curhatibu.com

Al Qur'an dan SIfat-sifatnya ^^


“Al Qur’an cahaya penerang kehidupan, petunjuk bagi seluruh insan tuk hidup di dunia…”, sebaris saja dari salah satu nasyid yang dibawakan oleh Shaffiq, bercerita tentang Al Qur’an. Satu di antara nasyid yang berkisah tentang betapa menakjubkannya Al Qur’an. Lalu, bagaimana dengan apa yang Al Qur’an sendiri sebut di dalam kitab ini mengenai dirinya? 

Terlampau banyak ayat yang menyatakan hal ini, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut. Dalam qur’an surat Al Baqarah permulaan, “Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa”. Lebih jelas lagi disebutkan pada surat An-Nisa ayat 174, “Wahai manusia! Sesungguhnya telah sampai kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Qur’an)”.

Demikianlah Al Qur’an menyatakan hal tersebut. Penerang dan petunjuk, an nur – al huda! Dua di antara sifat-sifat Al Qur’an yang disepakati para ulama. Sedangkan sifat yang lain, dalam surat kelima, Al Ma’idah ayat 15, “Wahai Ahli Kitab! Sungguh Rasul Kami telah datang kepadamu, menjelaskan kepadamu banyak hal dari (isi) kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula) yang dibiarkannya. Sungguh, telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan Kitab yang menjelaskan.”

Al Mubin – menjelaskan. Al Qur’an menjelaskan, banyak hal, semuanya ada di dalam Al Qur’an. “Saat duduk membacanya, rasakanlah bahwa kita sedang mendengar nasehat Allah Swt, maka engkau akan merasakan nikmat yang luar biasa, yang akan membawamu lebih tenang dan siap menyelesaikan masalahmu”, demikian pesan indah dari pimpinan rumah qur’an. Ya, Al Qur’an menjelaskan, menasehatkan dan akan menenangkan…

“Dan ini (Al Qur’an), Kitab yang telah Kami turunkan dengan penuh berkah, membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar engkau memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Orang-orang yang beriman kepada (kehidupan) akhirat tentu beriman kepadanya (Al Qur’an), dan mereka selalu memelihara shalatnya”, demikian ayat ke-92 surat Al An’am memaparkan bahwa Al Qur’an itu berkah.

Al Busyra – kabar gembira, “Katakanlah (Muhammad), ‘Barangsiapa menjadi musuh jibril, maka (ketahuilah) bahwa Dialah yang telah menurunkan (Al Qur’an) ke dalam hatimu dengan izin Allah, membenarkan apa (kitab-kitab) yang terdahulu, dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang beriman”. Ia menjadi kabar gembira. Banyak sekali iming-iming yang diberikan jika kita mematuhi apa yang diperintahkan Allah Swt.

Al Qur’an, Al majid, yang dihormati. Jangan sampai meletakkan AL Qur’an sembarangan. Bahkan, jika seorang wanita sedang haid atau nifas, dan dia melihat sendiri ada ayat al qur’an yang bercecer di tempat yang tak seharusnya, dialah yang harus mengambil dan merapikan ayat tersebut, tidak perlu menunggu orang lain yang suci. Mengenai penghormatan terhadap qur’an, dapat dilihat dalam surat al  buruj ayat 21.

Sifat selanjutnya, al basyir wa nadzir, pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. Semestinya, kita mampu seperti ini, memberi kabar gembira, memberi peringatan. Tentu dengan paham fiqih dakwah, sehingga tau saat harus menyampaikan kabar gembira, atau peringatan. Bukankah Rasul telah mencontohkan hal ini, tatkala pertama kali men-jahr-kan Islam, “Maukah kalian aku tunjukkan perdagangan yang tidak pernah merugi…dst”. Berupa ajakan, dan iming-iming untung. Demikianlah kiranya yangAl Qur’an. Banyak ayat yang berkisah kegembiraan, dan juga yang memberikan peringatan.

Sifat terakhir yang akan dibahas di sini adalah Asy Syifa. Al Qur’an, jika dibaca dengan ikhlas, cara yang benar, hati yang tulus, dengan memahami maknanya, maka ia akan menjadi penyembuh segala penyakit hati. Apa saja penyakit hati itu? Sombong, iri, dengki, sum’ah, riya’, dsb. Al Qur’an ternyata menjadi penyembuh dalam arti jasadiyah juga. Segelas air yang dibacakan ayat Al Qur’an (tentu dengan cara yang benar), akan berubah bentuk molekulnya, menjadi berbeda rasanya, dan bisa menyembuhkan sakit.

Mengenai Asy Syifa ini, teringat kisah Yusuf Islam. Dia dulunya seorang artis yang luar biasa sibuk, hingga karena kesibukannya itu dia harus terbaring tak berdaya berbulan-bulan. Hingga suatu hari, adiknya, berjalan-jalan ke sebuah tempat, sebut saja Toko Buku. Di sana, sang adik tanpa sengaja menemukan Al qur’an, yang dia juga tak tahu apa itu. Dia coba baca, ternyata bagus sekali. Dia menyangka ini buku kumpulan syair-syair. Lalu dia bawa pulang dan berikan kepada kakaknya. Sang kakak pun membaca dan merasakan ketertarikan luar biasa dengan isi dan bahasa yang digunakan. Dibacanya terus menerus, hingga mengejutkan bahwa berangsur kondisinya pulih. Heran dengan hal tersebut, dia kemudian mencari tahu buku apa yang dibacanya itu. Dia mencari ‘buku’ dengan bahasa asli, ternyata ada, berbahasa Arab, dia tak bisa membaca. Dia kemudian belajar bahasa Arab untuk bisa paham. Demikian seterusnya hingga sampai saat ini, dia menemukan kecintaan luar biasa pada Al Qur’an, yang telah menjadi Asy Syifa untuknya.

Demikian sifat Al Qur’an yang perlu kita ketahui. Sekilas saja, mengenai nama al qur’an yang umu diketahui adalah Al Qur’an (yang dibaca), Al Kitab (yang ditulis), Al Furqan (pembeda), Adz-Dzikir, At Tanzil (yang diturunkan). Semoga menghantar kita lebih mencintai Al qur’an. Membacanya, karena Al Qur’an punya nama ‘yang dibaca’. Ingat, bahwa Al Qur’an itu hiburan terindah untuk kita!^^

Berdasar materi Ulumul Qur’an oleh ust.Fadli Ustman Baharun
11 November 2011, Masjid Baitul Maal Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)