curhatibu.com

Keutamaan Mempelajari Shirah - Bagian 2

Dalam edisi sebelumnya:
1.       Suri tauladan
2.       Langkah kita mencintai Allah dengan mengikut bagaimana Rasul mencintai Allah
3.       Memahami al qur’an, baik mengenai sebab turunnya ayat tersebut
4.   Menjadikannya modal utama kebangkitan umat, sehingga mencerminkan hari ini dengan keadaan terdahulu, di mana beliau telah membawa umat dari kegelapan menuju terang benderang


Keutamaan ke-5 mempelajari shirah adalah sebagai sarana untuk mendapat penyembuhan hati
Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman” (Q.S Huud:120)


Kisah yang kita pelajari adalah cermin bagi kita, yang dengannya kita akan melihat(berkaca) dari sosok dalam cerita tersebut untuk membuat jiwa (batin) kita lebih kuat dan tegar menghadapi tantangan kehidupan. Allah menceritakan banyak kisah Rasul sebelum Muhammad adalah untuk meneguhkan hati Muhammad. Dari Ibnu Abbas, Sesungguhnya Al-Qur’an itu 6000 ayatnya berupa kisah, 600 tanda kebesaran Allah, 60 aturan muamalah, 6 berupa aturan tentang hukuman yang telah ditentukan Allah (cara, kadar).


Allah berfirman dalam surat Ali Imran 138,
“(Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran(nasehat) bagi orang-orang yang bertakwa”


Tingkatan seseorang dalam bergaul dengan AL Qur’an:


Sebagai sesuatu yang tidak dipedulikan, hanya misalnya untuk mahar nikah. Tidak pernah dibaca, dipahami, disimak, berdebu. Ini orang yang dikeluhkan Rasul. Dan bagi yang dikeluhkan Rasul, ia TERANCAM TIDAK DIAKUI SEBAGAI UMAT BELIAU.
Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan” (Q.S. Al Furqan:30)

Tingkatan kedua adalah orang yang sudah bergaul dengan Al Qur’an, tapi menjadikannya sekedar sebagai sumber informasi (bayan). Bukan dengan keimanan penuh, hanya sekedar keingintahuan akan informasi di sana. Saking inginnya mereka mempelajari qur’an, sampai2 orang orientalis lah yang membuat indeks hadist yang sangat lengkap. Ibarat dia seorang wisatawan yang pergi kesuatu tempat tapi hanya di hotel, ia datang dan hanya melihat booklet pariwisata, ia mengetahui keterangan tapi tidak pernah keluar hotel.

Tingkatan berikutnya adalah tingkatan selamat, yang menjadikannya sebagai petunjuk (huda). Booklet itu dibawa keluar. Ia berjalan berdasarkan panduan yang ada di sana. Ia menjadikannya sebagai petunjuk hidupnya.

Selanjutnya, adalah orang yang menjadikan Qur’an sebagai nasehat. Bentuknya bukan lagi booklet, tapi ia sudah punya guide untuk ia berjalan. Ia menjadi tempat curhat, kawan akrab. Inilah yang akan meneguhkan hati seseorang.


Wanita terbaik ada 4 – Asiyah, Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad. Yang lain : Hajar. Mereka mempunyai kisah yang berbeda yang menjadi pelajaran dan nasehat berharga untuk kita – ada pada tulisan “Mereka, the Great Muslimah!”

1.  Istri shaleh punya suami shaleh, keduanya mencapai kemuliaan, dan kehidupan mereka berkecukupan – contohnya adalah Khadijah, dengan mendukung perjuangan suami


