curhatibu.com

Polusi Menggila, Jakarta WFH Lagi! Tips Produktif Work From Home Bagi Ayah di Rumah

Polusi udara parah Work from home tips tetap produktif untuk ayah

Akhir-akhir ini, ada 1 aplikasi yang sering saya pantau : IQAir. Yaitu aplikasi untuk memantau kondisi udara - saking daruratnya kondisi udara di Jakarta. Dan benarlah, hari ini saya membaca kompas, diberitakan bahwa per pukul 06.30 hari ini (21/08/2023), Jakarta menempati peringkat tertinggi tingkat polusi udaranya. Dampaknya bagi kesehatan luar biasa. 



Benarlah kemarin suami saya membacakan wacana Work From Home kembali di beberapa instansi pemerintahan (dan semoga termasuk instansi suami saya). 

Nah, para Ayah di Jakarta yang mau tidak mau harus kembali work from home seperti saat pandemi dulu, harus sudah mulai bersiap! Ayah harus tetap produktif di rumah. 


Jangan sampai kebijakan ini mengakibatkan kerugian bagi perusahaannya atau pekerjaannya. Jangan sampai kebijakan Work from home ini justru membuat ritme kerja ayah jadi kacau. Jangan sampai kesalahan-kesalahan waktu awal-awal WFH dulu kembali terulang, seperti gangguan fokus karena anak, terlena dengan waktu, dan sebagainya.

Tantangan Ayah Saat Work From Home


Bekerja di rumah bukan berarti Ayah bisa liburan, bersantai-santai atau bebas. Justru banyak tantangan yang perlu diperhatikan Ayah, supaya target kerja tidak terganggu, dan tetap produktif meskipun Work From Home. Berikut tantangan unik yang biasa dialami Ayah saat menjalani WFH : 

1. Gangguan dari Anak-anak

Tidak menutup kemungkinan bahwa anak-anak akan banyak menjalani waktu di rumah. Entah karena PJJ (pembelajaran jarak jauh), maupun karena harus sakit yang saat ini lagi musim (batuk, pilek, demam). Keberadaan anak-anak dengan segala kehebohannya bisa menjadi gangguan yang cukup berarti untuk daya fokus Ayah. Dan pada akhirnya Ayah bisa kurang produktif dalam menyelesaikan tugas kantornya di rumah. 

2. Banyak Distraksi, Sulit Menjaga Fokus

Di rumah rupanya berpotensi memberikan distraksi yang cukup banyak untuk Ayah WFH. Seperti televisi, HP, internet, hiburan Youtube, suara teriakan anak-anak, permintaan tolong istri untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga, belum lagi kalau ada Pak RT misal tiba-tiba datang meminta uang keamanan, tikus yang tiba-tiba lewat di bawah kaki saat kerja, token listrik yang bunyi minta diisi, dan sebagainya. Ada banyak potensi gangguan yang membuyarkan fokus Ayah saat bekerja di rumah. 

3. Sulit Memberikan Batasan di Keluarga dan Pekerjaan

Saat di rumah, batas peran ini bisa kabur. Bisa terkait waktu kerja, waktu untuk keluarga, waktu istirahat, waktu rapat, seringkali tidak jelas lagi batasnya. Kadang rapat sambil nimang-nimang anak. Kadang beli galon atau gas yang habis selagi nunggu approval dari atasan. Ini cukup mengganggu fokus. Saat ayah sedang berada di pekerjaan, sulit untuk dimintai tolong. Begitu juga saat sedang bersama keluarga, sulit bagi Ayah untuk mudah kembali fokus dan sigap dengan pekerjaan yang datang. 


Tips produktif WFH bagi ayah di rumah


4. Keterbatasan Ruangan dan Fasilitas Bekerja

Di rumah tentunya fasilitas "seadanya". Tidak seperti di kantor : meja sudah ready, komputer dan jaringan internet sudah yang terbaik, kursi empuk menunjang Ayah tahan bekerja lama, dan sebagainya. Sementara di rumah : kursi kayu seadanya, meja kerja minjam meja lipat bergambar kartun punya anak, kursi pakai alas lantai, sajadah, atau sambil tengkurap di kasur. Sangat tidak aergonomis kata orang. Termasuk pembagian ruangan. Ruang kerja jadi satu dengan ruang bermain anak, ruang belajar, plus sekaligus ruang makan an dapur (maklum, rumah segaris hehe) - alhasil anak dan istri mondar mandir sepanjang hari tidak bisa dicegah. 

