curhatibu.com

Dan Jagalah Alasan Itu


Tidak seharusnya cinta itu berbalik. Berbalik prioritas, yang membuatnya kehilangan makna sesungguhnya. Apalagi jika prioritas utama tak lagi menempati tempat seharusnya, maka makna penghambaan akan luntur berganti pemujaan pada satu dua makhluk yang tak seharusnya mendaat posisi tersebut.

Ah, memang sulit, sungguh sulit. Terlebih jika keimanan tak seberapa, dan ilmupun belum mencapai tingkat yang semestinya. Apalah itu.

Manusia, tempat salah lupa. Seharusnya menyadari hal itu. Inilah yang mungkin melarang kita menempatkan cinta tak pada posisi yang tepat. Karena cinta terkait dengan bentuk-bentuk upaya penghambaan padaNya, bukan pada yang lain. Maka tatkala cinta itu tak tepat termakna, penghambaan itu akan kabur tertelan makna yang semu.

Cinta... Tatkala rasa itu berhadir, maka bisa jadi itulah yang menjadi alasan atas setiap perbuatan. Maka, seharusnya, meluruskan cinta itu. Ya, supaya, setiap perbuatan tidak dilandasi oleh motivasi selain dariNya.

Dan yang pasti ku tahu, bahwa ketidaktepatan memilih cinta yang menjadi alasan suatu perbuatan itu akan menjadikan kehampaan pada pelaksanaannya, dan membuat kekosongan penghambaan tatkala alasan itu mati. Ya, yang ku tahu, selain makhluk itu akan mati. Mungkin, mati untuk selamanya, atau mati sudah makna kebaikan yang menjadikan alasan itu ada. Mati makna kebaikan itu, tatkala sumber cinta itu telah kehilangan kebaikan yang kemudian membuat satu dua kata kecewa terloontar dari mulut kita. Ya, begitukah...? Begitulah? Semoga bisa kembali meluruskan niat diri. Karena, bukankah sandaran selain Allah akan terjatuh, lumpuh, lemah, dan akhirnya mati?


Jeruk, 29 September 2011

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)