2.    Suami shaleh, istri shaleh, hidup pas-pasan – dicontohkan Ali bin Abi Thalib dan Fatimah. Dalam keterbatasan secara materi, mereka tetap bisa meraih kemuliaan. Kerjaan Ali adalah kuli penimba air dengan upah segenggam kurma. Saat menikah, ia dapat hadiah rumah dan alat-alat rumah tangga dari sahabat Anshar. Tapi hari pertama, Muhammad mengaudit harta Ali. Lalu, rasul menyebutkan hokum yang melekat dalam keluarga Nabi, yaitu “DILARANG MENERIMA SHADAQAH dalam segala bentuknya.” Ini adalah upaya Allah menjaga kehormatan Nabi, agar nilai kebenarannya mendakwahkan ayat Allah tidak jatuh. Selain itu, nabi menyampaikan bahwa posisi dakwahnya tidak untuk menghendakin upah, melainkan karena Allah. Ini juga menjaga kehormatan keluarga beliau agar tidak menjadi peminta-minta sampai kapannpun. -Keluarga nabi : istri rasul, keluarga aqil, ja’far bin abi thalib, ali bin abi thalib, abbas bin abu muthalib-. Semua barang dikembalikan, sedang rumahnya, tetap diterima tapi hukumnya hutang. Rumah tangga mereka tidak seromantis rumah tangga nabi dan khadijah. Pernah suatu saat Fatimah minta pembantu, Rasul mendatangi mereka dan berkata,  “sungguh aku akan mengajarkan pada kalian yang lebih baik daripada punya pembantu, yaitu kalimat subhanallah 33x, Alhamdulillah 33x, allahu akbar 33x”. istimewanya lagi, satu karamah Fatimah : butir2 gandum bertasbih untuknya.


3.    Suaminya 1, istrinya 2, tetap mendapat kemuliaan di sisi Allah – Hajar. Ditunjukkan saat Allah meminta Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ibrahim di suatu lembah. Hajar tanya, “Apakah ini perintah Allah?”, kata Ibrahim, “Ya, bagaimana pendapatmu?”. Lalu hajar berkata, “Demi Allah, tinggalkan kami, jika ini perintah Allah, maka sekali-kali Allah tidak akan menyia-nyiakan kami”. Dan apa hasilnya, kita bertemu zam-zam sekarang, menemukan kalimat tahiyat, jumrah, sa’i. ini menjadi prasasti yang abadi atas prasasti iman yang luar biasa yang disebutkan hajar tersebut.

4.    Istri shaleh, meskipun suami paling sombong dan dzalim, tidak mengurangi kemuliaan sang istri. Jadi, tidak ada alasan wanita mengatakan, “Suwarga nunut, neraka katut!”. Lihat Asiyah, ia masuk surga, sedang suaminya fir’aun masuk neraka.

5.   Seandainya pun tidak menikah sepanjang hidup wanita, ia tetap bisa mendapat kemuliaan – maryam.


Mereka bisa menjadi modeling bahwa kemuliaan tidak bisa dibatasi dengan keadaan apapun. Al qur’an mengisahkan semuanya.

Begitu juga yang lain, misal: model orang kaya yang seperti qarun, atau seperti sulaiman.  Mau jadi raja dan penguasa, boleh memilih mau menjadi Fir’aun atau Dzulkarnain (penakluk bumi, membawa rahmat Allah, dan melindungi kerusakan dari ya’jud dan ma’jud. Mau jadi orang miskin? Contohnya Nabi ayub.


Kasihilah orang-orang ini, hibur, dan kuatkan mereka:
1.       Orang terhormat yang tiba-tiba terkena fitnah
2.       Orang yang kaya, lalu jatuh miskin
3.       Orang yang dulu berkuasa, tiba-tiba jatuh dari kekuasaannya

Kisah Nabi ayub demikian, ia punya kekayaan, anak banyak dan baik dsb tiba-tiba jatuh miskin, anak meninggal, harta habis. Lalu, suatu saat ia terkena penyakit gatal-gatal, yang membuatnya anggota badannya melepuh, bersin darah, saat digaruk terkelupas Nampaklah dagingnya. Ia berdoa, “Sisakan hati dan lisanku untuk tetap berdzikir padaMu”. Ini model orang sakit dan miskin dalam qur’an yang tetap manusia.


“Semua model manusia ada dalam alqur’an untuk menguatkan dan meneguhkan kita”

Surat Nuh, misalnya. Menjadi satu surat yang diturunkan Allah untuk menguatkan kembali Rasul yang saat itu sedang sangat down dan putus asa dalam dakwahnya! Nuh berdakwah 550 tahun, Rasul baru 13 tahun koq sudah down.

