curhatibu.com

"Bantu aku menjaga hatiku..."


Terkadang, ada basa-basi yang tidak perlu kita lontarkan pada orang lain, entah seorang yang dekat atau yang tidak, entah yang kenal atau tidak. Hmm.. Hanya sekedar pendapat.

Contohnya saja, saat kita bersama teman-teman, di taman kampus. Kita belajar, inginnya mengejar materi kuliah yang tertinggal, atau yang akan diujikan. Tiba-tiba, ada kawan kita datang menghampiri kita. Datang aja begitu, dan sekedar menyalami kita dan berkata, "Waah, lagi belajar ya.. Kamu rajin ya...!"

Kondisi lain, saat kita berada di masjid, sebenarnya sih mau menunggu teman kita yang janjian. Sembari menunggu, tilawah dulu.. Eh, tau-tau ada yang datang ke masjid, teman yang lain. "Subhanallah, ukhti, anti keren ya."

Contoh lain, saat di kosan, kita melihat kondisi rumah yang berantakan. Lalu kita membersihkannya. Ternyata, ada temen kosan lewat, "Wah, kamu rajin bersih-bersih ya..."

Dan masih banyak contoh lain. Sepertinya, orang-orang tersebut inginnya menyapa, atau sekedar berbasa-basi. Namun, terkadang, hal itu dapat merusak kerja keikhlasan hati kita. Hmm.. terlepas dari apa niat baik awalnya. Ini hanya berhati-hati saja sih, mungkin saya, kamu, atau yang lain pernah mengalami hal itu. Niat dan semangat yang dibangun di awal untuk sebuah kerja kita menjadi surut karena basa-basi orang tersebut. Hmm..mungkin jadinya kita koq nggak ikhlas ya, jadi terpengaruh dengan 'apa kata orang'. Mungkin memang begitu. Tapi bukankah hal itu butuh latihan, proses, perjalanan membangun keikhlasan yang tidak bisa juga spontan. Maka, upayakan kita tidak menjadi satu atau dua orang yang merusak proses perbaikan niat saudari kita. 

Ya, bagaimanapun, hati itu sangat rawan. Pernah dengar kan bahwa kalau kita memuji seseorang sama saja kita melemparkan pasir ke wajahnya. Ini, berbeda dengan pujian yang memang perlu kita sampaikan, sebagaimana disampaikan oleh ust salim dalam bukunya Dalam Dekapan Ukhuwah, 

"Mempercayai yang terbaik dalam diri seseorang akan menarik keluar yang terbaik dari mereka. Berbagi senyum kecil dan pujian sederhana mungkin saja mengalirkan ruh baru pada jiwa yang nyaris putus asa, atau membuat sekeping hati kembali percaya bahwa dia berhak dan layak untuk berbuat baik"

Sepertinya, kuncinya kembali pada niat (hati) yang ingin berbasa-basi itu, karena semua yang dari hati akan kembali ke hati. Maka, jika memang perlu untuk memuji, pujilah. Tapi, berhati-hatilah, karena bisa jadi kita merusak niat dan semangatnya berbuat kebaikan. 

Fajar, 18 Desember 2011

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)