curhatibu.com

Ngapain ikut mentoring?!


Kata orang, mentoring itu sarana me-recharge diri dan ruhiyah kita. Kata orang juga, mentoring itu lingkaran ukhuwah yang luar biasa. Kata mereka, banyak yang mereka dapatkan tatkala melingkar dalam bundaran surga ini. Kala ku Tanya lagi, mereka menjawab, tidak hanya sekedar materi. Namun, ada banyak hal di luar itu. Ada sharing, motivasi, doa, ukhuwah, saling menopang, dan sebagainya.
Ya, sudah pernah mentoring belum? Jika jawabnya sudah, semoga apa yang disampaikan di atas itu ada lah, paling tidak satu atau dua hal yang telah kita dapat dan rasakan selama  ikut mentoring. Nah, jika nyatanya belum pernah, mungkin ada baiknya dipikirkan dulu mau ikut atau tidak.
Benar itu, harus dipikirkan dulu, jangan asal ikut saja. Kenapa begitu? Ya, apa kita rela jika nantinya hati kita ikut-ikutan merasa kecewa dengan mentoring. Sebagaimana beberapa orang yang akhirnya memutuskan berhenti mentoring karena kecewa. Maka, mikir dulu lah… jangan ikut-ikutan saja! Jangan sampai kita menyesal dengan keputusan kita ikut mentoring.
Hmm… nih, coba kita lihat ya, ini ada beberapa testimony (kalau boleh bilang seperti itu) dari temen-temen yang akhirnya memutuskan keluar dari kegiatan pekanan ini.
“Saya bosan, aktivitas di dalamnya hanya itu-itu saja..”
“Mbak mentor nya nggak enak…membosankan!”
“Ah, waktunya nggak pernah pas! Pasti itu aku lagi ada tugas, atau lagi mau ada acara keluar kampus, dan sebagainya. Jadi, ya nggak enak juga kalau mau ikut lagi…”
“Ngerjain tugas nih,,,nilaiku jelek! Banyak tugas lagi..”
“Aku mentoringnya selalu sendirian, berasa privat sama mentornya…kan jadi ya nggak enak..”
“Ahh, malu mau datang lagi…jadinya ya udah, nggak pernah ikut lagi…”
“Aku nggak pernah dihubungi sama mentornya lagi… sebenarnya masih pengen sih..”
“Wah, materinya Cuma dikit! Tidak berkualitas!”

