curhatibu.com

Bala Hasad

Nabi bersabda, "Telah menjalar kepada kalian penyakit umat2 terdahulu, yaitu hasad dan kebencian. Dan kebencian ialah pemangkas agama. Dan demi Dzat yang jiwa Muhammad di tanganNya, tidak akan beriman hingga kalian saling mencintai. Apakah kalian tidak ingin aku beritahukan tentang sesuatu sekiranya kalian lakukan, kalian akan saling mencintai. Yaitu tebarkanlah salam." (At Tirmidzi, Ahmad, dll)

Hasad adalah penyakit hati. Ia adalah penyakit yang pertama kali muncul di alam makhluk, yaitu yang menjadikan Iblis keluar dari surga. Hasad adalah dosa yang pertama kali terjadi antara anak manusia, yaitu anak Adam As. Hasad adalah penyakit hati yang sulit dibuang. Hasad adalah penyakit yang tidak ada untungnya, bagi si pelaku. Orang yang hasad adalah orang yang melempar batu kepada orang lain, tetapi justru batu itu terkena dirinya sendiri.Hasad memakan kebaikan, sebagaimana api membakar kayu. 

Seorang muslim yang ingin menyempurnakan dirinya dengan norma Islam, maka ia akan berusaha bertaqwa kepada Allah Swt. Bertaqwa adalah membuang semua penyakit hati yang ada dalam qalbu, dan mengisinya dengan nilai-nilai Islam. Penyakit hati yang dibuang adalah iri, dengki, hasad, dsb. Nilai Islam adalah saling bersilaturahim, berlemah lembut, khusnudhan, dsb. Sungguh, penyakit hati datang ke dalam hati karena kekosongan hati dari ketaqwaan. Jika ia telah dipenuhi ketaqwaan, maka tentu penyakit hati tak akan lagi mengisinya. 

Sungguh, perumpamaan seorang mukmin kepada saudaranya mukmin di dalam tolong menolong dan kelemahlembutannya adalah bagaikan satu tubuh. Jika satu bagian sakit, begitu yang dirasakan bagian yang lain. Mengapa demikian? Karena seorang muslim itu berpikir bukan pada hal yang sempit, melainkan pada yang luas. 

"Berlemahlembutlah kalian hai sesama kaum mukmin, kepada pengampunan pada Allah dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi."

Munculnya penyakit hati (dengki, iri, hasad, benci) adalah karena kita berebut sesuatu yang sempit, bukan sesuatu yang besar yaitu pengampunan Allah dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi.

Ingat bulan purnama? Tak akan ada yang hasad, karena semua orang bisa melihat. Begitulah pengampunan Allah, dan surgaNya. 

Sungguh, kalian akan melihat Rabb kalian dengan mata telanjang, sebagaimana kalian melihat bulan purnama. 

Hasad itu muncul dari perasaan seseorang bahwa sesuatu yang dituju itu menyisakan satu kemenangan. Maka mereka berlawan-an memperolehnya, menjadi rival, dan tak tersampaikan secara dzahir.

Hasad itu adalah marah yang terpendam di dalam hati yang tidak bisa kita lampiaskan kepada yang bersangkutan.

Begitu yang terjadi dengan iblis. Ia merasa ketika ada Adam, ia tidak akan lagi mendapat kasih sayang Allah. Maka ia mencari alasan agar hasad yang dirasakan itu legal/dibenarkan Allah padanya, "Aku lebih baik dari nya, Allah.. Kau ciptakan aku dari api, dan engkau ciptakan ia dari tanah!". Ia tak mau bersujud pada Adam. Alasan itu hanya di-ada-adakan oleh iblis. Tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Ia tidak tau bahwa tanah itu adalah lebih baik (membangun), daripada api yang membakar (menghancurkan). Tabiat tanah adalah dingin, tabiat api adalah panas.

Berkata para ulama tentang hasad, yaitu ibnu Sirin, "Aku tidak pernah hasad pada seseorang atas perkara dunia. Karena jika seandainya dia penduduk surga, bagaimana aku iri padanya. Tapi seandainya orang yang aku hasadkan itu adalah penduduk neraka, bagaimana aku hasadkan pada perkara dunianya, sedangkan ia akan pergi ke neraka"

SEBAB HASAD
Hasad itu adalah bawaan tiap manusia. Akan tetapi, orang yang berbudi pekerti menyembunyikannya, sedang orang tercela akan menampakkan hasad itu. Asal usul hasad itu adalah kecintaan untuk disebut-sebut orang, dan diri tidak ingin ada orang yang sejenis dengannya yang akan mengalahkan ketinggian dirinya. Jiwa ingin semua orang selainnya ada di bawahnya. Maksimal, setara dengannya. Tidak boleh lebih baik darinya. 

