curhatibu.com

Mengenai Kebencian Ulama Pada Popularitas


Dari Habib bin Abu Tsabit, diriwayatkan bahwa ia menceritakan, “Suatu hari Ibnu Mas’ud keluar rumah. Tiba-tiba orang-orang mengikuti beliau. Beliau lantas bertanya, “Apakah kalian memburuhkan sesuatu?” Mereka menjawab, “Tida, kami hanya ingin berjalan bersama Anda!”, Beliau menanggapi, ‘Pulanglah, yang demikian itu adalah kehinaan bagi yang mengikuti, dan fitnah (malapetaka) bagi yang diikuti”

Dari Harits bin Suwaid, diriwayatkan bahwa, ia menceritakan, Abdullah pernah berkata, ‘kalau kalian mengetahui apa yang kuketahui tentang diriku sendiri, niscaya kalian akan menaburkan tanah di atas kepalaku”

Dari Bistham bin Muslim diriwayatkan bahwa ia menceritakan, “Diceritakan, bahwa Muhammad bin Sirin, apabila ada orang yang berjalan bersamanya, belaiu akan berhenti dan bertanya, “Ada yang bisa saya bantu?”, Apabila ada, beliau segera memenuhi kebutuhan orang itu. Apabila orang tersebut kembali berjalan bersamanya, beliau akan bertanya lagi, “Ada yang bisa saya bantu?”

Al Hasan pernah menceritakan, “Suatu hari aku pernah bersama Ibnul Mubarak. Kami mendatangi siqayah yang didatangi banyak orang untuk diambil airnya, sebagai air minum. Lalu beliau mendekati perigi itu dan meminum airnya. Orang-orang tidak mengetahui bahwa beliau adalah Ibnul Mubarak. Maka mereka pun berdesak-desakan sampai mendorong beliau. Ketika beliau keluar dari kerumunan, beliau berkata kepadaku, “Hanya beginilah kehidupan itu”, yakni bahwa kita (pada asalnya) tidak dikenal dan dihormati”

Perawi meneruskan, “Ketika kami sedang berada di Kufah, beliau membacakan bab Manasik, sehingga beliau sampai pada satu hadits, yang didalamnya tercantum, “Demikian pendapat Abdullah, dan demikian pulalah pendapat kita”. Lalu beliau bertanya, “Siapa yang menulis bahwa ini dari pendapat saya?”, aku menjawab, “Tentu orang yang bertugas menulisnya.” Beliau terus saja menggerus tulisan itu dengan tangannya hingga hilang. “Siapa saya, sehingga nama saya pantas ditulis!”

Dari al-Husain bin al-hasan al-Marwazi diriwayatkan bahwa ia menceritakan, Andullah bin al-Mubarak pernah berkata, “Jadilah orang yang menyukai ‘status tersembunyi (tidak tersohor)’ dan membenci popularitas. Namun jangan engau tampakkan bahwa engkau menyukai status tersembunyi itu sehingga menjadi tinggi hati. Sesungguhnya, klaim sebagai orang zuhud yang berasal dari dirinya sendiri, justru mengeluarkan dirimu dari kezuhudan. Karena dengan cara itu, kamu telah menarik pujian dan sanjungan untuk dirimu.

Dari Ahmad bin Yunus al-yarbu’I diriwayatkan bahwa ia menceritakan, Mu’awiyah bin hafsh telah menceritakan kepada kami, dari Dawub bin Muhajir, dari Ibnu Muhairiz, bahwa ia pernah berkata kepada Fadhalah bin Ubaid, “Berikan wasiat kepadaku.” Beliau berkata, “Ada beberapa yang semoga Allah menjadikannya berguna buat dirimu. Kalau engkau bisa untuk tidak dikenal orang, maka usahakanlah. Kalau engkau mampu untuk hanya mendengar, tanpa berbicara, maka usahakanlah. Dan kalau engkau mampu hanya menghadiri majelis tanpa orang datang ke majelismu, maka usahakanlah. “

Dari seorang lelaki diriwayatkan bahwa ia menceritakan, “Aku pernah melihat bekas kegundahan di wajah Abu Abdullah (yakni Imam Ahmad) yang kala itu sedang disanjung seseorang. Orang itu berkata kepada beliau, “Semoga Allah memberimu pahala atas jasamu terhadap Islam.”. Beliau menjawab, “Justru Allah memberi Islam pahala karena jasanya terhadapku. Siapa dan apa kedudukanku?”

-meneladani akhlaq generasi terbaik, oleh Abdul Aziz bin Nashit al-julayyil & Baha’uddin bin Fatih uqail-

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)