curhatibu.com

Lagi-lagi, ilalang mengingati diri,...

Dan lagi-lagi, ilalang itu setia mendengarkan kami,.. Meski saya lebih memilih banyak diam. Bukan karena apa, hanya khawatir apa yang saya sampaikan bukanlah berasal dari hati saya. Lebih tepatnya, yang saya sampaikan bukanlah kebaikan dan hikmah yang mampu memberi pelajaran.

Dan darinya, untuk sekian kali, saya mengambil banyak pelajaran. Ya, Allah memberikan petunjukNya, melalui banyak kawan, salah satunya adalah darinya. 

Ilalang itu selalu melambai. Melambai seolah mengajak pergi, beranjak dari kehidupan yang fana. Melambai mengajak berlari, berlari menuju Rabbnya, Rabb kita. Melambai, dan terus melambai. Mengikuti arah angin meniupinya. Meniup bersama dzikir-dzikir yang terlantun oleh sang akar rumput yang mengelana di serpihan petak lapangan itu,...

Begitulah kira-kira,.. 
Ternyata, beberapa saat kemudian, setelah diiring senyap, air matanya berjatuhan. Entahlah, saya tidak mengerti. Meski lama kita telah bertegur sapa dan bertukar cerita, namun kadang masih tak mampu ku pastikan benar apa yang sedang dirasakan. Bersama dengan itu, dianya melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an. Sekali lagi, saya hanya mampu terdiam, tanpa tahu apa yang harus dilakukan setelahnya,..

Kembali saya tekuri hamparan rerumput-ilalang di hadapan saya. Cantik. Teduh. Syahdu... Apalagi, kalau melihat ke arah ujung, ada segerombolan kambing yang sedang menunaikan tugasnya menjemput rizki, alias merumput. hhe.. Ditambah lagi, ternyata ada pula gerombolan anak kecil, seusia SD atau SMP gitu lah,.. mereka bermain layaknya 'Persahabatan, bagai kepompong,..mengubah ulat menjadi kupu-kupu,..',. haha,.begitulah,. melihat mereka, saya teringat masa kecil. 

Oke,.cukup cukup,..kembali saja lah ke cerita awal,.. 
"Saya punya seorang teman.." tiba-tiba, sahabatku ini memulai kisahnya, "Dia pernah bilang ke saya, bahwa dia pengen bisa nangis. Selama ini, mau dia diapain pun, nggak pernah bisa nangis,. Ya, dia merindukan hal itu,,.."
Dia diam sejenak, ""Saya pengen seperti Mbak,..", begitu dia bilang ke saya"...
"Lalu di suatu hari,..", dia melanjutkan kisahnya, "Dia kecelakaan. Dan kedua kaki titipan Allah padanya, diambil lagi oleh Allah,.. Dia saat ini tidak lagi punya kedua kaki"

Saya sedikit menghela nafas,...
"Tapi, dia pernah bilang ke saya begini,.."Saya senang, Mbak, dengan kondisi saya. Saya bersyukur sekali, karena sekarang bisa merasakan nangis seperti Mbak. Saya bisa merasakan nangis, mbak,.. Dan saya lega,. lega sekali,. nyaman sekali. Saya merasa lebih dekat dengan Allah, mbak,. Sungguh,.. Meski kadang, saya merasa menjadi manusia tidak berguna karena tidak lagi bisa mandiri untuk sekedar berjalan,.. tapi, kemudian, saya selalu ingat pesan Mbak pada saya,.."

"Jujur, saya kaget, win,. lagi-lagi dia mengatakan tentangku. "Iya, saya ingat, bukankah Mbak yang selalu memotivasi saya untuk tetap tegar, untuk tetap berjuang. Apalagi kalau mengingat ada tugas dakwah yang kita emban, Mbak,. Biarpun saya seperti ini, tapi, bukankah Mbak yang selalu bilang bahwa saya bisa berdakwah melalui apa saja, misalnya dengan tulisan, atau dengan mengajar, dan sebagainya. Saya ingin, mbak,.saya ingin seperti itu,. menjadi orang-orang yang bermanfaat untuk yang lain,..bisa kan ya, mbak? Pasti bisa kan, mbak,.seperti Mbak, dan kawan-kawan Mbak yang lain..."... heu,.."

Kulihat saat itu air matanya makin menderas,.. Ya, tanpa saya bertanya lebih lanjut, dia menyampaikan pesan hatinya, "Sungguh, saya senang,..senang sekali, bahwa apa yang pernah entah sengaja atau tidak sengaja saya sampaikan itu berimbas positif untuk orang yang mengenal saya. Pun senang rasanya, ternyata setelah kita tinggalkan, ada hal baik yang diingat orang atas kita. Tapi, saya sedih,..."

"Sedih kenapa?", tanyaku dalam hati,..
Air matanya kembali mengalir,.. Saya tidak tau harus berbuat apa saat itu,. Apakah harus memeluknya, atau merangkulnya,..atau menyampaikan sesuatu? Ah,..saya memilih untuk diam,. saya rasa, saya ingin membuatnya menikmati episode hidupnya saat itu,..

"Ya,..", lanjutnya, "Karena ternyata, saya sekarang, tidaklah sebaik apa yang difikirkan oleh orang-orang,..tidak sebaik apa yang baik di fikiran orang-orang,...saya lama tidak merasakan hal-hal seperti itu,..saya merindukanNya,.rindu dalam tangis padaNya,.dalam tangis harap kepadaNya,..bermalam-malam berdua denganNya,.. Rabbi,.."

Hati saya berkecamuk waktu dia mengatakan itu,.. Entahlah,..saya tidak mengerti. Sungguh. Rabb,..lalu bagaimana dengan saya? haha,..membuatku iri saja,. 

"Hei, tolong nasehati saya,..jangan diam saja dari tadi,..", kata temanku itu tiba-tiba,..sebelum akhirnya dia mencium mesra mushaf yang semenjak tadi di genggamannya,.. Mesraa sekali ku melihatnya,.. lama,..lamaa sekali,. dan ternyata, lagi-lagi air matamu berjatuhan,.. kembali saya iri,..:l

Dan, saya memilih tersenyum saja,... :) (manis kan senyumnya)...
Tak banyak juga yang kubisa sampaikan, karena saya lebih suka mendengar cerita darimu,.. Apalagi, nasehat,,..haha,.siapa saya ini,.hanya diri yang terlampau banyak dosa,..

Ya, Semoga Allah memberi kita kekuatan,..petunjuk,. Memberikan kita ampunan atas salah kita,..

Jadi teringat surat Muzammil ayat terakhir yang tadi sempat saya bilang,..Semoga menjadi ingatan kita,..
"Fastaghfirullah, innallaha ghafururrahim,.."
hanya itu...hanya itu yang bisa tersampaikan,.pun itu juga nasehat untuk diriku sendiri,.. karena kita hanya hamba yang begitu lemah,...hanya berharap ridhaNya,ampunanNya dan sungguh kasihsayangNya teramat luas,..

(Semoga masih bisa melanjutkan tulisan ini,.karena sungguh, masih banyak kisahmu yang ingin saya rekamkan melalui tulisan,..bukankah begitu? Direkam, lewat tulisan, agar bisa dibagi kepada yang lain juga, atas hikmah yang kau bagi untukku hari ini,..:) -afwan jiddan-

Jurangmangu timur, 6 Juni 2011
pkl. 23:54

<Photo 1>

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)