curhatibu.com

KOMITMEN SEORANG MENTOR Oleh Ust. Masturi, dalam ToM Iqra Club


Tarbiyah merupakan sebuah kewajiban atau tanggungjawab para Nabi. Nabi diutus untuk menjadi seorang PENGAJAR. Tanggung jawab kenabian ini dijabarkan dalam ayat cinta Allah, “Membacakan ayat-ayat Allah, membersihkan jiwa-jiwa mereka, mengajarkan kepada mereka Al Qur’an dan sunnah, dan hikmah”. “Hikmah adalah ilmu dan amal!”, ilmu yang disertai amal. Ilmu tanpa amal bukan hikmah. Amal tanpa ilmu, bukan hikmah.

Ini lah tugas yang mulia, jika tidak ada yang mengambil tugas ini, sungguh mereka sebelumnya adalah sesat dengan kesesatan yang nyata. Kehadiran seorang murabbi akan melahirkan sebuah hidayah, ilmu, dan amal. Maka pahala yang kita dapatkan juga besar.

Mau? Set-up ulang hati dan perasaan ini, “Saya ini adalah murabbi”. Jangan biarkan hanya menjadi orang yang ditarbiyah terus, karena ini akan menjadikan dia menjadi beban orang lain, sedang murabbi adalah orang yang mengurangi beban itu.

Ada hal yang menarik saat membina orang. Jangan membayangkan orang yang kita bina adalah seperti kita. Jangan membayangkan orang yang mau tarbiyah itu orang yang mau tarbiyah. Jika di awal kita membayangkan yang akan kita hadapi mudah-mudah seperti kita, maka bisa jadi kita akan putus asa jika yang kita dapatkan 180’ dari yang kita bayangkan. Maka, tetapkan dalam hati, bahwa ‘saya siap membina seorang yang seburuk apapun, sesulit apapun!’

Jangan membayangkan tarbiyah itu hasilnya, melaiinkan proses yang harus kita tempuh. Hasil hanya Allah yang memberikan petunjuk tersebut. Jangankan kita, rasul saja tidak sanggup mentarbiyah pamannya sendiri.

Jika orientasi kita adalah hasil, maka yang ada bisa frustasi. Pernahkah terpikir bahwa ‘saya tidak mau mentarbiyah lagi karena saya tidak berhasil juga’

Jangan pernah menganggap yang kita lakukan itu sia-sia. Walaupun gagal, amalan kita sudah dicatat Allah, tidak akan sia-sia! Memang tidak mudah membina (mempengaruhi) orang.

Jangan membayangkan anda dengan mudah mentarbiyah begitu saja.

Tiga syarat menjadi seorang murabbi:
1.    Orang yang suka mengalah, yaitu orang yang bisa mendengarkan orang lain, menerima masukan orang lain. Manusia itu musuh dari hal-hal yang tidak diketahui, maka mengalahnya jika debat, yang penting perbaikan muncul.
2.  Orang yang bisa mengasuh, yang kuat, lemah, kaya, miskin bisa diasuh semuanya. Mengasuh itu bagaimana menjadikan seseorang itu merasa terhormat, dan potensinya diakui.
3.      Orang yang sabar

Hasan al banna : “Sesungguhnya, buku itu tidak bisa membentuk seorang laki-laki, tapi seorang laki-laki lah yang mampu mengarang buku”

Beliau ditanya wartawan dan ditanya, “mengapa tidak mengarang buku?”, Ya, saya memang tidak mengarang buku, tapi saya membentuk rijal-rijal! “Sesungguhnya, buku itu tidak bisa membentuk seorang laki-laki, tapi seorang laki-laki lah yang mampu mengarang buku”

Jika sudah habis materi kita, cari buku lain lagi…:D yang menarik lagi…

Tarbiyah itu secara umum ada beberapa makna:
1.      Tarbiyah itu tansyi’ah – Pembentukan. Murabbi harus mampu membentuk ruhiyah, fikriah, dan amaliyah.
2.  Tarbiyah itu tanmiyah – pengembangan. Seorang mad’u pasti pnya potensi, tarbiyah jangan sampai mematikan potensi, tapi harus mengembangkannya. Murabbi harus mampu menangkap potensi itu dan punya cita-cita padanya.
3.   Tarbiyah itu taujih – pengarahan. Setelah dikembangkan, jangan dibiarkan liar, melainkan diarahkan kea rah yang positif.
4.  Tarbiyah itu taudhif – penugasan. Setelah tau potensi, maka kita tugaskan. Mengapa? Karena kita mentarbiyah bukan untuk menjadikan mereka anak buah, melainkan sebagai partner kita dalam berdakwah nantinya. “Binaan saya suatu saat yang akan memimpin masyarakat ini!”
5.   Tarbiyah itu taurif – pewarisan. Pengalaman dakwah itu banyak, dan pengalaman itu harus diturunkan kepada yang lain. Harus ada generasi lanjutan! Jangan sampai, kita pergi, dakwah pergi juga. Seorang da’I yang sukses itu, “saat datang tak Nampak geraknya begitu lembut hingga tak tenar, namun di dalamnya ada perubahan kebaikan yang terjadi, dan tatkala dia pergi, dakwah di sana tetap jalan dengan benar!”

Mentarbiyah itu adalah mudah bagi orang yang kuat, berjiwa istimewa. Sebagaimana shalat, yang amat berat, kecuali bagi orang yang khusyu’.

Sesi TANYA JAWAB…J
1.   Sebagaimana salah satu kriteria murabbi, yaitu ngalah, bagaimana batasan ‘ngalah’ kita dalam menghadapi mad’u?
2.      Bagaimana menghadapi mentee yang suka mendominasi dalam kegiatan mentoring?

Jawaban:
1.    -Sejauh mana kita mengalah? Sampai tidak ada batasannya, yang penting dia tetap bersama kita. Selama apa yang diminta itu tidak melenceng. Ini adalah salah satu peluang untuk kita mengambil hati mentee tersebut. Prinsipnya, “Saya tidak akan pernah mengatakan jangan. kata jangan itu akan saya pakai sampai suatu saat kata jangan itu harus saya gunakan!”
2.   - Inilah tantangan untuk murabbi memadukan kapasitas satu orang mentee dan yang lain. Solusinya, mengalahlah sedikit sebelum acara tersebut sebelum acara. Yang penting, tetap tampunglah apa yang disampaikan itu, dengan mengatur waktu dan forum nya. Begitu juga yang kurang ngomong (diam), karena belum tentu paham, bisa jadi karena dia belum paham, tidak semangat, atau yang lainnya. Jadikan masing-masing sesuai porsinya.

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)