curhatibu.com

Sekolah Strategi Indonesia dan The President Maker (3)


Maaf kalau tadi saya nulis kalau "kebanyakan mahasiswa Indonesia itu nggak biasa ‘sell yourself’"

Tapi memang begitulah kenyataannya, kata Pak Bambang. Kalau dosen bertanya ke mahasiswanya, maka hampir seluruhnya akan tersenyum sambil menunduk malu. Mesam-mesem. Padahal kalo dipaksa jawab, jawabannya ga sedikit yang brilliant.

Untuk menebus sindiran itu, izinkan saya menulis (ulang) apa yang disampaikan pembicara kita, tentang potensi kita, Bangsa Indonesia.

Pada buku Atlantis: The Lost Continent Finally Found, dan Eden in the East: The Drowned Continent of Southeast Asia,
terdapat sebuah argumentasi bahwa nusantara kita, Indonesia, sebenarnya adalah pusat peradaban dunia di masa lampau.
Hal ini disebabkan oleh letak geografis Indonesia yang berada di garis khatulistiwa, sehingga masih bisa ditinggali manusia ketika dahulu dunia berada pada zaman es. Ketika gunung vulkanik terbesar saat itu meletus (yang ternyata adalah Gunung Toba yang setelah meletus, sekarang menjadi danau Toba), akhirnya panas di dalam bumi berputar di bawah permukaan dataran lain. Es yang tadinya menutupi sebagian besar bumi, akhirnya mencair, dan airnya menenggelamkan beberapa dataran yang sangat rendah di Indonesia. Itulah salah satu teori tentang penyebab Indonesia menjadi negara kepulauan saat ini.

Selanjutnya, karena banjir bandang lelehan es itu, penduduk Indonesia banyak berpindah dan menyebar ke wilayah-wilayah lain di seluruh dunia. Hal ini lah yang menyebabkan miripnya struktur wajah orang Indonesia dengan struktur wajah banyak negara lain.

Terhadap kedua pendapat di atas, semua pembaca boleh memilih untuk percaya atau tidak. Bagi yang tidak percaya, tidak mengapa. Bagi yang setuju, setidaknya itu bisa menambah kepede-an, merasa sebagai bangsa yang paling maju di antara bangsa-bangsa lain!

*kalau saya sih percaya, dari dulu saya merasa paling susah nonton film barat, korea, china, atau yang lain. Tokohnya semua mirip. Kalau film Indonesia, wajah pemerannya beragam sangat*

Kalau cerita Pak Bambang, beda lagi. Sewaktu di Australia dan Amerika, beliau pernah dikira orang Brazil dan Spanyol. haha


Begitulah teman-teman. Kita ini bangsa keren! Percayalah

(diambil dari resume panitia SSI)

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)