5. Pekerjaan Kadang Malah Meningkat

Di rumah bukan berarti santai-santai. Banyak atasan yang justru memberikan tambahan pekerjaan saat WFH. Entah dengan alasan apapun. Tidak jarang, WFH justru membuat Ayah bertambah jam kerjanya. Saat WFO, pekerjaan bisa diselesaikan pukul 17.00. Saat WFH, pekerjaan justru baru diberikan pukul 17.00. Atasan menganggap bahwa pekerjaan bisa diselesaikan nanti-nanti (karena tidak harus ke kantor). Begitulah. Belum lagi kesulitan koordinasi yang kadang membuat Ayah pusing dengan pekerjaan di era WFH ini. 


TIPS PRODUKTIF WORK FROM HOME BAGI AYAH

Setelah mengetahui berbagai tantangannya, saatnya kita berikan solusi satu per satu. Semoga tips berikut bisa membantu Ayah untuk tetap produktif meskipun harus bekerja di rumah. 

Berdamai dengan Anak-Anak


Ayah bisa melakukan beberapa tips berikut : 


1. Obrolkan rencana WFH ini kepada anak-anak. 

Anak-anak perlu diberi tahu kapan Ayah akan mulai bekerja, kapan Ayah akan rapat, dan kapan Ayah tidak bisa diganggu sama sekali. Jangan ribet dengan penjelasan yang bertele-tele, anak mungkin tidak paham. Gunakan simbol atau bahasa sederhana, seperti, "Kak, Ayah akan di kamar dari jam 8 sampai nanti adzan Dhuhur. Ayah akan bekerja. Kakak jangan masuk ke kamar dulu ya. Kalau butuh sesuatu, bilang saja ke Ibu."

2. Buat jadwal yang bisa diprediksi. 

Jika memang mungkin untuk mengatur sendiri jam kerja Ayah, lakukanlah. Sesuaikan dengan "jam aktif" anak. Mungkin Ayah bisa mulai memperhatikan kapan anak sedang tenang, kapan anak mulai "nge-reog", sehingga bisa mulai menyesuaikan waktu kerja - seperti waktu rapat, waktu meeting dengan klien, waktu mengerjakan presentasi, dan sebagainya. Metode membuat to do list boleh juga dibuat, sebagaimana dilakukan para Ibu Rumah Tangga di sini

3. Alihkan kegiatan anak dengan mainan atau aktivitas lain. 

Jika memang pada saat yang sama, Ayah harus memegang anak dan melakukan online meeting, misalnya, maka beri anak aktivitas yang bisa dilakukan mandiri, atau berikan anak mainan, buku, atau apapun yang bisa sejenak mengalihkan anak dari Ayah. 

4. Atur lingkungan kerja, jangan sampai membuat anak tertarik masuk. 

Biasanya anak paling heboh kalau orang tua sudah memegang komputer/laptopnya. Tantangan besar - karena mau tidak mau Ayah yang WFH akan pegang alat ini. Maka sebisa mungkin hindari meletakkan mainan di dekat Ayah, sehingga membuat anak datang ke Ayah dan melihat Ayah memegang komputer. Jika perlu, gunakan tanda visual seperti simbol Merah bulat untuk menunjukkan bahwa "Jangan ganggu ayah", supaya anak semakin paham aktivitas ayah. 

5. Minta dukungan pasangan dan rekan kerja. 

Pasangan akan sangat membantu Ayah mengkondisikan anak-anak. Selain itu, pasangan bisa membantu setting tempat bekerja, termasuk membantu kebutuhan rumah yang dibutuhkan. 

6. Gunakan Headset/earphone

Tips produktif saat WFH


Penting jika sedang melakukan online meeting untuk menggunakan benda ini. Selain membantu Ayah lebih fokus, suara dari luar bisa lebih teredam. 