hmmmm,,,jadi begitu kah?
Kita lihat juga yuk, testimony dari temen yang bisa tetap bertahan…
“Mentoring itu menyenangkan lho…!”
“Eh, aku kemarin habis olahraga bareng sama mbak mentor dan temen-temen mentoringku lho… ke taman kota! Menyenangkan sekali… kita di sana bertafakur alam!”
“Mentoring itu yang selama ini menjaga saya untuk terus berada dalam kebaikan… ya, alarm pekanan lah ya…”
“Aku senang, di lingkaran itu, banyak masalah yang dapat kita share, mbak mentor dan temen-temen dengan sabar mendengar dan tak jarang memberikan solusi masalahku….”
“Dulu, aku malas banget kalau disuruh shalat, apalagi ngaji Al Qur’an, tapi setelah liqa, malas itu hilang perlahan! Malah bisa menikmati shalat dan ngaji itu…”
“Mentoring mempertemukan saya dengan orang-orang hebat yang tumbuh berprestasi dalam koridor islam… orang sholeh, tapi tetap cerdas dan professional!”
“Tiap pekan, kami mencoba mengaplikasikan satu demi satu materi yang disampaikan oleh mentor kami. Dan Alhamdulillah, banyak perubahan yang saya dapatkan, meski perlahan, sedikit demi sedikit…”
“Ada semangat yang kembali berhadir saat bertemu kawan dan mentor dalam agenda ini… Terutama semangat belajar,,sering bagi-bagi info kuliah di sini…”
“Mentor saya selalu sabar menghadapi saya dan kawan-kawan yang nakal dan sering bandel bolos mentoring…:p”
Ya, itu yang masih bertahan sampai sekarang untuk mentoring.
Jika diibaratkan sebagai sekolah atau taman pendidikan, maka mentoring adalah taman pendidikan atau sekolah yang lulusnya nanti saat kita terputus dari segala aktivitas keduniaan. Mentoring itu aktivitas perbaikan yang tidak ada patokan waktu pastinya. Ada yang merasakan perubahan ke arah lebih baik  setelah 3 tahun ikut mentoring, atau setelah 5 tahun, bahkan dengan izin Allah, ada yang baru beberapa bulan ikut sudah mengalami perubahan pesat dalam hidupnya hingga menjadi lebih baik. Namun, tak sedikit pula yang membutuhkan waktu hingga 10 tahun untuk mendapati perubahan kehidupan imannya menjadi lebih baik. Ya, sekali lagi, ini sekolah seumur hidup. Bahkan setelah sekian puluh tahun pun, sekolah itu tak akan pernah usai, dan tak akan pernah ditutup!
Karena inti dari mentoring adalah pembentukan, pengembangan, pengarahan, penugasan dan pewarisan. Ya, mentoring adalah proses pembentukan diri dan pribadi kita, serta iman kita menjadi lebih baik. Misalnya membentuk diri kita untuk selalu mencintai shalat, untuk memperbaiki bacaan qur’an, membentuk pribadi yang bersyukur, berlapang dada, ikhlas, sehat, memiliki perencanaan manajemen bagus, dan sebagainya.
Di dalamnya juga ada proses pengembangan diri kita. Kita punya potensi. Potensi yang tidak bisa dibatasi apa, karena itu dari dalam diri kita. Maka jangan pernah berpikir bahwa mentoring mematikan potensi diri kita. Yang benar adalah, kita kembangkan potensi itu, hingga nantinya turut andil untuk memperbaiki diri kita dan juga bermanfaat bagi orang lain. Dan itu dikembangkan bersama mentor dan kawan kita.
Ada pengarahan di dalamnya. Pengarahan untuk kita bisa lebih baik. Ada proses saling mengingatkan, lalu menasehat untuk mampu menjadi pribadi lebih baik. Selain itu, ada penugasan-penugasan yang pastinya turut andil dalam pembentukan dan pengembangan diri kita, misalnya dengan penugasan membaca buku motivasi, buku agama, dan sebagainya.
Dan yang terakhir adalah adanya proses pewarisan. Ingat surat al ashr, bahwa jika kita tidak ingin menjadi manusia yang merugi, maka sudah semestinya kita beriman dan beramal shaleh, serta saling menasehat yang baik kepada yang lain. Inilah salah satu proses pewarisan. Kita membagi ilmu, semangat, motivasi yang kita dapat kepada generasi berikutnya. Supaya ke depan, akan bermunculan sosok-sosok mentor baru yang akan membina kelompok mentoring, dan dari kelompok itu akan membentuk satu per satu kelompok baru lagi, dans ebagainya. Nah, dari prose situ, bisa jadi kita bisa melaksanakan satu cita-cita besar, yaitu perbaikan dunia ini.
Ingat dengan “waktu aku masih muda dulu, aku berkhayal untuk mengubah dunia. Namun, seiring dengan bertumbuh usiaku, dunia tak bisa ku ubah. Maka ku persempitnya menjadi hanya mengubah negeriku. Ternyata itu tak kunjung berubah, usiakupun sudah semakin senja, maka ku batasi untuk merubah keluargaku. Tapi aku semakin terkejut karena keluargaku pun tak bisa ku ubah. Sepertinya aku terlalu asyik dengan duniaku sendiri. Kini, smentara aku terbaring lemah tak berdaya, aku baru sadar, andai yang pertama aku ubah adalah diriku sendiri, maka dengan panutan, keluargakupun pastilah akan berubah. Dan berkat kerja keras lingkungan yang baik dan kaji mengkaji, mungkin aku bisa mengubah negeriku, dan aku bisa jadi mengubah dunia!”
Ya dan inilah,,,pilihan ada di tangan kita. Kita pilih komunitas baik yang akan menjaga kita senantiasa berada di dalam kebaikan, lalu bersama belajar dan berproses memperbaiki diri, hingga nantinya akan mampu melakukan perbaikan lebih luas, keluarga, masyarakat, Negara, dan dunia… atau kita memilih hal yang sebaliknya, dengan berbagai alasan yang telah disebutkan di awal. Maka kembali pada niat awal kita, bahwa kita ingin memperbaiki diri…menjadi pribadi yang lebih baik… silakan, sekali lagi, mikir dulu sebelum ikut mentoring, agar kita tidak kecewa saat berada di dalamnya, hanya gara-gara ekspektasi, niat, asumsi, motivasi, kondisi yang tidak bisa kita berlapang dada dan berbaik hati dalam memilahnya menjadi suatu kekuatan yang menguatkan pribadi dan hati kita….
16 November 2011
Masjid Uswatun Hasanah - Ponjay

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)