Hanya saja, aspek dominan ini sifatnya kontekstual. Untuk kejadian yang berbeda, bisa jadi tiap orang punya aspek dominan yang berbeda pula.
Si A, bisa saja sangat visual di masalah penampilan, sehingga dia suka melihat—dan juga memakai—pakaian yang warnanya serasi, suka melihat bangunan simetris, bahkan steak yang dihiasi mata kacang polong dan senyum irisan wortel!
Untuk masalah belajar atau menerima informasi, bisa saja si A menjadi sangat kinestetik. Cenderung ingin memperagakan atau diperagakan dulu.
Sedangkan si B, yang kinestetik dalam penampilan, yang penting pakaiannya terasa nyaman dipakai, yang penting kursinya nyaman untuk duduk, yang penting makanannya enak, bagaimanapun bentuknya! :D
Untuk belajar, mungkin si B dominan auditori. Sehingga, belajar dengan mengucapkan-mendengarkan lagi kata-kata yang ada di buku.
dan seterusnya...
Nah! Lalu, bagaimana cara supaya kita tahu aspek dominan dari lawan bicara kita??
Ada dua cara, yaitu VERBAL dan NON-Verbal.
Pertama
, kita bisa perhatikan pemilihan verb, predikat, kata kerja yang sering dipakai oleh lawan bicara.
Contoh kata predikat dalam konteks visual adalah melihat, kelihatan, memandang, masa depan yang cerah, jelas, hari ini warnanya biru, atau kata-kata lain yang sejenis itu.
Dalam konteks auditori adalah mendengar, terdengar, katanya, mendiskusikan, hari ini sunyi sekali,atau sejenisnya.
Dan dalam konteks kinestetik adalah membawa, merasakan, ide ini berlari-lari di kepalaku, hari ini hampa rasanya, berbau, atau sejenisnya.
Lalu, apa manfaatnya semua ini??
Aplikasi di kehidupan nyata, Anda bisa memakai frase-frase ini untuk lebih memahamkan ide Andake teman Anda. Misalnya:
V: Saya melihat masa depan perusahaan ini sangat cerah.
A: Saya bisa mendengar, beberapa tahun lagi, orang-orang ramai membicarakan perusahaan kita.
K: Saya merasakan perusahaan ini sedang berlari, sedangkan finish-nya tinggal sebentar lagi.
Taste
-nya beda, kan? Walaupun sebenarnya maknanya sama: perusahaan ini mempunyai masa depan yang menjanjikan. :)
Kedua
, kita bisa memperhatikan bahasa non-verbal, tepatnya, gerak bola mata. Ketika bola mata bergerak ke:
● Kanan atas, berarti dia sedang mengkonstruksi suatu visualisasi. Membayangkan/ membuat gambar baru di pikirannya (seperti saat kita disuruh membayangkan buaya dengan rok, payung, dan tas berbelanja di BP)
● Kiri atas, berarti dia sedang mengakses respon visualnya. Mengingat pengalaman yang pernah dia lihat. (yang ini saat kita mengingat2 wajah ibu)
● Kanan dan kiri sejajar, dia sedang mengakses respon auditorinya. Mengingat apa yang pernah dia dengar, atau membayangkan bunyi atau suara baru.
● Bawah, berarti dia sedang mengakses respon kinestetiknya. Mengingat atau membayangkan suatu perasaan tertentu dalam dirinya.
Nah, bagaimana aplikasi dan manfaat nyatanya?
Bisa kita perhatikan pada teman-teman kita pada saat rapat, misalnya. Ketika kita sedang menyampaikan ide-ide kita, lihat lah ke mana arah mata-mata itu pergi? hehe
Post a Comment