7. Jika memang dibutuhkan, siapkan ruang kerja khusus

Hal ini membantu lebih fokus, lebih efisien waktu, dan pastinya lebih mudah untuk mengkondisikan anggota keluarga lain agar tidak beraktivitas di sekitar Ayah yang bekerja.

8. Sabar

Kepada anak-anak yang sabar ya, Ayah.. Anak secara fitrahnya pasti merasa senang jika ayahnya di rumah. Mereka mengira ini saatnya liburan, saatnya bermain. Maka, biasanya anak akan lebih mudah manjanya ke Ayah, dibanding ke Ibu.  

9. Manfaatkan jeda-jeda tertentu untuk memenuhi keinginan bermain bersama

Misalnya sedang jeda rapat, atau masih menunggu pimpinan datang, 5-10 menit gunakan waktu untuk sekedar menyapa mereka, peluk atau cium mereka, mengajak ngobrol sebentar, atau sekedar bercanda riang dengan mereka. Lalu Ayah bisa kembali lagi ke tempat kerja. Anak mendapat rasa senang karena Ayahnya menjumpainya, Ayah tetap bisa kembali bekerja, Ayah tidak perlu merasa bersalah karena hanya menyediakan waktu sebentar-sebentar itu. . 

Persiapkan Amunisi


Untuk berperang, butuh senjata. Untuk WFH, perlu juga amunisi donk. Demi berjalannya proses bekerja yang lancar, nyaman, tentram dan selesai segala urusan serta penugasan. Apa saja yang perlu disiapkan?

1. Ruang kerja terpisah. 

Tantangan Ayah WFH ada pada sulitnya memberi batasan urusan rumah dan pekerjaan. Ketika di rumah, kadang urusan bercampur. Saatnya mengurus pekerjaan, kepikiran rumah. Sudah saat membantu urusan rumah, pekerjaan masih dadah-dadah minta diselesaikan. Dengan mengupayakan terpisahnya ruang kerja, Ayah bisa lebih menata pikiran untuk fokus ke pekerjaan tatkala memasuki ruangan tersebut. Seolah pintu ruangan itu menyambut dengan ucapan, "Selamat Bekerja, Ayah!"

2. Siapkan meja dan kursi yang nyaman. 

Kata orang, perlu aergonomis. Supaya betah duduknya. Kursi yang bisa menopang tubuh dengan nyaman, tingginya pun sesuai dengan layar monitor (dengan kemiringan tertentu). Buatkan meja khusus, di mana di sana sudah di-setting perlengkapan bekerjanya. Jangan mudah berpindah-pindah tempat vbekerja. Akan membuang waktu (karena harus memindah-mindah laptop dan perkakas lainnya). Dengan tempat yang tetap, pikiran pun bisa secara otomatis terkondisikan untuk langsung ON saat duduk di sana, seperti berkata, "Oke, sekarang saatnya bekerja, ayo fokus!"

3. Pastikan pencahayaan baik

Tidak terlalu terang atau gelap, karena akan membuat mata mudah capek, dan tidak betah kerja lama-lama. Pencahayaan baik juga dibutuhkan untuk menunjang aktvitas online meeting. Tidak enak, bukan, ketika kita meeting dengan orang - yang wajahnya gelap (karena kurang cahaya ruangannya)

4. Miliki sistem penyimpanan dan organisasi barang yang baik

Ini penting. Ayah perlu punya laci penyimpanan untuk barang-barang yang sekiranya dibutuhkan. Misalnya untuk blocknote, bolpoin, flashdisk, kabel. Upayakan barang-barang itu terjangkau untuk Ayah ambil dari meja kerja. Tidak perlu pindah ruangan, atau harus berdiri terlebih dahulu. 

5. Miliki jadwal kerja yang tetap, namun fleksibel. Termasuk tetapkan waktu istirahat

Meskipun di rumah, Ayah harus tetap disiplin dengan jam kerja. Kapan harus stand by bekerja, kapan bisa disambi atau melakukan aktivitas non-pekerjaan. Ritme ini pun akan membantu anak agar lebih mudah terkondisikan - sebab mengetahui kapan Ayahnya bekerja, kapan ayahnya beristirahat 

6. Atur notifikasi gadget/Hp, minimalkan distraksi

Bekerja di rumah bukan berarti waktunya lebih banyak. Justru, waktu akan terasa lebih cepat sebab ada keluarga yang juga butuh diperhatikan. Gunakan waktu bekerja dengan maksimal - buat HP dalam mode fokus. Tutup semua sosial media, atau aplikasi chat yang tidak penting. 


