curhatibu.com

Rawatlah lahan itu dengan tulus...

Sebenarnya, mereka dititipkan kepada saya. Dan saya, semestinya mampu menjaganya. Namun, sepertinya, kurangnya ilmu membuat saya tak telaten merawat mereka. 

Merawat? Berasa lagi merawat taman bunga atau kebun aja ya? Hmm.. Mungkin, bisa jadi demikian. 

Katakanlah kita sedang berkebun. Masing-masing tanaman punya karakternya. Misalnya saja, mengenai syarat tumbuhnya. Ada yang harus tumbuh pada ketinggian 300-600 m dpl, seperti cengkih,. atau dari 0-450m dpl seperti kelapa. Dan sebagainya. 

Jenis tanah tempatnya tumbuhpun berbeda-beda, ada yang bisa tumbuh di tanah aluvial, laterit, andosol, podsolik merah, tanah liat, berpasir, tanah berbatu, dan sebagainya. Ah, saya tidak akan membahas lebih lanjut tentang hal ini. Tentang berkebun begini, mungkin ada kawan lagi yang akan menjelaskan lebih dalam. Saya, hanya baca sekilas-sekilas saja lah. 

Yang pasti, inti yang ingin saya sampaikan, setiap tanaman memiliki syarat hidup sendiri, tempat tumbuh yang khas, cara penanganan yang tidak (selalu) sama dengan tanaman yang lain, serta mempunyai masa pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda-beda. 

Nah, menggunakan analogi ini (analogi?), bisa dikatakan, demikian pula 'merawat' manusia. Hmm.. Dan ilmu inilah yang belum saya miliki. Hheu... Padahal, saya telah mempunyai 'tanaman' dan harus merawatnya. 

(Hari ini isi tulisan saya koq renungan ya? Tak apalah... Setidaknya, masih mending saya mau merenung,,hihi)

Membaca blog milik kawan, di sana dia berkisah tentang binaannya. Dari kisahnya, saya tahu bahwa binaannya bukan orang biasa, dan sudah pasti (mungkin melalui tangannya) telah berhasil menjadi orang-orang yang keren (memenuhi 10 muwashafat lah), mendapat kepercayaan, amanah, dan sebagainya. Dan saya, belum bisa demikian. 

Mungkin kurang tulus. Kurang ikhlas. Kurang serius. Kurang peduli. Kurang peka. Kurang ilmu. 
Dan banyak kurang lainnya. Hingga akhirnya, mereka mungkin tak merasa nyaman dengan saya. 

Mungkin, saya juga kurang jujur menyampaikan ilmu. Sehingga sering itu berbalik menghujam saja, "mengapa kau tak melakukan apa yang kau katakan?", dan ternyata, ini pun berdampak pada mereka. 

Tak banyak yang kusampaikan, mungkin karena malas mencari tambahan kepahaman. Dan hal itu berdampak pula pada mereka. Mereka jadi malas-malasan hadir dalam majelis ilmu, bahkan dalam pertemuan pekanan kita. 

Mungkin, saya tak benar-benar menyayangi mereka? Tak benar-benar cinta pada mereka? Hingga penyampaian pun terkadang sekedar pemenuhan kewajiban pekanan? Bukan keinginan perbaikan besama, bukan keinginan pen-shalih-an masal.

Mungkin, saya tak benar-benar ikhlas menerima mereka. Dengan satu dua kali pengandaian mendapatkan lahan yang lain. Tak benar-benar ikhlas menerima pilihan Allah. Perasaan ketidak -pas-an , ketidak-cocok-an tak juga kunjung saya upayakan hilang. Dan ujunganya berdampak tidak saling menyatunya hati-hati kita. Bahkan kesedihan yang menimpa seorang, tak juga diketahui yang lain, pun oleh saya. 

Baiklah.. Tak cukupkah itu sebagai pelajaran? (Baru) satu lahan saya dapatkan, (sudah) tersiakan. Sekarang, jika diberikan lahan baru, akankah kau siakan (juga)? 

Semoga tidak. Saya bertekad pun tidak. Semoga. Karena cukuplah renungan satu dua hal di atas, membuatku tersadar, bahwa tidak ada yang namanya ketidakcocokan, ketidaknyamanan yang akhirnya membuat kita protes dengan lahan yang diberikan pada  kita untuk diolah. Itu semua terkait waktu. Karena tidak semua tanaman tumbuh panen bersama. Ada yang butuh sekian bulan, ada yang lebih lama. Begitu juga mereka. Ingatlah juga bahwa mereka bukan lah seorang yang sejenis. Perlakuan atas mereka tak harus melulu sama, karena pasti mereka tak akan mau menerimanya. Maka, tak perlu memaksakan. cukup lakukan dengan tulus, sebagaimana mereka seharusnya diperlakukan, karena keinginanmu untuk membuat mereka, yang kamu sayangi, menjadi sosok yang lebih baik... Hanya itu. Semoga Allah masih memberi kesempatan kita atas amanah sebuah (atau lebih) lahan, untuk kita kelola, bersama kita menghasilkan hasil yang terbaik nantinya... 

-lagilagi terinspirasi dari blog yang mengisahkan kehidupan binaannya. Saya? -

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)