curhatibu.com

Pesan untuk Anakku, Khaylila...

Iseng, nostalgia lagu Sheila on 7. 
Hehe... Gara-gara tadi waktu mindah-mindah channel TV, ada Dah*yat, and S07 lagi nongkrong buat nyanyi di situ..... inget zaman dulu...

Saya ambil satu lagu ya, tentang Khaylila's Song...:):):)
"Khaylila yang cantik, cepatlah kau besar
ajarkan dunia berbagi seperti yang ku ajarkan kepadamu. Khaylila yang mungil, bila kau jadi pemimpim. Berikan hak mereka, bebas dari rasa takut juga rasa tertindas

Dengan senyummu senjata membeku, tentara beryanyi ikuti tingkahmu
Tak ada lagi naluri menguasai perlahan berganti naluri berbagi...
Satu hal yang pasti ajarkan anak kita
Berbagi memberi lebih dari yang kita lakukan untuk saat ini"

Hehe...pesan yang bagus ya! Pesan untuk berbagi. Lihat saja.. Lihat saja sekarang negara kita (saja), nampaknya masih terlalu banyak orang yang sulitt sekali untuk berbagi. Di satu sisi, apartemen dibangun di mana-mana, pusat perbelanjaan menjadi hal wajib yang harus selalu dibangun. Rumah-rumah mewah ada di mana-mana meskipun isi nya hanya sang penjaga dan pembantu yang membersihkannya. Entah itu rumah ke berapa bagi sang pemilik. Ah, mereka membeli di sana sini karena mungkin takut suatu saat jatuh miskin. Mobil membanjir di kota. Macet menjadi akibatnya. 

Sayangnya, kemewahan itu sangat bertolak belakang dengan kondisi masyarakat di sekitarnya. Rumah, tak punya. Yang ada selama ini tinggal di sepetak kontrakan. Itupun dari kardus, atau tembok tak utuh. Ah, saat hujan, bisa dipastikan kebocoran di mana-mana. Belum lagi, kalau untuk kontrak saja tak bisa, kolong jembatan menjadi pilihan. Tak apalah bercampur sampah yang sering kali dibuang dari rumah-rumah dan mobil-mobil mewah itu. Belanja? Boro-boro untuk belanja, makan sehari hari saja susah. Satu atau dua kali makan sehari, itu sudah untung. Mall mungkin jadi tempat mencari nafkah. Siapa tahu ada yang butuh jasa payung, atau jasa membawa barang belanjaan mereka yang melimpah itu. 

Hei...mana lah jiwa berbagi itu? Mereka, orang kaya itu memakai baju, satu dua kali, kemudian tersimpan rapi di almari. Selanjutnya, pergi lagi ke mall untuk memborong puluhan baju, yang satu bijinya mencapai nilai jutaan. Ah, sepertinya cukup mereka memberi kaum du'afa satu helai saja baju mereka, kemudian dijual, pasti cukup mencukupi kebutuhan bulanan mereka. Atau paling tidak, bisa membelikan buku, sebijiiiii saja, untuk anak mereka yang seringkali merengek minta sekolah, minta belajar. 

Tak habis pikir, mereka, orang kaya yang tak pernah mengenal kata berbagi. Lupa dengan saudaranya! Lupa dengan manusia-manusia di sudut luar rumah gedongnya, yang tak lain sedang asyik mengais sisa makan siangnya, untuk makan anak istri mereka. Oh, apakah setragis ini?

Baiklah.. Tak akan cukup, yakin, tak akan cukup membahas tingkat sombong orang kaya yang selalu memikirkan kekayaannya. Selalu menengok ke atas. Ah, kalau saja boleh berdoa jelek, pasti orang-orang miskin itu akan mendoakan keburukan pada mereka. Tapi, masih syukur, mereka, para gelandangan dan orang miskin, lebih punya hati daripada mereka. Doa kebaikan selalu terucap, berharap orang kaya mau berbagi, bersedekah. Bukankah itu doa kebaikan? Didoakan si kaya mau besyukur dengan cara berbagi pada sesama. 

Hheu... 
Ini baru poin pertama dalam lagu So7 ini. Poin kedua? Tentang para pemimpin.  
"Khaylila yang mungil, bila kau jadi pemimpin, berikan hak mereka, bebas dari rasa takut juga rasa tertindas"

Sindiran bangettt ya.. (setidaknya, menurutku)
Berikan hak mereka, hak rakyat!
Jangan biarkan mereka (rakyat) ketakutan, terancam, tidak aman, dan lebih parah tertindas!

-menulis ini, jadi ingat apa yang dilakukan segelintir oknum wakil rak*at-
Boleh ya, ditulis di sini... (oke)
Banyak renovasi, rupanya. Renovasi ruang rapat, renovasi toilet, trus apa lagi? Membeli alat-alat fitness, pengharum ruangan, pengadaan kalender, apa lagi ya... hmm... Semoga itu saja.

Lalu apa masalahnya? Tak apa kah renovasi, toh butuh diperbaiki?

Hehe...boleh koq..siapa bilang tidak boleh. Yang menjadi masalah adalah, nilai yang terlalu fantastik dari setiap 'proyek' yang mereka (segelintir oknum) lakukan. Dan masalahnya lagi, saat ini, ada hal-hal yang lebih penting dilakukan, kawan! Lihat saja, jalan-jalan masih banyak kan, yang rusak! Gedung-gedung sekolah juga. Boro-boro hanya butuh renovasi, gedung itu sudah tidak layak pakai karena mau rubuh! Kelaparan, yakin sudah tidak ada? itu uang yang dipakai renovasi gedung wakil rakyat, uang siapa? Uang rakyat kan? Lalu, kalau mereka HANYA wakil, kenapa yang memakai untuk kepentingan yang TIDAK PRIORITAS? Itu uang dikumpulkan dari PAJAK, yang bayar RAKYAT, mereka TINGGAL PAKAI, mau FOYA-FOYA saja di atas PENDERITAAN rakyat!

Huh huhh huhh (nafas dulu...emosi critanya!)

Oke, kembali ke lagunya Sheila.. Dia ingin berpesan, agar anak-anaknya (generasi muda) mau berbagi, tidak seperti orang-orang yang tidak mau berbagi. Dia juga berpesan, agar generasi muda yang menjadi pemimpin, untuk tidak mencontoh (beberapa) pemimpin bangsa ini yang tidak bertanggungjawab, melainkan menjadi seorang pemimpin yang ngayomi, yang membebaskan rakyat dari rasa takut, tertindas dan teraniaya. Hehe... Demikianlah... sekilas tentang lagu sheila. Hmm..bagus juga ya isinya...!

_Semoga tulisan ini, menjadi pengingat khususnya untuk saya pribadi_

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)