curhatibu.com

Ketika Sejenak Nikmat Dicabut

Ketika Sejenak Nikmat Dicabut

Semestinya telah cukup menyadarkan kita untuk tidak mengulang kesalahan yang sama. Bukankah kita sudah semakin sadar, bahwa bencana hadir sebagai efek dosa? Lalu, kenapa tidak segera instrospeksi, siapa tau masih ada salah yang belum disadari adanya, atau maaf yang belum sempat terucapkan.

Ketika Sejenak Nikmat Dicabut


Semestinya menyadarkan kita untuk tak lupa memanfaatkan nikmat itu. Bukankah sudah merasakan tidak nyamannya ketika satu dua nikmat diambil sejenak oleh pemiliknya? Lalu, kenapa tidak beranjak dari empuknya pembaringan, untuk beribadah, belajar, berbakti, atau melakukan kebaikan lainnya, yang bisa sangat mudah dilakukan dengan jiwa yang masih bisa tegak dan tak berpenyakit.

Ketika Sejenak Nikmat Dicabut

Semestinya menyadarkan kita untuk tak sibuk membuat provokasi dan keributan. Bukankah sudah merasakan tidak tenangnya hati saat kondisi negeri porak poranda? Lalu, mengapa tak juga menghentikan berita-berita propoganda yang saling menjatuhkan dan memfitnah sana sini. Kita butuh aman dan rasa tentram. Dan diamlah, jangan banyak berkomentar jika bukan jadi keahlian.

Ketika Sejenak Nikmat Dicabut

Semestinya menyadarkan kita untuk tak silau melihat nikmat tetangga, atau kehidupan sosok-sosok di media sosial. Lalu merutuki nasib diri yang rasanya begitu sengsara. Bukankah, sudah merasakan bahwa apa yang kita alami di dunia nyata lebih bermakna, ketimbang sibuk merecoki urusan tetangga, atau mengandai-andaikan kehidupan seperti tokoh di dunia fana. Lalu mengapa tak coba merasakan nikmat di kehidupanmu saat ini. Ada kurang, pasti. Tapi, bukankah yang membahagiakan dan menenangkan itu lebih banyak lagi?

Ketika nikmat dicabut, sungguh tak nyaman. Sayangnya, kita sering lalai saat nikmat itu ada di genggaman. Bahkan tak menyadari, sibuk mencemooh sana sini. Lalu, ketika nikmat dicabut, kebingungan dan berharap kehidupan kembali menjadi normal kembali. Ah, semoga siklus kelalaian itu tidak kembali terulang saat nikmat telah kembali diberi. 

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)