curhatibu.com

Sekolah Strategi Indonesia dan .."Kamu nggak cinta lagi sama aku!"


"Informasi diolah di dalam pikiran dengan wujud yang sudah tidak utuh lagi. Tidak seperti semula"

Ah, masa’?! Gimana bisa?

Tentu saja bisa!
Karena pikiran manusia, secara otomatis, memiliki filter yang bisa mem-filter.

Perhatikan, ada 3 filter:

1. DELESI. Menghapus informasi yang tidak relevan.
    Contoh: Ada sms seperti ini:
    “.:Jarkom 3-ZzzUPER!:.
    Entah ini kabar sedih atau gembira...
    Ternyata....
    kuliah ABK BATAL lagi! Zzz.
    Ganti besok jm8, tempat sama.
    E, besok zangan lupa bawa uang 40rb buat
    bayar iuran kaoz kelaz ke Sandi!
    Nih murid teladan yg udah bayar ->
    doni, nuril, ando, fery, ferdi.
    .:Zalam Zzzuper zelalu!:.”

    Nah! Informasi apa yang Anda tangkap??

    Jangan diteruskan dulu. Baca ‘sms’ tadi sekali lagi.

    ...

    Apa? :)

    Hm. Biasanya, kebanyakan kita secara otomatis hanya akan membaca: “Kuliah ABK batal, diganti besok jam 8, tempat sama. Besok bawa uang kaos 40rb”.

    Betul, tidak?
    Betul. Karena itulah inti informasi yang penting bagi murid secara umum.

    Siapa yang peduli dengan “doni, nuril, ando, fery, ferdi” yang jadi ‘murid teladan yang sudah bayar uang kaos kelas’?
    Mungkin tidak ada. Karena informasi itu tidak relevan bagi siapapun. (kecuali bagi bendahara yang memang punya kepentingan).

    Lebih parah lagi, bagi murid yang saat itu sedang ada urusan penting--dan cuma fokus berharap kuliah batal--mungkin dia hanya akan membaca: “Kuliah ABK BATAL!”
    Mau diganti jam berapapun, atau bahkan tidak diganti, yang penting kuliah hari itu batal. Informasi yang lain menjadi tidak relevan, dan di-delete.

    Hal POSITIF dari delesi adalah: otak kita tidak kebanjiran informasi.
    Hal NEGATIF nya: bisa jadi informasi yang tidak relevan sekarang itu menjadi relevan—bahkan penting—di masa datang. Sehingga, kadang kita merasa, “Lho? Itu sudah pernah diberitahu ya?”


    2. GENERALISASI. Menganggap lawan bicara kita sudah tahu-sama-tahu. Atau, menyamaratakan respon pada hal-hal yang kita anggap mirip (padahal, mirip belum tentu persis sama).
       Contoh:
      • Semua anak laki-laki pasti bisa main bola
      • Semua perempuan harus bisa memasak
      • Semua penjahat bermuka seram
      Saat kita menemukan hal yang tidak sesuai dengan kata-kata di atas, sering kita maknai sebagai bentuk penyimpangan


      3. DISTORSI. Memaknai dengan berbeda-beda. Atau menghubung-hubungkan sesuatu yang sebenarnya tidak berhubungan, tidak logis.

        Contoh:
        A berkata kepada B: “Kamu nggak balas-balas smsku. Kamu nggak cinta lagi sama aku!”   #eaa 

        Yaa padahal belum tentu seperti itu. Mungkin si A memaknai cinta dengan kata-kata, sehingga inginsering mendapat sms atau telpon. Tapi si B, bisa jadi memaknai cinta dengan membuktikan ke perbuatan, sehingga tidak sms pun tidak masalah.

        Distorsi pemaknaan. Sekaligus hubungan yang tidak logis. Apa cinta hanya diukur dengan jumlah pulsa di henpon??

        Masih dalam bahasan distorsi, dalam suatu terapi yang bernama Cognitive Behavior Therapy (CBT, kita tidak akan membahasnya di sini), hubungan seperti itu diberi istilah mata rantai ABC.

        ●      Activating event. Kejadian yang mengaktivasi (memicu) timbulnya respon. Contoh: Teman kitaterlambat datang ke rapat.
        ●      Belief. Logika yg diyakini, seperti: “Jika A, maka pasti B”; atau “A sama dengan B”. Contoh: keyakinan “Terlambat datang rapat sama dengan tidak komitmen.”
        ●      Consequence . Konsekuensi atau respon yang diberikan. Contoh: Marah.

        Coba perhatikan!

        Memangnya apa hubungannya terlambat dengan tidak komitmen?!

        In a relationship? atau complicated? haha *bercanda :D

        Coba pikirkan....

        Apakah mungkin orang terlambat itu tetap komitmen?
        Apakah mungkin ada orang yang selalu tepat waktu namun dia tidak komitmen?

        Tentu saja, mungkin sekali!

        Nah, sekarang kita tahu bahwa bisa jadi ada mata rantai yang kurang rasional di sini *nunjuk kepala sendiri*. Tinggal kita belajar untuk memutusnya dan menyambungnya lagi dengan logika.  :)

        (diambil dari resume panitia)

        Post a Comment

        Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)