7. Gunakan pakaian yang tepat. Jika perlu, bedakan pakaian bekerja dengan istirahat

Hal ini penting untuk membedakan diri dan pikiran kita antara waktu kerja dan bersantai. Suasana kerja terbangun, fokus jadi lebih terjaga. Hal ini akan membantu keluarga mengetahui kapan mode bersama Ayah, kapan membiarkan Ayah bekerja. 

Mengatasi Masalah Yang Sering Muncul

Polusi udara parah Work from home tips tetap produktif untuk ayah


Apa saja masalah yang sering dialami oleh Ayah yang WFH?

1. Bagaimana mengatasi rasa bersalah dengan terbatasnya waktu bersama anak di rumah, sementara harus fokus dengan pekerjaan yang bebannya justru bertambah?

Ingatkan diri Anda, wahai Ayah, bahwa penting menciptakan keseimbangan pekerjaan dan keluarga. Dengan penetapan jadwal yang bisa diprediksi anak, serta menjaga quality time pada jeda-jeda waktu bekerja akan membuat hubungan Ayah dan anak tetap terjaga di rumah. Yang perlu diperhatikan, Ayah harus bisa fokus di kerjaan - jika memang jadwalnya bekerja. Agar ketika bersama keluarga, waktu lebih longgar dan tidak ada rasa terbebani dengan pekerjaan yang belum diselesaikan. 

2. Bagaimana jika anak sering sekali meminta bantuan kepada Ayah, sementara saat itu Ayah sedang sibuk-sibuknya?


Perbanyak obrolan dengan anak. Beri mereka pengertian tentang batasan waktu kerja dan bermain. Berikan anak aktivitas menarik, atau bisa juga "seolah" dilibatkan dalam pekerjaan Ayah. Bisa jadi, anak hanya ingin menarik perhatian Ayah. Dengan melibatkan anak dalam pekerjaan, anak seperti sedang diajak bermain bersama. Misallnya dengan memberi anak kertas dan pensil untuk ditulis atau digambar di meja Ayah. 

3. Bagaimana mengatasi godaan multitasking (merawat anak sambil bekerja)?


Untuk sebagian kondisi, hal ini mungkin dilakukan. Namun untuk momen penting yang membutuhkan fokus penuh, Ayah harus berusaha untuk tidak multitasking. Serahkan urusan anak (atau lainnya) kepada pasangan/partner kerja di rumah. Fokuslah pada pekerjaan. Jangan lupa katakan kepada anak-anak untuk menunggu jika memang benar-benar sedang membutuhkan ayahnya. 

4. Bagaimana supaya transisi waktu bekerja dengan bersama keluarga bisa berjalan dengan smooth?


Buat "ritual" bekerja. Jika WFO, tentu tidak masalah sama sekali. Jika WFH, Ayah bisa tetap menjalankan rutinitas sebelum ngantor, seperti mandi pagi, menggunakan pakaian sopan, dan mulai membuka laptop. Untuk menutup sesi bekerja, Ayah bisa buat ritual selesainya dengan menutup laptop, serta merapikan meja kerja, berganti baju, atau mandi sore. Penanda ini untuk menunjukkan bahwa inilah batas sAyah (bekerja dan keluarga). 

5. Bagaimana mengatasi stress akibat tekanan pekerjaan dan keluarga yang sering hadir saat WFH?


Ayah harus tetap punya waktu untuk dirinya sendiri - bukan untuk pekerjaan, atau untuk keluarga. Bagi Ayah muslim, bisa dengan cut waktu bekerja menyesuaikan adzan sholat 5 waktu. Manfaatkan momen sholat untuk menenangkan pikiran, menyendiri, evaluasi, dzikir - yang intinya mengisi teko diri. Selain itu, Ayah sangat mungkin menambahkan aktivitas olahraga setiap pagi. Saat ke kantor, mungkin waktu perjalanan cukup menyita kesempatan berolahraga. Maka, saat WFH, mengapa tidak diluangkan sekitar 5-10 menit untuk sekedar streching, lari-lari pagi, senam ringan untuk membuat tubuh lebih rileks dan siap menjalai tanggung jawab pekerjaan dan keluarga di hari itu. 

