. Tapi kayak gitu sih.

Makanya, sekarang lebih "waspada" jika ada postingan tentang prestasi anak. Khawatir nge-bandingin. Khawatir jika jadi hilang syukur.

Tapi, sebagai ibu ya, emang ada rasa bangga sih, ketika posting. Ya, namanya anak ada "prestasi", pengen donk diceritakan ke khalayak. Kayak dulu orang tua kita juga kan, beda di media aja.

Makanya, kita tidak boleh mengatur postingan orang. Ngelarang2 orang posting anak-anak mereka yg hebat.ga berhak. 

Kitalah yang harus mengontrol diri kita. Apakah dengan mengurangi aktivitas online, atau cukup membatasi "following" dg yang memang "aman" bagi kehidupan "hati" kita.

Pilihan sih.. Intinya sih kalau main di media, jangan gampang baper. Itu berat.. wkwkwk..kita udah bawa perasaan, eh orang lain ga ada peduli juga. Kita susah sendiri kan. 

Trus jadi lupa, bahwa selalu ada kisah besar yg tidak kita ketahui di balik postingan yg muncul; yg bisa jadi penuh air mata, bisa jadi penuh perjuangan. Lalu, kita cuma pengen "hasil jadinya", dan ga sudah menyerah dulu saat ditawarin "bertukar posisi". Saking beratnya "di balik layar"

Dan... Setiap keluarga tidak akan pernah bisa dibandingkan, termasuk urusan anak. Tidak ada kondisi yang sama; kenapa harus mencari-cari jalan supaya bisa sama, lalu terjebak ke hilangnya syukur atas jalan terbaik yg tengah Allah berikan.

Jadi, Gunakan sosmed dg bijak, dan batasilah jika memang perlu. Demi kehidupan berumah-tangga dan ber-parenting yang lebih menyenangkan

So, skip aja lah, biar lebih bahagia... Hehe.. jika memang itu yang jadi pilihan solusi πŸ€”

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)