Kebencian dan Permusuhan
Jika seseorang sudah membenci seseorang, maka tidak ada pekerjaan orang tersebut yang baik di matanya. Semua darinya adalah keburukan. Hal ini akan mengakibatkan hasad.Hal ini nampak dari ucapan, pandangan, dan kegiatan kesehariannya. "Hai orang beriman, janganlah kalian membenci suatu kaum, kalian tak bisa berbuat adil!"
Sombong
Ketika seseorang adalah kawan sejawat, dan dia tidak tahan jika kawan tersebut mengalahkan/mengaturnya nanti, ia tidak rela. Hasad yang timbul ini muncul dengan "Jika saya tidak hasad, maka ia akan tenggelam olehnya!"

Ujub/Merasa Besar Diri

Menginginkan Kepemimpinan
Memperebutkan hal yang sempit. Kita tidak rela orang lain akan mendapatkannya. Seorang pedagang akan iri dengan pedagang lain jika melihat untung yang didapat yang lain lebih besar. Ia merasa bahwa semestinya dialah yang harus mendapat lebih. Ia ingin meraih kepemimpinan dalam profesinya itu. Ini pula yang terjadi antara Rasul dan orang Quraisy. Begitu pula yang terjadi dengan orang Yahudi, yang tidak ingin kepemimpinan berada pada orang non-Yahudi, yaitu Muhammad.
Buruknya Jiwa
Ada orang yang jiwanya kerdil. Pandangannya selalu penuh dengan hasad. Hasadnya muncul dari keburukan hatinya. 

Bakhil
Orang yang bakhil adalah orang yang bakhil terhadap hartanya. lalu ada juga orang yang bakhil terhadap harta orang lain. Misal, dia tidak rela ada orang dermawan yang membagi-bagikan hartanya kepada orang miskin. Contoh lain, dia marah-marah jika ada orang kaya membagi-bagikan buka bersama satu kampung. Contoh yang tidak tampak, misalnya seorang yang memberikan sesuatu kepada seorang yang selevel dengannya. Dia tidak rela dengan harta orang lain. Hal inilah hasad itu.

MENGOBATI HASAD

Belajarlah RIDHA dengan Qadha-Qadar Allah Swt. Bahwa setiap kita telah diberikan rizki masing-masing. Ridha ini adalah menerima bahwa semua yang terjadi adalah sebab untuk menjalankan takdir Allah. Contoh : Hari ini dia mendapat 10000, tetangganya mendapat 100000. Ia tidak mengatakan, "Ya begitu lah, dia kan fokus, saya tidak..." dan seterusnya. Contoh lain : seorang rajin, sudah berletih-letih, kita juga lebih letih, tapi untung yang diperoleh sama. Maka kita harus ridha. 

Bagaimana supaya ridha? Berdoalah, "Ya Allah, ridhakanlah aku dengan takdir-Mu..."

"Ya Allah sesungguhnya aku mengeluhkan pada Engkau lemahnya kekuatanku. Dan aku mengadukan kepada Engkau dengan sedikitnya upayaku. Dan rendahnya pandangan manusia kepadaku. Akan tetapi, walaupun itu yang terjadi, manusia memandang rendah padaku, sekiranya Engkau tidak murka padaku. Engkau ridha padaku."

ZUHUD dengan DUNIA
Alihkan perhatian kita pada akhirat. Tanda orang zuhud adalah menjauhi dunia yang menipu, dan sudah merasa akan pulang ke kampung akhirat. Ketika orang beruntung/kaya, ya kaya lah, terserah, bagi orang yang zuhud sudah hambar. Yang ada dalam pikirannya adalah berapa ayat yang telah dibaca, berapa hadis yang sudah ditelaah, bagaimana perhatian pada suaminya, target mendapat ridha Allah, dsb. Maka, sering-seringlah baca buku tentang akhirat, orang shaleh, tentang surga, neraka, dsb.

MENGANALISA hasad tersebut
Pikirkan, kenapa kita hasad pada orang tersebut? Misalnya karena kekayaan. Kita pikirkan, "Darimana ia bisa kaya? Lihat kesedihan yang dia rasakan!". Misal : karena piutangnya belum juga dilunasi, ia sempat stres; karena cek yang ditandatangani ternyata palsu, maka ia hampir bunuh diri, dst.

Bawalah diri kita pada hal yang luas, bukan sesempit kehidupan dunia. Yaitu, SURGA dan Pengampunan Allah.

Mengapa ulama yang shaleh tidak pernah ada hasad dalam hatinya? Karena yang mereka perebutkan adalah pengampunan Allah dan Surga yang sedemikian luas. 

Ingatkah kisah seorang penduduk surga, yang disebut Rasulullah, sedang detak jantung dan nafasnya masih bersandar di bumi? Apakah amalan orang tersebut? Senantiasa membersihkan hatinya dari hasad terhadap sesama muslim, sebelum ia tidur setiap harinya.

"Tidak ada amalan yang bisa kubanggakan di hadapan Allah, kecuali satu, Demi Allah, setiap saya hendak tidur, saya periksa diri saya. Saya periksa batin dan hati saya, kiranya saya dapatkan hati saya tidak pernah merasakan sedikitpun kebencian dan kedengkian terhadap seorang muslim-pun, dari sesuatu yang telah Allah berikan padanya"

(Resume Kajian Ust. Armen Halim Naro)

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)