Nabi Musa, menjadi model juga untuk melecut semangat Rasul. Ia menjadi nama yang paling disebut. Hal itu karena modalnya berdakwah lebih sedikit (terbatas) daripada Muhammad. – dalam tulisan “Mengapa Nabi Musa Paling Sering Disebut Al Quran”


Demikian kita mempelajari shirah, karena kisah-kisahnya akan menguatkan&meneguhkan hati kita.

Alasan berikutnya mengapa kita harus mempelajari shirah nabi adalah untuk memahami jalan dakwah yang diridhai oleh Allah Swt.

Banyak orang melakukan ini untuk mendapat pangkat paling tinggi setelah nabi (da’i),
Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.” (Q.S Yusuf 108) ---


Ini adalah ayat yang menegaskan jalan dakwah Rasul -Berdakwah di jalan Allah, menuju jalan Allah, DI ATAS ILMU YANG MENDALAM (kemampuan berakal manusia)- maka mukjizat Rasul adalah Al qur’an, yang pas pada manusia berakal. Tidak seperti mu’jizat nabi Musa (tongkat), Samiri (membuat patung anak sapi berbicara, dsb). Di mata orang Arab dulu (jahiliyah), ukuran orang pintar adalah HAFALAN, meskipun ia tidak bisa baca tulis. Lalu nabi datang dengan ayat pertama, “Iqra”.


Allah memilihkan Nabi menjadi seorang yang diimani bukan dengan keajaiban2 di luar akal manusia, melainkan dengan ilmu yang diajarkan melalui ayat-ayat cintaNya.


Dakwah di atas ilmu yang mendalam, maka dakwah itu…


HARUS TERORGANISIR, agar menang


Dengan kata baik saja bisa tercemar, apalagi dengan kata buruk. Muadz bin Jabal, setiap hari dia shalat bersama Rasul, lalu pergi ke kampungnya untuk menjadi imam. Suatu hari dia didemo rakyatnya tidak mau shalat, “ah, shalat itu memayahkan, capek, lelah shalat itu, membuat urusan kami terbengkalai! Karena muadz kalau jadi imam lama dan panjang…”, Rasul bilang, “Muadz, apa kau ingin menjadikan allah dan rasulnya jadi fitnah?”. Muadz berkata, “Lha saya ikut cara shalat sampeyan, rasul…”. Lalu rasul bilang, “Makmummu berbeda dengan makmum saya!”.

Berhati-hatilah, karena ucapannya orang lari. Orang semakin pergi dari jalan allah. Benci pada alqur’an, rasul dan alqur’an gara-gara ucaan yang dimaksudkan baik, tapi menyebabkan keburukan

Sebab dakwah riskan, karena rawan menjadikan pelakunya mendewakan dirinya, sum’ah, riya’, dsb.

Maka di akhir ayat para da’I diingatkan,  “aku tidak menjadi orang musyrik”. Begitu juga disebutkan dalam Ali imran 79,


Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani[208], karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.”


Jangan sampai menghambakan jama’ahnya sehingga orang lebih mengagungkan guru/kyai nya daripada Allah.

Selanjutnya, keutamaan mempelajari shirah, Menemukan ibrah dan pelajaran kehidupan dengan kisah yang baik. Dalam surat yusuf 111,


Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”


Surat ini berisi seluruhnya kisah, dan kata Habiburrahman el shirazy menganggap ini adalah novel terbaik sepanjang masa. Ada pd ayat ke-3 surat yusuf. Surat ini menjadi hiburan yang luar biasa bagi sahabat yang sedang mengalami masa surutnya

–next:kita lihat kisah tersebut yuk…-

Tambahan :
Apa maksud menjual ayat Allah?
Menjual ayat Allah dengan harga yang murah itu maksudnya mengatakan suatu ayat tidak sesuai dengan seharusnya, hanya untuk mendapat keuntungan duniawi. Bukan diartikan mendapat upah dari profesi mengajar al qur’an. Bahkan pada masa rasul, pengajar al qur’an itu mendapat upah paling tinggi.

Belajar dari Ust. Salim A. Fillah 
Rumah Cahaya, hafshah’s room, 23 November 2011

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)