curhatibu.com

Ciri - Ciri Calon Penghafal Al Qur'an.. Apakah kita masuk di dalamnya?


Baiklah, kawan… ingin sekedar berbagi atas apa yang didapat , yaitu mengenai pesan-pesan tentang ciri-ciri orang yang bisa menjadi HAFIZH qur’an. Disampaikan oleh Ust Fadlil Utsman – dalam kajian launching Rumah Qur’an STAN 17 Juli 2011) – Lanjut kajian di ruqun, 3 Oktober 2011. Apa sajakah? Langsung saja…
Kuat berlama bersama Al Qur’an. Sebagaimana ada dalam Q.S Ali Imran 113, Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang)”. Syarat utama mendapatkan hafalan adalah kuat bermujahadah, atau kita sebut sebagai suatu kesungguhan, kuat untuk duduk bersama al Qur’an (dengan tilawah, menghafal, tadabbur, murajaah, dsb).
Ibarat kita berjalan di jalan setapak, jika berkali-kali dilewati akan nampak batasnya, bahkan jalan beraspal pun juga begitu. Bahkan ketika tidur pun, mimpi tilawah karena saking dalamnya jejak al qur’an dalam hatinya . Kisah seorang ustadzah yang luar biasa mujahadahnya dengan Al Qur’an, beliau mampu membenarkan bacaan qur’an orang lain saat dia tidur, bahkan Iansa tak menyadari telah membetulkan bacaan tersebut.
Seorang ustadz ada yang sangat kuat bersama Al Qur’an, bahkan kuat dari subuh hingga dhuhur. Maka, tak heran jika dalam 3 bulan beliau hafal 30 juz. Kalau dihitung-hitung, misalnya kita menyelesaikan 1 juz dalam watu 30 menit, maka kita hanya butuh waktu 15 jam per hari untuk khatam membaca 30 juz. kalau untuk ukuran kita, mungkin alangkah baiknya jika tiap hari tersedia 4-5 jam bersama Al Qur’an.  
Ciri yang kedua adalah senang dan termotivasi mendengar kajian Al Qur’an. Dia tidak mau melewati satu pun kajian yang bertema Al Qur’an, apapun jenisnya, kapan dan di manapun waktunya. Bisa kita lihat dalam surat Jinn ayat 1-2, Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan kami”. Jin itu takjub! Takjub tatkala mendengar bacaan Al Qur’an. Ketakjuban itu menghasilkan semangat untuk tidak bermaksiat.
Dalam surat al Ahqaf ayat 29, ” Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Quran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)." Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan”. Ini adalah ayat yang mengharuskan kita untuk diam, hikmad, tatkala mendengar bacaan Al Qur’an. Salah satu adab tilawah adalah tidak boleh memotong suatu kisah atau bab yang sedang dibaca. Maka, ketika sedang membaca Al Qur’an, lalu ada yang mengajak ngobrol, jangan langsung menghentikan tilawah, melainkan mengakhirkan pada bab atau kisah yang sedang dibaca. Satu catatan lagi, sebaiknya, tidak tilawah saat mendengarkan taujih. Masing-masing ada waktunya. Tilawah saat mendengarkan taujih sama saja mendzalimi si pemberi taujih.
Selanjutnya adalah orang yang senang mendengar bacaan Al Qur’an dalam waktu lama.  Jadi tidak hanya membaca, melainkan juga senang mendengarkan. Kalau bisa, dalam setiap perjalanan kita, meskipun tidak seberapa jauh, upayakan mendengar Al Qur’an, melalui HP, MP4, dsb. Ada satu rekomendasi murattal sebaiknya didengarkan oleh kita, yang sedang belajar bergaul dengan Al Qur’an, yaitu Abdullah Ali Basfar. Beliau adalah seorang da’i, hafidz, dan mujahid. Hampir-hampir seluruh waktunya adalah untuk berjuang, berkeliling dunia mengunjungi murid-muridnya. Bahkan waktu untuk keluarga hanya satu waktu dalam 3 bulan. Beliau saat ini mendapat amanah sebagai ketua komunitas penghafal Al Qur’an se-dunia. Kelebihan murattal Beliau adalah kejelasan dan konsistensi dalam tajwid, sehingga pas untuk kita yang sedang belajar.
Nah, untuk dapat menghafal Al Qur’an, maka ciri-cirinya adalah mampu menetapkan waktu wajib bersama Al Qur’an. Pada waktu wajib ini, dilarang melakukan aktivitas lain selain bersama Al Qur’an, misalnya, dilarang menggunakan HP, laptop, tidur, makan, dsb pada waktu tersebut. Mengenai target bacaan, secara umum, kita diperintahkan untuk menyelesaikan Al Qur’an (khatam) tidak lebih dari 1 bulan. Tapi, jika kita ingin bermujahadah lebih, maka targetnya paling tidak 2-3 juz sehari. Mengenai hafalan, jika benar-benar serius pada waktu tersebut, maka bisa mendapat ½ hafalan, dalam 30 menit. Waktu wajib ini berlaku sampai kapanpun, apakah saat kita belum mulai menghafal (masih tahsin tilawah), maupun saat mulai menyetor, murajaah, sampai tadabburnya.  
Merasa iri berat tiap kali melihat orang yang hafal qur’an
Banyak ibadah dan doa agar menjadi hafizh qur’an
Senang dengan qiyam yang panjang.Rasul shalat lail membaca surat yang panjang panjang,..
Banyak mengkhatamkan Al Qur’an khususnya saat bulan ramadhan,.. minimal khatam 5kali. Para ulama shalafus shalih seperti Imam Syafi’I, setiap ramadhan khatam60 kali.berharaplah keberkahan waktu
Berusaha tetap bersama al qur’an dan tidak menyerah walau dalam malas dan futur





Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)