PENUTUP

Menjadi Ayah memang bukan tugas yang ringan. Apalagi, menjalani peran pekerjaan di rumah saat Work From Home. Tantangannya bisa lebih besar, karena ada tambahan pihak lain yang menuntut diberikan perhatian juga (anak, istri dan urusan rumah). Ayah perlu mengenal tantangan apa saja yang akan dihadapi saat WFH. 

Dengen begitu, satu per satu solusi bisa dicoba untuk mendapatkan ritme yang tepat dan cocok sebagai pegangan selama bekerja di rumah. Jangan lupa, obrolkan semuanya dengan keluarga. Pasangan dan anak-anak bukanlah pengganggu. Justru mereka adalah partner kerja yang akan membantu memudahkan urusan kita. Buat kesepakatan tentang waktu, aturan, dan rencana aktivitas, sehingga semua tetap happy tanpa ada yang merasa haknya tak dipenuhi. 




Menjadi Ayah yang bekerja dari rumah memang tidak mudah. Namun, menerapkan tips-tips di atas semoga bisa membuat Ayah tetap produktif dalam pekerjaan dan tetap disayang keluarga di rumah. 

Silakan para Ayah, tips apa lagi yang perlu dilakukan untuk semakin berdamai dan tenang bekerja di rumah? Share di kolom komentar. Terimakasih sudah membaca :)))

18 comments

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)
  1. Sedih juga sih tau kabar polusi ini, semoga semuanya membaik ya mba. Artikelnya bermfaat banget pasti banyak di cari para ayah saat ini. Keren!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, betul huhuhu.. semoga segera ada solusi terbaik bagi warga jakarta khususnya, dan pasti wilayah lain yang terdampak masalah sama

      Delete
  2. MasyaAllah semakin menantang sekali ya memang wfh itu, terlalu banyak distraksinya. Mantap mbak tipsnya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul hehe.. di satu sisi memang tidak perlu menempuh perjalanan yang lumayan untuk ke kantor, waktu jadi lebih efisien. Tapi ada tantangan lain yang tidak kalah menantang di rumah hihihi

      Delete
  3. Semoga segera teratasi masalah polusi di Jakarta. Tapi kl wfh biasanya yg seneng anak2 tuh.. serasa ditungguin ayahnya, ngajak main dll, hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah betul banget itu bu... itulah tantangan terbesarnya hihih.. anakanak mah mikirnya si ayah lagi libur, jadi bawaannya pengen main sama ayah

      Delete
  4. Komplit tipsnya buat menjaga kewarasan bapak2 saat wfh. Bunda2 wajib baca juga ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul kak, para bunda harus tau juga ni, supaya membantu suaminya untuk bisa tetap bekerja dengan mulus di rumah

      Delete
  5. Terkadang hal yang paling saya takutkan dalam melakukan pekerjaan yaitu jenuh kak. Apalagi pas deadline tapi badmoot dan jenuh sekali untuk mengerjakan. Bagaimana tips yang cocok untuk mengatasi hal tersebut kak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin perlu melakukan hal lain kak, buat refreshing ala ala hehe. Atau katanya bisa dicoba ngerjain pake hukum "2 menit", Kerjain 2 menit saja (dulu). jadi ga ngerasa berat di awal

      Delete
  6. Wah lagi hangat banget ya pembahasan tentang wfh akibat polusi udara dijakarta ya kak. Semoga segera teratasi dan udara dijakarta bisa normal kembali... Amin yra

    ReplyDelete
  7. pas banget baca artikel ini. Tipsnya relate sama kondisi saat ini

    ReplyDelete
  8. Alternatif menghindari polusi yaa mbak

    ReplyDelete
  9. Memang penting sekali memiliki ruang kerja jika WFH jadi fokus pada pekerjaan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul umma, karena bisa langsung connect. hehe.. dan ga perlu nata-nata laptop segala rupa dulu sebelum kerja - sebab sudah ter-set up

      Delete