curhatibu.com

Sekolah Strategi Indonesia dan Lirikan Mata


Hai sobat2! (gaya Meisyi)


Masih di Basic Training,"komunikasi efektif" yang disampaikan oleh Pak Darmawan Aji, temennya Kang Asep.





Kali ini tentang 3 pembagian yg mungkin temen-temen udah tau. Tapi ternyata, penggunaannya bisa lebih luas lagi. Tepatnya, kita manfaatkan dalam komunikasi sehari-hari.





Apa itu? monggo disimak..





Setiap manusia menerima informasi dari 3 sumber besar yang berbeda:
    1. visual (melihat; gambar),
    2. auditori (mendengar; suara), dan
    3. kinestetik (meraba, mengecap, membaui; perasaan). Tapi, dari ketiga sumber informasi tersebut, selalu ada sumber yang paling dominan.





Hanya saja, aspek dominan ini sifatnya kontekstual. Untuk kejadian yang berbeda, bisa jadi tiap orang punya aspek dominan yang berbeda pula.





Si A, bisa saja sangat visual  di masalah penampilan, sehingga dia suka melihat—dan juga memakai—pakaian yang warnanya serasi, suka melihat bangunan simetris, bahkan steak yang dihiasi mata kacang polong dan senyum irisan wortel!





Untuk masalah belajar atau menerima informasi, bisa saja si A menjadi sangat kinestetik. Cenderung ingin memperagakan atau diperagakan dulu.





Sedangkan si B, yang kinestetik dalam penampilan, yang penting pakaiannya terasa nyaman dipakai, yang penting kursinya nyaman untuk duduk, yang penting makanannya enak, bagaimanapun bentuknya! :D





Untuk belajar, mungkin si B dominan auditori. Sehingga, belajar dengan mengucapkan-mendengarkan lagi kata-kata yang ada di buku.





dan seterusnya...








Nah! Lalu, bagaimana cara supaya kita tahu aspek dominan dari lawan bicara kita??





Ada dua cara, yaitu VERBAL dan NON-Verbal.





Pertama
, kita bisa perhatikan pemilihan verb, predikat, kata kerja yang sering dipakai oleh lawan bicara.




Contoh kata predikat dalam konteks visual adalah melihat, kelihatan, memandang, masa depan yang cerah, jelas, hari ini warnanya biru, atau kata-kata lain yang sejenis itu.





Dalam konteks auditori adalah mendengar, terdengar, katanya, mendiskusikan, hari ini sunyi sekali,atau sejenisnya.





Dan dalam konteks kinestetik adalah membawa, merasakan, ide ini berlari-lari di kepalaku, hari ini hampa rasanya, berbau, atau sejenisnya.





Lalu, apa manfaatnya semua ini??





Aplikasi di kehidupan nyata, Anda bisa memakai frase-frase ini untuk lebih memahamkan ide Andake teman Anda. Misalnya:





V: Saya melihat masa depan perusahaan ini sangat cerah.





A: Saya bisa mendengar, beberapa tahun lagi, orang-orang ramai membicarakan perusahaan kita.





K: Saya merasakan perusahaan ini sedang berlari, sedangkan finish-nya tinggal sebentar lagi.





Taste
-nya beda, kan? Walaupun sebenarnya maknanya sama: perusahaan ini mempunyai masa depan yang menjanjikan. :)







Kedua
, kita bisa memperhatikan bahasa non-verbal, tepatnya, gerak bola mata. Ketika bola mata bergerak ke:

●        Kanan atas, berarti dia sedang mengkonstruksi suatu visualisasi. Membayangkan/ membuat gambar baru di pikirannya (seperti saat kita disuruh membayangkan buaya dengan rok, payung, dan tas berbelanja di BP)





●        Kiri atas, berarti dia sedang mengakses respon visualnya. Mengingat pengalaman yang pernah dia lihat. (yang ini saat kita mengingat2 wajah ibu)





●        Kanan dan kiri sejajar, dia sedang mengakses respon auditorinya. Mengingat apa yang pernah dia dengar, atau membayangkan bunyi atau suara baru.





●        Bawah, berarti dia sedang mengakses respon kinestetiknya. Mengingat atau membayangkan suatu perasaan tertentu dalam dirinya.





Nah, bagaimana aplikasi dan manfaat nyatanya?





Bisa kita perhatikan pada teman-teman kita pada saat rapat, misalnya. Ketika kita sedang menyampaikan ide-ide kita, lihat lah ke mana arah mata-mata itu pergi? hehe



    • Ke kanan atas -> mungkin ide Anda belum jelas, sehingga harus di-create dulu gambarnya seperti apa. Maka, coba ulangi lagi sampaikan ide itu. Coba dengan gambar, bagan, atau peraga dengan jari-jari.
    • Ke kiri atas -> nah, ini berarti teman Anda sudah punya gambaran tentang ide Anda. Anda bisa katakan, “Berarti, sudah tau gambarannya kan? ”
    • Ke tengah -> mungkin suara Anda kurang keras, atau sekitar Anda terlalu ramai. Maka, bisa Anda minta supaya teman-teman tidak gaduh dan menyimak.
    • Ke bawah -> mungkin teman Anda punya kaitan rasa, emosional, dengan hal yang serupa dengan ide Anda. Bisa suatu hal yang menyenangkan, atau, jika teman Anda tidak tersenyum, mungkin juga suatu trauma. Maka, Anda bisa tanyakan, “Bagaimana? Apakah rasanya ide ini bisa berhasil? Sepertinya kamu punya saran (atau kritik, mungkin).”





Begitu!





Sebenarnya, tidak ada komunikasi yang sulit. Yang ada hanya komunikator yang tidak fleksibel.





Apa pentingnya komunikasi yang fleksibel? coba rasakan sendiri :))

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)